Kamis, 24 September 2020

Ahli Ungkap 8 Tanda Ruam Kulit yang Jadi Gejala COVID-19

 Selain gejala umum seperti batuk, demam, dan sesak napas, ahli memperingatkan gejala COVID-19 ruam di kulit yang kerap tak disadari. Ruam kulit seperti apa sih yang bisa menjadi tanda seseorang mengidap COVID-19?

Dikutip dari The Sun, para ahli dari King's College London, telah mengidentifikasi jenis ruam kulit yang berpotensi menjadi gejala COVID-19. Setidaknya ada 8 jenis ruam kulit yang perlu diwaspadai menjadi gejala COVID-19.


1. Urtikaria

Ruam kulit yang perlu diwaspadai menjadi gejala COVID-19, jika tiba-tiba muncul benjolan pada kulit yang datang dan pergi cukup cepat selama berjam-jam. Benjolan ini juga biasanya terasa sangat gatal.


Selain itu, benjolan ini dapat melibatkan bagian tubuh mana pun, seringkali dimulai dengan rasa gatal yang hebat pada telapak tangan atau telapak kaki, dan dapat menyebabkan pembengkakan pada bibir dan kelopak mata.


Ruam ini dapat muncul sejak awal infeksi, tetapi juga dapat berlangsung lama setelahnya.


2. 'Biang keringat' atau ruam seperti cacar air

Area kecil dengan benjolan merah gatal dapat terjadi di bagian mana saja pada tubuh, terutama di siku dan lutut serta punggung tangan dan kaki.


Ruam bisa bertahan selama berhari-hari atau berminggu-minggu.


3. Jari tangan dan kaki yang bengkak

Kondisi ini menyebabkan benjolan kemerahan dan keunguan di jari tangan atau kaki. Bisa jadi terasa sakit tetapi biasanya tidak gatal.


Jenis ruam ini paling spesifik untuk COVID-19, lebih sering terjadi pada orang yang lebih muda dengan penyakit tersebut, dan cenderung muncul di kemudian hari.


4. Pityriasis rosea

Pityriasis rosea bisa bersifat musiman, biasanya terjadi di musim gugur dan musim dingin.


Jenis ruam ini biasanya menyerang seseorang dengan usia muda, tetapi lebih banyak orang yang melaporkan pola ini selama pandemi Corona.


5. Eksim leher dan dada

Ruam ini muncul di leher dan di bagian anterior dada di tempat yang terpapar sinar matahari.


Biasanya berwarna merah muda dan sangat gatal. Ini dapat muncul kapan saja selama atau setelah infeksi, dan biasanya berlangsung lama.


6. Mulut

Bibir mungkin terasa sakit dan bisa menjadi kering dan bersisik saat pulih. Nyeri di dalam mulut juga bisa terjadi.


7. Purpuric

Pola ini mudah dikenali karena muncul dengan beberapa bintik merah tua atau keunguan. Dapat menyebabkan bercak seperti memar.


Bercak ini disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah kecil yang dangkal dengan pendarahan di kulit.


8. Exanthem

Ini adalah pola umum yang terlihat pada infeksi virus dengan ruam simetris yang terdiri dari banyak bercak kemerahan atau benjolan di seluruh tubuh. Biasanya disertai gejala penyakit virus, seperti demam, batuk, dan malaise.


"Pasien yang diduga mengidap COVID-19 bisa datang dengan pola ini, tetapi mungkin tidak memiliki gejala lain," kata para ahli.

https://cinemamovie28.com/the-legend-of-hercules/


Ilmuwan Inggris Klaim Temukan Titik Kelemahan Virus Corona


 Tim ilmuwan asal Inggris meyakini mereka telah mendeteksi adanya kelemahan pada lonjakan protein SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. Temuan ini berarti strain tersebut dapat disuntikkan dengan obat antivirus untuk menghentikannya menginfeksi tubuh.

Penelitian yang dilakukan oleh Sekolah Biokimia Bristol, University of Bristol ini menemukan bahwa COVID-19 memiliki semacam 'kantong obat' di permukaannya yang menjadi titik kelemahannya. Mereka berpendapat bahwa titik kelemahan itu bisa disuntikkan antivirus untuk menghentikan keganasannya sebelum menyerang sel dalam tubuh.


Mereka menemukan bahwa virus Corona menggunakan molekul kecil yang disebut asam linoleat (LA) untuk mengikat dirinya sendiri dan menyebar sehingga peneliti percaya ada cara untuk mengacaukan lemak pengikat tersebut agar virus tidak menular.


"Temuan kami memberikan hubungan langsung antara LA, manifestasi patologis COVID-19 dan virus itu sendiri. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana mengubah pengetahuan baru ini melawan virus itu dan mengakhiri pandemi," kata peneliti dari University of Bristol, Professor Imre Berger, dikutip dari Mirror UK.


Para ilmuwan sebelumnya menemukan kantong yang sama di rhinovirus, dan mampu menghentikan virus itu menular. Tim peneliti Bristol sendiri optimis bahwa strategi yang sedang mereka rencanakan, yakni mengembangkan obat antivirus, untuk melawan COVID-19 bisa berhasil.


"Temuan 'kantong obat' dalam protein SARS-CoV-2 ini bisa menjad cara untuk mengembangkan obat anti-virus baru untuk mematikan dan menghilangkan virus sebelum memasuki sel manusia," pungkasnya.

https://cinemamovie28.com/klovn-the-final/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar