Jumat, 19 Juni 2020

Tenaga Kesehatan Kurang Masker, WHO Minta Industri Tingkatkan Produksi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Selasa (3/3/2020) mengakui adanya krisis alat pelindung diri seperti masker, respirator, kacamata, pelindung wajah, dan gaun medis. Hal ini akibat kepanikan masyarakat global yang memborong alat di tengah wabah virus corona COVID-19.
Dampaknya tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan profesi medis lain yang sebetulnya paling membutuhkan alat pelindung tersebut jadi tak kebagian. WHO memprediksi minimal dibutuhkan sekitar 89 juta masker setiap bulan untuk merespons wabah COVID-19.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengimbau industri dan pemerintah negara-negara membantu mengatasi hal tersebut dengan meningkatkan produksi alat pelindung hingga 40%. WHO sendiri mengaku sudah berusaha mengirimkan bantuan setengah juga set alat pelindung ke 47 negara yang dinilai paling membutuhkan.

"Tanpa sumber pasokan (alat kesehatan -red) yang aman, ada risiko nyata untuk petugas kesehatan di seluruh dunia. Industri dan pemerintah harus bertindak cepat meningkatkan pasokan, mempermudah ekspor, dan memberlakukan langkah-langkah untuk menghentikan spekulasi serta penimbunan," kata Tedros seperti dikutip dari situs resmi WHO, Rabu (4/3/2020).

"Kita tidak bisa menghentikan wabah COVID-19 tanpa melindungi tenaga kesehatan terlebih dahulu," pungkasnya.

Total 5.000 Kasus Covid-19, RS di Korea Selatan Kehabisan Tempat Tidur

Salah satu negara di Asia yang terkena dampak terburuk Covid-19 adalah Korea Selatan. Saat ini di Negara Ginseng tersebut semakin banyak warga yang positif Covid-19.
Virus ini sangat cepat menyebar di seluruh negara. Dilaporkan oleh Today Online, pada Rabu (4/3) tercatat lebih dari 516 kasus baru virus corona di Korsel dengan jumlah keseluruhan saat ini mencapai 5.328 dan 32 kematian.

"Kami membutuhkan langkah-langkah khusus di saat darurat seperti ini," sebut Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun, dalam sebuah pertemuan.

Rumah sakit di daerah paling terdampak, Daegu, disebut hampir kekurangan sumber daya. Lebih dari 2,300 pasien masih menunggu untuk dirawat di rumah sakit.

Presiden Korea, Moon Jae In, telah menyatakan sikap 'perang' terhadap virus tersebut. Memohon maaf atas kekurangan masker dan menjanjikan dukungan untuk usaha kecil yang terdampak akibat Covid-19.

100 Persen Pasien Virus Corona COVID-19 di Vietnam Dinyatakan Sembuh

Di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di beberapa negara, Vietnam menyatakan bahwa 16 pasien yang terinfeksi dinyatakan sembuh dari virus tersebut pada (26/2/2020). Pasien yang sembuh termasuk pasien yang berusia 73 tahun, yaitu pasien dengan usia tertua.
Melansir Al Jazeera, dalam 15 hari terakhir hingga Jumat (28/2/2020), pemerintah tidak mendeteksi kasus Covid-19 baru. Kasus terakhir tersebut dilaporkan pada 13 Februari lalu.

"Jika bertarung melawan Covid-19 adalah perang, maka kami telah memenangkan ronde pertama tetapi bukan seluruh perang karena situasi dapat menjadi sangat tidak dapat diprediksi," kata pihak Kementerian Kesehatan Vietnam.

Pemerintah Vietnam pun mengumumkan bahwa 16 pasien dan pasien terakhir yang terinfeksi virus telah diperbolehkan keluar dari rumah sakit pada Rabu (26/2/2020). Perwakilan WHO di Vietnam, Dr Kidong Park, mengapresiasi langkah Vietnam atas kesuksesan mereka karena telah melakukan sikap proakif menghadapi wabah virus corona baru.

Sebelumnya, mimpi buruk wabah Covid-19 di Vietnam dimulai ketika dua warga negara China dikonfirmasi positif terinfeksi di Ho Chi Minh City pada 23 Januari lalu, saat hari pertama libur tahun baru Imlek dirayakan. Saat ini, di Indonesia pun sudah ada dua kasus yang terkonfirmasi positif. Dua WNI tersebut kini tengah dalam perawatan.
https://cinemamovie28.com/cast/philip-lawrence/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar