Peneliti menyebut empat dari 10 petugas kesehatan yang dites positif terinfeksi virus Corona COVID-19 tidak menunjukkan gejala. Yang artinya, petugas kesehatan tersebut tanpa sadar dapat menularkan virus COVID-19 kepada rekan kerjanya dan pasien yang mereka rawat.
Dalam studi baru, tim peneliti meninjau 98 studi yang melibatkan 230.000 petugas kesehatan di 24 negara. Tingkat infeksi Corona pada petugas kesehatan berkisar antara 7 sampai 10 persen.
Dari mereka yang dites positif terinfeksi Corona, 48 persen adalah perawat, 25 persen adalah dokter, dan 23 adalah petugas kesehatan lainnya.
Dalam laporan tersebut, 43 persen bekerja di bangsal biasa, non-bedah, dan yang tidak terinfeksi Corona diperiksa. 24 persen bekerja di ruang operasi, 16 persen di ruang gawat darurat, 9 persen di unit perawatan intensif dan 29 persen bekerja di ruang lain.
"Hilangnya rasa dan bau (anosmia), demam dan nyeri otot diidentifikasi sebagai satu-satunya gejala yang secara signifikan terkait dengan positif SARS-CoV-2," jelas penulis studi Dr Taulant Muka, dikutip dari laman US News.
Data yang dikumpulkan dari 15 penelitian menunjukkan bahwa di antara petugas kesehatan yang positif SARS-CoV-2, 40 persen tidak menunjukkan gejala saat diagnosis. Satu dari 20 atau 5 persen petugas kesehatan yang positif COVID-19 mengalami komplikasi parah, dan satu dari 200 atau 0,5 persen meninggal.
"Petugas kesehatan menderita beban yang signifikan akibat COVID-19," Tambah Muka.
Rekan penulis studi Dr Oscar Franco, direktur ISPM, mengatakan petugas kesehatan berada di garis depan dalam merawat pasien COVID-19 yang membuat diri mereka berisiko tinggi tertular.
https://cinemamovie28.com/the-darkest-hour/
Trump Desak PBB Tuntut China Atas Pandemi COVID-19
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Sidang Umum PBB pada Selasa (22/9) bahwa China harus dimintai pertanggungjawaban oleh dunia atas tindakannya atas pandemi COVID-19. Dalam penyampaiannya pada rapat tahunan PBB, Trump menuduh Beijing menyebarkan COVID-19 dan menginfeksi dunia.
"PBB harus meminta pertanggungjawaban China atas tindakan mereka," kata Trump dalam pidatonya, dikutip dari CNBC International.
Trump, sejak awal menggambarkan COVID-19 sebagai 'virus China', istilah yang oleh banyak orang dianggap rasis. Dia menuduh Beijing mengizinkan orang meninggalkan China pada tahap awal wabah untuk menginfeksi dunia sambil menutup perjalanan domestik.
"Pemerintah China dan WHO yang secara virtual dikendalikan oleh China, secara keliru menyatakan bahwa tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia," sebutnya.
"Nanti, mereka secara keliru mengatakan orang tanpa gejala tidak akan menyebarkan penyakit," lanjutnya.
Awal tahun ini, Trump mengatakan bahwa dia telah menangguhkan pendanaan AS untuk WHO sambil menunggu peninjauan, mengutip apa yang dia sebut "peran Organisasi Kesehatan Dunia dalam salah kelola yang parah dan menutupi penyebaran virus Corona."
Kisah Pilu Pasien COVID-19, Kena Corona Meski Tak Pernah Keluar Rumah
Infeksi Corona di Indonesia masih terus bertambah setiap harinya. Namun tak seperti di awal-awal kemunculannya, kini sudah banyak pasien yang terbuka dan membagikan kisahnya sebagai pengingat bagi lainnya. Salah satu orang yang membagikan kisahnya yakni pemilik akun TikTok @dindaaptriii.
Dalam unggahan video di akun TikToknya, Dinda Putri Rahayu, menceritakan bahwa dia tak sedih lantaran positif COVID-19, dirinya lebih hancur mengetahui rekannya tak ingin lagi menemuinya meski sudah sembuh dari penyakit itu.
"Aku bukan sedih karena lihat hasil positif covid. tp sedih krn temanku membuat aku insecure," demikian tulis Dinda di videonya.
Berbicara kepada detikcom, Dinda juga tak pernah menyangka akan terinfeksi COVID-19. Pasalnya, ia tidak pernah keluar rumah dan hanya bepergian ke kediaman keluarganya.
Sebelum didiagnosa positifCOVID-19, Dinda dan ibunya memang mengunjungi rumah salah satu kerabatnya. Tanpa ia tahu, ternyata salah satu anggota keluarganya positifCOVID-19.
Beberapa setelah kunjungan itu, Dinda mengeluh pegal-pegal dan nyeri di seluruh badan. Keesokan harinya, ia menunjukkan gejala batuk dan pilek.
"Aku dan mamaku langsung disuruh ikut tes swab mandiri. Aku swab hari Senin tanggal 7 September 2020, hasilnya keluar hari itu juga dan ternyata aku positif COVID-19," ucapnya.
Saat ini Dinda bersama sang ibu sedang menjalani perawatan di Wisma Atlet. Dinda mengatakan bahwa kemungkinan besar ia tertular dari kakak sepupunya. Kondisi Dinda dan sang Ibu sudah lebih membaik dari sebelumnya.
"Sudah membaik, aku tinggal nunggu hasil swab ke 2 aku kalau hasilnya negatif aku boleh pulang kerumah, doain ya," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar