Hingga saat ini Rabu (23/9/2020) kasus Corona di Indonesia secara akumulatif sudah mencapai 252.923, 184.298 kasus di antaranya sembuh, dan 9.837 meninggal dunia. Jawa Barat turut menyumbang 18.077 kasus Corona di Indonesia.
Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19, dr Dewi Nur Aisyah mengungkap data sebaran kasus positif di Jawa Barat. Disebutkan ada sekitar 2.045 orang positif dari riwayat bepergian.
"Ini data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat per tanggal 12 September 2020 ada beberapa contoh kasus yang ada di Jawa barat. Di antaranya adalah mereka yang punya riwayat bepergian ada sekitar 2.045 orang kasus positif. Baik dari luar negeri dan luar kota," kata dr Dewi dalam siaran Youtube BNPB, Rabu (23/9/2020).
Berikut sebaran kasus positif di Jawa Barat.
Kasus luar wilayah atau luar negeri: 2.045 kasus
Fasilitas Kesehatan: 710 kasus
Kegiatan Keagamaan: 136 kasus
Klaster Keluarga: 721 kasus
Klaster Perkantoran: 209 kasus
Pusat Perbelanjaan: 37 kasus
Pabrik Perusahaan: 22 kasus
Pasar Tradisional: 63 kasus
Transportasi Umum: 17 kasus
https://cinemamovie28.com/the-negotiator-the-movie/
Ada 173 Klaster COVID-19 di Jatim, Ini Detailnya
Corona di Indonesia per Selasa (22/9/2020) akhirnya menembus angka 250 ribu. Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu penyumbang kasus tertinggi di Indonesia, data kemarin Jatim mencatat 341 kasus.
Total kasus penularan Corona di Jawa Timur terbanyak berasal dari klaster perkantoran. Sementara klaster terbanyak berada pada transmisi lokal seperti klaster keluarga.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah SKM, M.Sc, DIC, PhD menjelaskan klaster perkantoran memiliki kemungkinan bukan terjadi di dalam kantor saja, melainkan perjalanan ke kantor, maupun bermula terpapar di luar kantor. Tetapi disebut klaster perkantoran karena berdasarkan testing yang dilakukan masing-masing perusahaan.
"Bisa jadi karena tempatnya industri jadi memang lebih besar juga, orang-orang jumlah pekerjanya, sehingga mungkin tempatnya satu, tetapi jumlah infeksi besar," sebut dr Dewi dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube Rabu (23/9/2020).
Berikut detail sebaran klaster Corona di Jawa Timur:
Tempat kerja
- 31 klaster
- 1.082 kasus
Transmisi lokal/pemukiman (klaster keluarga dan transmisi di daerah)
- 44 klaster
- 894 kasus
Dengan riwayat perjalanan
- 28 klaster
- 403 kasus
Pasar dan TPI (Tempat Pelelangan Ikan)
- 31 klaster
- 254 kasus
Rumah sakit/tenaga kesehatan
- 29 klaster
- 383 kasus
Pesantren
- 2 klaster
- 205 kasus
Seminar
- 2 klaster
- 192 kasus
Tempat ibadah
- 2 klaster
- 74 kasus
Lapas
- 2 klaster
- 71 kasus
Mall dan Restoran
- 2 klaster
- 32 kasus
Satgas COVID-19 Ungkap 17 Klaster di DKI Jakarta, Ini Rinciannya
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah SKM, M.Sc, DIC, PhD mengungkap analisis data klaster COVID-19 di DKI Jakarta per 4 Juni-12 September. Sebaran kasus paling tinggi berada di klaster pasien rumah sakit.
"Pasien rumah sakit termasuk mereka yang memeriksakan dirinya sendiri atau mereka yang datang ke fasilitas kesehatan. Kalau kita lihat angkanya (cluster RS) minggu lalu masih 50 persen, tapi per 12 September angkanya sudah di 63,46 persen jadi memang meningkat," jelas Dewi dalam siaran pers di Youtube BNPB, Rabu (23/9/2020).
Perkantoran masuk ke peringkat ketiga sebaran kasus tertinggi dengan total 3.194 kasus atau sekitar 8,31 persen dari total kasus yang ada di DKI Jakarta. Dari data di DKI Jakarta, penyebaran COVID-19 di kantor bisa diakibatkan beberapa hal, yakni tertular di jalan, di rumah, atau di kantor.
Satgas juga menemukan beberapa klaster baru yang sebelumnya tidak ada. Seperti klaster hotel, pesantren, dan hiburan malam.
"Jadi memang ditemukan 3 kasus di sebuah hotel dan dilihat dari hotel itu, 3 orang ini memang ada kontak di sana. Ini masih dalam penyelidikan tapi muncul tempat-tempat baru yang berpotensi untuk penularan," jelasnya.
Klaster dari kegiatan pernikahan di DKI Jakarta juga mulai muncul. Sudah ada 25 orang yang terinfeksi sehingga disebutkan oleh Dewi, kegiatan ini juga berpotensi menyebabkan penularan dalam skala besar.
Berikut rincian klaster COVID-19 yang ada di DKI Jakarta:
1. Pasien rumah sakit: 24.400 kasus
2. Pasien di komunitas: 15.133 kasus
3. Perkantoran: 3.194 kasus
4. ABK/PMI: 1.641 kasus
5. Pegawai di RS: 665 kasus
6. Pasar: 622 kasus
7. Pegawai di Puskesmas: 220 kasus
8. Asrama: 118 kasus
9. Kegiatan keagamaan: 104 kasus
10. Rutan: 63 kasus
11. Panti asuhan: 36 kasus
12. Kegiatan pernikahan: 25 kasus
13. Sekolah: 19 kasus
14. Pengungsian: 6 kasus
15. Hiburan malam: 5 kasus
16. Pesantren: 4 kasus
17. Hotel: 3 kasus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar