Senin, 17 Februari 2020

Ini Rekomendasi Tempat Wisata Wajib di Tambrauw, Papua Barat

Selain Raja Ampat, Papua Barat punya Kabupaten Tambrauw yang tak kalah eksotis. Alam dan budayanya juara, ini aneka tempat wisata wajib di Tambrauw.

Kabupaten Tambrauw di Papua Barat, menjadi daerah pertama dalam daftar pers tour Kemenpar 2019. Sudah bangun akses untuk dijangkau, Tambrauw buka diri untuk pariwisata.

"Surga dimulai dari Tambrauw. Tambrauw tidak kalah dengan Raja Ampat, ada banyak hal yang ditawarkan. Mulai dari budaya sampai alam," ujar Gabriel Asem, Bupati Tambrauw, Selasa (5/3/2019) di Pantai Kampung Sauorian, Tambrauw.

Ini dia rekomendasinya:

1. Air Terjun Anenderat

Benar saja. Alam Tambrauw yang indah sayang untuk dilewatkan dari bucket list traveler. Dimulai dari alamnya, Tambrauw punya Air Terjun Anenderat yang sangat cantik di daerah Miah.

2. Bukit Sontiri

Kemudian ada Bukit Sontiri yang punya sarang laba-laba setiap pagi di Kebar. Dekat Bukit Sontiri, traveler bisa berendam di pemandian air panas alami.

3. Pulau Dua

Untuk traveler yang butuh vitamin sea, ada Pulau Dua yang harus dikunjungi. Selain punya pantai cantik dan taman laut, Pulau Dua menyiapkan taman laut dan ombak terbaik dari Samudera Pasifik bagi pecinta surfing.

4. Peninggalan PD II

Yang tidak ada duanya, Tambrauw pernah menjadi pangkalan militer Amerika Serikat saat Perang Dunia II. Peninggalan berupa tank dan pesawat tempur ada di bawah laut Pulau Dua dalam bentuk wreck. Pecinta diving siap-siap dibuat kagum dengan wreck ini.

Selain dalam bentuk wreck, tank dan helikopter juga ada di dalam hutan Tambrauw. Hanya 30 menit dari Kota Tambrauw, traveler bisa treking melihat bangkai tank milik sekutu.

5. Burung Cendrawasih

Belum lengkap liburan ke Papua kalau tidak lihat burung cendrawasih. Aneka jenis cendrawasih khas Tambrauw bisa traveler nikmati dalam wisata bird watching.

"Bukan cuma cendrawasih, Tambrauw juga punya kangguru pohon. Ada banyak jenisnya dari yang kecil sampai agak besar," ujar Gabriel.

6. Pantai Jeen Wowom

Jangan buru-buru pulang kalau sudah di Tambrauw. Sempatkan diri mampir ke Pantai Jeen Womom atau dikenal dengan nama Pantai Batu Rumah. Pantai ini menjadi rumah bagi penyu-penyu belimbing yang langka untuk bertelur.

Banyak sekali kan? Rupanya Kabupaten Tambrauw berkomitmen untuk memajukan wisata ecotourism atau pariwisata yang konservatif.

"Alam itu sebagai ibu yang harus di jaga. Sehingga ke depannya, pariwisata juga memberikan hasil baik kepada masyarakat Tambrauw," jelas Gabriel.

Hunian Hotel di Bromo Saat Nyepi Menurun

Kawasan Bromo relatif ditutup karena umat Hindu Tengger merayakan Hari Raya Nyepi. Tingkat hunian hotel pun menurun.

Okupansi hotel di kawasan Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo menurun drastis saat pelaksanaan Nyepi tahun ini. Ditutupnya tempat wisata di Probolinggo seperti objek wisata Gunung Bromo dan perkampungan Hindu Suku Tengger disebut menjadi penyebab menurunnya kunjungan wisatawan.

Salah satunya seperti di Hotel Yoschi, Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura. Kondisi hotel setempat, nampak lengang dari aktivitas wisatawan. Resepsionis hotel, Widodo mengatakan dari sekitar 80 kamar di hotel setempat, hanya 7 kamar dihuni pengunjung yang merupakan wisatawan asing.

Menurut Widodo, menurunnya hunian hotel tidak menjadi masalah karena sudah menjadi kesepakatan bersama, antara Muspika pengelola hotel dan Persatuan Umat Hindu Tengger, terkait Hari Raya Nyepi.

"Nggak ada masalah meski menurun Pak, Nyepi kan hanya berlaku 24 jam. Weekend nanti, pengunjung pasti naik lagi," jelasnya, Kamis (7/3/2019).

Selama Nyepi, wisatawan asing sendiri hanya beraktivitas di dalam hotel tempat menginapnya, setelah ada imbuan agar turis tidak beraktivitas di luar.

Seperti yang dilakukan Pertip, turis asing asal Pakistan. Ia mengatakan, lebih memilih berada di dalam hotel untuk menghormati umat Hindu Tengger, yang tengah melaksanakan Nyepi.

Bhertip kagum dengan sikap toleransi antar umat beragama Indonesia yang ada di Sukapura, khususnya perkampungan Suku Tengger. Antara warga Muslim dan Hindu, bisa harmonis tanpa ada selisih apapun.

Pertip pun mengaku baru tahu, jika Nyepi tidak boleh ada api, tidak boleh bekerja atau beraktivitas. Tidak boleh bepergian dan tidak boleh bersuara, serta puasa 24 jam.

"Saya kagum dengan kondisi masyarakat di Tengger, karena mereka bisa hidup harmonis antara Muslim dan Hindu ketika Nyepi," jelas Bhertip.

Sebagai informasi, pelaksanaan Hari Raya Nyepi akan berlangsung selama 24 jam, sejak Kamis pagi 05.00 WIB hingga Jumat pukul 05.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar