Sabtu, 20 Juni 2020

Protokol Kesehatan Kemenkes Anjurkan Jarak Aman 20 Meter Saat Bersepeda

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengeluarkan protokol kesehatan saat beraktivitas di fasilitas umum. Di antaranya mencakup panduan menjaga jarak saat berolahraga.
Secara umum, Kemenkes pada masa pandemi virus Corona COVID-19 menganjurkan olahraga untuk meningkatkan data tahan tubuh dan mengendalikan faktor risiko penyakit. Untuk olahragawan, latihan fisik juga harus tetap dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi.

Selain mengharuskan tetap pakai masker saat melakukan olahraga dengan intensitas ringan dan sedang, Kemenkes juga menganjurkan untuk saling jaga jarak. Pengaturan jarak aman menurut panduan tersebut adalah sebagai berikut:

Olahraga yang dilakukan tanpa berpindah tempat atau olahraga yang dilakukan dengan posisi sejajar minimal 2 meter dengan orang lain.
Jalan kaki dengan jarak kurang lebih 5 meter dengan orang di depannya.
Berlari dengan jarak kurang lebih 10 meter dengan orang di depannya.
Bersepeda dengan jarak kurang lebih 20 meter dengan orang di depannya.
Protokol kesehatan ini juga menganjurkan untuk menghindari olahraga yang membutuhkan kontak fisik. Penggunaan alat olahraga secara bersama-sama juga harus dihindari.

Vaksin Corona Tersedia Akhir Tahun, Tiga Kelompok Rentan Diprioritaskan

Diperkirakan 2 miliar dosis vaksin virus Corona COVID-19 akan tersedia pada akhir tahun. Tiga kelompok rentan akan mendapat prioritas.
Ketiganya adalah:

Pekerja dengan keterpaparan tinggi seperti tenaga medis dan polisi
Kelompok rentan seperti lansia dan pengidap diabetes
Kelompok yang tinggal di lingkungan dengan risiko penularan tinggi.
"Anda harus memulai dengan yang paling rentan dan secara progresif memvaksin lebih banyak orang," kata ilmuwan organisasi kesehatan dunia (WHO), Soumya Swaminathan, dikutip dari Medicalexpress.

Swaminathan memperkirakan saat ini ada lebih dari 200 kandidat vaksin virus Corona yang tengah dikembangkan. Termasuk di antaranya, 10 kandidat yang tengah diuji coba pada manusia.

Ilmuwan juga telah menganalisis 40 ribu sekuens virus Corona. Mutasi virus ini diyakini lebih sedikit dibanding influenza dan belum bermutasi di area yang mengubah tingkat keparahan penyakit maupun respons imunitas.

Tak Bisa Lagi Pura-pura, Orgasme Kini Bisa Divalidasi dengan Alat

Sebuah perusahaan mengembangkan algoritma yang bisa memastikan seseorang benar-benar orgasme atau cuma pura-pura. Algoritma ini dikembangkan untuk menguji produk-produk sextoys.
Dikembangkan oleh Relida Limited, sebuah perusahaan berbasis Cyprus, algoritma ini diklaim bisa memvalidasi 86 persen orgasme pada wanita.

Dalam sebuah slide presentasi yang beredar di media sosial, perusahaan ini membeberkan sejumlah statistik tentang kecenderungan pura-pura orgasme. Selama ini, tidak ada cara yang bisa diandalkan untuk memastikan apakah seseorang benar-benar orgasme.

Algoritma yang dikembangkan berbasis penelitian sebelumnya yang mengungkap perubahan denyut nadi atau heart rate yang terjadi saat orgasme.

"Orgasme bisa diidentifikasi dengan denyut nadi karena ada pola spesifik saat mencapai klimaks," kata perusahaan tersebut, dikutip dari BBC.

Menurut perusahaan tersebut, algoritma ini sebenarnya belum selesai dikembangkan. Namun seorang brand manager di sebuah perusahaan sextoy membocorkannya di Twitter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar