Sepasang kekasih diselamatkan dari pedalaman Australia setelah menulis kata 'HELP' di lumpur. Kata bermakna permintaan tolong inilah yang menarik perhatian kru pencari.
Colen Nulgit (20) dan pacarnya Shantelle Johnson (18) pergi memancing pada hari Minggu di sungai di Taman Nasional Keep River di Wilayah Utara dekat perbatasan dengan Australia Barat. Ada buaya air asin di semua saluran air atau sungai di sekitar taman, menurut pemerintah Northern Territory.
Tetapi Nulgit mengatakan, di hari mereka memancing berubah menjadi tempat menginap semalam. Mereka tidak bisa tidur karena kendaraannya terjebak dalam lumpur.
Dilansir CNN Travel, Kamis (25/4/2019), Nulgit mengatakan mereka telah melihat jejak buaya di daerah itu sebelumnya. Dan, ketika air naik dan matahari terbenam, mereka semakin takut tersapu oleh gelombang besar atau diserang oleh buaya atau dingo.
"Buaya-buaya di sini, mereka tidak takut pada manusia, mereka tidak takut pada apa pun. Makanan makanan untuk mereka. Apa pun itu jenisnya," katanya.
Di kota asal mereka Kununurra, 1,5 jam berkendara dari taman nasional itu, ibu Johnson menelepon polisi ketika mereka tidak bisa kembali malam itu. Lalu, Nulgit mengatakan mereka meringkuk di bawah selembar kain di dalam mobil, tidak bisa tidur.
Mereka menulis kata 'HELP' dalam huruf kapital yang besar di lumpur kering dengan tiang pagar sekitar pukul 04.00, Senin (15/4). Mereka berharap dapat menarik perhatian dari pesawat yang lewat.
Namun Nulgit mengaku khawatir jika terdampar untuk waktu yang lama. Beruntung, polisi Kununurra mengoordinasikan sebuah kelompok pencarian menggunakan sebuah pesawat dari perusahaan setempat untuk menemukan pasangan itu.
Nulgit mengatakan dia dan Johnson menyalakan api setelah mereka mendengar pesawat untuk membantu menarik perhatian. Setelah 26 jam, mereka akhirnya selamat!
"Jika mereka tidak menyalakan api dan memberi tahu anggota keluarga perincian kapan mereka berangkat dan perkiraan waktu pulang, pasangan itu mungkin belum ditemukan," kata polisi itu dalam sebuah pernyataan.
Nulgit mengatakan petualangan itu tidak akan menghalangi mereka untuk bertualang lagi. Di lain hari mereka harus memiliki peralatan yang belum dimiliki sebelumnya.
"Saya hanya bersyukur untuk semua orang yang datang membantu dan keluar untuk mencari kami. Kita beruntung selamat dan keluar dari itu," katanya.
Pohon Kambing Maroko yang Ikonik, Ternyata Bohongan?
Ada yang ikonik di Maroko, namanya pohon kambing. Tapi ternyata, fenomena rumornya hanya tipuan untuk menarik wisatawan.
Diintip detikcom dari berbagai sumber, Kamis (25/4/2019) fenomena pohon kambing sebenarnya hal yang biasa. Maroko punya pohon argan yang menghasilkan buah manis untuk dimakan oleh kambing.
Sesekali, kambing akan naik ke pohon untuk makan buah argan. Hal ini menjadi menarik dimata wisatawan, bahkan ikonik.
Akhirnya banyak wisatawan yang berburu foto dengan kambing di pohon argan. Melihat ini sebagai peluang bisnis, para peternak di Maroko pun mengambil kesempatan ini, seperti yang diselidiki oleh fotografer Aaron Gekoski.
Para peternak akan membawa kambing-kambinng muda untuk diletakkan di pohon argan. Satu-satu di setiap cabang, pohon argan tampak sangat menarik bagi wisatawan.
Peternak akan menunggu di bawah pohon dan membujuk wisatawan untuk berfoto dengan pohon kambing. Setelah itu, wisatawan akan diminta untuk membayar atraksi wisata tersebut.
Semakin banyak turis yang datang, peternak Maroko pun semakin kecanduan. Batang pohon argan diikat sehingga menjadi pijakan bagi kambing.
Kambing-kambing akan mulai diletakkan dari pagi sampai sore. Kadang para peternak akan membuat shift untuk menukar kambing yang kelelahan dengan yang baru.
Itu pun kalau sudah jatuh, baru diganti kambing yang baru. Kalau sial, kambing ini harus berdiri seharian di batang argan. Kasihan ya...
Hasilnya, banyak kambing yang stress dan kurus. Belum lagi diperparah dengan banyaknya wisatawan yang hilir mudik.
Kambing-kambing ini tidak mencari makan karena harus berdiri seharian di atas pohon. Sekali lagi, hanya untuk menarik wisatawan yang datang ke Rabat.
Belum lagi, ada kerugian yang dihasilkan karena meletakkan kambing di pohon argan. Kuku-kuku kambing yang berdiri seharian juga dinilai merusak cabang pohon argan.
Mengetahui hal ini, banyak aktivis yang mulai buka suara. Atraksi wisata ini dinilai kejam dan mengeksploitasi hewan. Bagaimana menurutmu, traveler?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar