Selasa, 29 September 2020

BPS: 7 Persen Masyarakat Masih Kucilkan Pasien Corona

 Sudah enam bulan lebih lamanya virus Corona COVID-19 mewabah di Indonesia. Berbagai respons pun terjadi di lingkungan masyarakat terhadap penyakit ini.

Menurut survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 7-14 September 2020, sebanyak 45 persen masyarakat yang mengetahui ada orang yang terinfeksi COVID-19 di lingkungannya, maka mereka akan langsung memperketat protokol kesehatan. Survei ini diikuti oleh 90.967 responden dengan rentang usia 17 tahun sampai 60 tahun dan lebih dari setengahnya adalah wanita.


"45 Persen masyarakat yang menemukan orang yang terinfeksi COVID di lingkungan sekitarnya itu memperketat protokol kesehatannya di lingkungannya masing-masing, tentunya ini bagus, dan 22 persen juga memberikan dukungan, itu dia yang kita harapkan," jelas Kepala BPS, Dr Suhariyanto dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube Senin (28/9/2020).


Namun, Suhariyanto menyayangkan masih adanya masyarakat yang mengucilkan atau memberikan stigma negatif pada orang yang terinfeksi COVID-19. "Ada catatannya bahwa 7 persen masyarakat yang dia akan mengucilkan atau memberikan stigma negatif kepada penderita. Tentunya ini tidak bisa dibiarkan saja," jelasnya.


Maka dari itu, ia berharap sosialisasi tentang pemahaman COVID-19 di masyarakat bisa lebih gencar dilakukan, agar kejadian-kejadian pengucilan seperti ini tidak terulang kembali.


Berikut detail hasil survei terkait respons masyarakat terhadap orang yang terinfeksi COVID-19 di lingkungannya, yang dilakukan oleh BPS.


- 45 persen protokol kesehatan dijalankan dengan ketat di lingkungan

- 22 persen memberikan dukungan

- 7 persen mengucilkan atau memberikan stigma negatif

- 2 persen tidak melakukan apa-apa

- 24 persen tidak ada kasus COVID-19 di lingkungan sekitar

https://indomovie28.net/parkers-anchor/


Jadi Dokter Gadungan, Dua Petugas Kebersihan Lecehkan Pasien COVID-19


Dua pria yang bekerja sebagai petugas kebersihan di India melecehkan sejumlah pasien perempuan di bangsal COVID-19, dengan menyamar sebagai dokter. Saat melancarkan aksinya, mereka menggunakan perlengkapan alat pelindung diri (APD) untuk menyamar.

Diketahui kedua pria tersebut melancarkan aksinya di sebuah pusat kesehatan yang didirikan di perguruan tinggi politeknik, di distrik Godda, Jharkhand. Kejadian ini terjadi pada Jumat (25/9/2020) malam di pusat kesehatan yang memang disediakan khusus untuk wanita yang terinfeksi COVID-19 dari daerah pedesaan.


Saat melakukan aksinya, mereka menerobos masuk dan mengambil serta menggunakan perlengkapan APD tersebut. Keduanya meminta pada pasien wanita yang ada di tempat itu masuk ke kamar sebelah satu per satu dengan alasan untuk pemeriksaan.


Dikutip dari Gulf News, para pelaku ini mengaku datang dari New Delhi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan khusus. Melihat itu pun, para pasien sama sekali tidak merasa curiga.


Namun, kedua pelaku mulai bertingkah aneh dan melecehkan para pasien. Para pelaku mulai menyentuh bagian tubuh pasien yang tentunya membuat mereka protes dan menolak.


Pasien itu mulai bertanya kenapa kedua dokter gadungan itu menyentuhnya, karena selama ini mereka diimbau untuk menjaga jarak fisik dengan orang lain. Melihat korbannya yang marah, akhirnya mereka langsung melarikan diri dari tempat kejadian.


Polisi setempat pun langsung datang ke tempat kejadian dan mulai melakukan penyelidikan setelah laporan pelecehan ini diterimanya. Setelah diselidiki, ternyata kedua pelaku tersebut berasal dari perusahaan outsourcing dan ditangkap keesokan harinya.


"Kami telah menangkap dua pelaku dan mengirim mereka ke penjara. Kami juga memperketat keamanan di bangsal COVID tersebut," kata petugas kantor polisi setempat, JK Jaisawal.

https://indomovie28.net/miracle-in-cell-no-7-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar