Banyak orang yang berpikir penyakit jantung biasanya diderita oleh orang tua berusia 50 tahun ke atas. Padahal, anggapan itu jelas salah.
Menurut profesor dan ahli jantung di John Hopkins Medicine, permasalahan pembuluh darah dan perkembangan penyakit jantung sering dimulai pada usia 30-an. Artinya generasi milenial yang saat ini didominasi oleh usia 20-40 seharusnya sudah mulai memperhatikan kesehatan jantung mereka.
Salah satu hal yang penting dilakukan milenial untuk menjaga jantung yaitu mengelola stres. Sebab, milenial yang rentan stres memiliki risiko lebih tinggi untuk memperburuk kondisi penyakit jantung di kemudian hari.
Di usia produktif, orang memang menjadi lebih rentan terhadap stres karena tekanan pekerjaan serta beban hidup yang semakin berat. Namun, tidak semua orang menyikapi stres dengan cara yang baik atau positif. Sebagian besar justru melakukan tindakan-tindakan yang merugikan diri sendiri.
Melansir Hopkins Medicine, orang yang memiliki stres akan cenderung melakukan perilaku berisiko tinggi terhadap penyakit jantung seperti merokok, minum banyak alkohol, mengonsumsi makanan tidak sehat, dan malas berolahraga. Padahal hal itu justru akan memperburuk kondisi tubuh yang rentan rusak karena stres.
Sebuah penelitian menunjukkan ada hubungan stres dengan peradangan dan ada hubungan peradangan dengan aterosklerosis (pengerasan arteri). Dengan adanya fakta ini, maka mengelola stres adalah pilihan terbaik untuk mengurangi risiko penyakit jantung karena pengerasan pembuluh darah.
Melakukan hal-hal positif seperti rutin berolahraga bahkan lebih baik karena selain bisa mengurangi stres, olahraga juga bisa menyehatkan tubuh. Selain itu, menjaga berat badan agar tetap ideal dengan mengonsumsi makanan sehat serta menghindari makanan berlemak hingga mengontrol kadar gula darah dan kolesterol juga penting untuk dilakukan.
Untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi, milenial bisa melakukan olahraga rutin dan juga mengonsumsi makanan berserat. Selain itu juga bisa rutin mengonsumsi Nestlé ACTICOR dua kali sehari setelah makan.
Bagi yang suka minuman dingin, Nestlé ACTICOR juga bisa dikonsumsi dengan dikombinasikan bersama es batu atau diminum dalam kondisi dingin.
Nestlé ACTICOR merupakan minuman susu rendah lemak yang mengandung Beta Glucan dan Inulin. Kandungan Beta Glucan dan Inulin teruji klinis mampu menurunkan kolesterol jahat (LDL) yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Nestlé ACTICOR juga terbuat dari bahan alami dan rasanya pun sangat enak. Ada 4 varian rasa, antara lain avocado, chocolate, green-tea latte, dan banana. Nestlé ACTICOR baik dikonsumsi oleh orang dewasa yang peduli akan kesehatan tubuh.
Nestlé ACTICOR, Cara Alami Turunkan Kolesterol.
https://nonton08.com/american-fable/
WHO Umumkan Distribusi Vaksin Corona Jadi 2 Tahap, Ini Rencananya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengumumkan rencana pendistribusian vaksin virus Corona COVID-19 pada Senin (21/9/2020). Disebutkan, ada tahap distribusi vaksin yang akan dipelajari dan dinilai dengan cermat terlebih dahulu.
Bagaimana cara pendistribusiannya?
Pada tahap pertama, vaksin akan didistribusikan secara proporsional. Artinya, setiap negara yang tergabung dalam COVID-19 Vaccines Global Access Facility (Covax) akan mendapat dosis vaksin untuk 3-20 persen dari total populasi.
Jika nyatanya pasokan vaksin masih terbatas, maka akan dialihkan ke metode alokasi yakni rencana tahap kedua. Dalam tahap ini, Covax akan mempertimbangkan tingkat risiko dari setiap negara, selanjutnya akan mengirimkan lebih banyak dosis vaksin ke negara-negara dengan risiko tinggi tersebut.
Rencana tersebut menjelaskan bahwa setiap negara yang tergabung dalam program ini dapat memutuskan siapa yang akan mendapatkan vaksin terlebih dahulu. Dengan catatan, dosis vaksin untuk 3 persen populasi dari setiap negara ini harus diberikan pada tenaga kesehatan terlebih dahulu, kemudian kelompok berisiko tinggi lainnya.
"Memberi dosis yang cukup ke setiap negara untuk diberikan ke orang yang berisiko tinggi meninggal adalah pendekatan terbaik untuk memaksimalkan dampak dari sejumlah kecil vaksin," kata Mariângela Batista Galvão Simão, asisten direktur jenderal WHO untuk obat-obatan dan produk kesehatan, dikutip dari The Washington Post.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar