Jumat, 24 Juli 2020

Anak Rentan Alami Batuk-Pilek, Ortu Harus Selalu Sedia Obatnya

Biasanya batuk dan pilek pada anak akan sembuh dengan sendirinya, meskipun ada kalanya dua penyakit tersebut tak kunjung sembuh dalam waktu yang cukup lama. Orang tua tidak boleh mengabaikan dua kondisi tersebut.
Batuk biasa akibat virus biasanya bisa hilang dengan sendiri, terutama jika daya tahan tubuh anak diperkuat dengan asupan nutrisi yang baik. Beda lagi dengan batuk atau pilek berkepanjangan. Orang tua disarankan untuk mengecek lebih lanjut, misalnya dengan berobat ke dokter.

Dilansir dari WebMD, batuk, flu, dan pilek memang sangat menular, terutama ketika anak-anak melakukan kontak jarak dekat dengan penderita. Virus ini menyebar ketika anak-anak terpapar droplet orang yang terinfeksi.

Flu bisa menyebar sehari sebelum gejalanya dimulai dan 5-7 hari setelah sakit. Virus Ini dapat dengan mudah berpindah dari satu anak ke anak lain karena anak-anak biasanya kurang bisa menjaga jarak antara satu dengan lainnya.

Mereka suka bermain bersama, bahkan berbagi barang-barang seperti pensil, remot, sendok, dan garpu. Hal inilah yang membuat anak-anak rentan terkena penyakit, terutama flu, batuk, dan pilek. Lalu apa yang harus dilakukan orang tua?

Hal yang harus diketahui oleh orang tua adalah sakit ringan seperti flu, batuk, dan pilek merupakan sesuatu yang wajar dialami anak. Sakit di usia seperti itu sebenarnya merupakan bagian dari penyesuaian daya tahan tubuhnya yang belum sempurna.

Dengan begitu Anda sebagai orang tua sebaiknya selalu menyiapkan obat flu, batuk, pilek, atau demam. Obatnya mudah didapat di apotek terdekat seperti Hufagripp produksi PT. Gratia Husada Farma. Obat yang diformulasikan untuk anak-anak ini memiliki masing-masing varian untuk menyembuhkan flu, batuk, pilek, atau demam pada anak.

3 Mitos Sperma yang Kebangetan Banget Kalau Masih Dipercaya

Berbagai mitos tentang sperma masih saja beredar dan dipercaya oleh sebagian orang. Meski dibumbui penjelasan yang seolah-olah masuk akal, sesungguhnya mengandung banyak hal yang menyesatkan.
Dr Will Kirby, praktisi dermatologi klinis dan kosmetik di Los Angeles, menjelaskan bahwa sperma memang mengandung protein. Namun bukan berarti bisa dijadikan sumber asupan protein, terlebih jika diklaim bermanfaat untuk perawatan kulit.

"Tidak ada bukti semen (sperma) memiliki manfaat bagi kulit," jelasnya, dikutip dari Popculture.

Dijelaskan, banyak orang mengalami alergi gara-gara termakan mitos tentang perawatan kulit dengan sperma. Nah sebelum terjerumus, ketahui 3 fakta di balik mitos sperma yang masih banyak dipercaya.

1. Sperma dapat menghilangkan jerawat
Pada umumnya sperma diyakini mengandung antioksidan dan anti-inflamasi (mengurangi peradangan) yang dapat meghilangkan noda di dalam wajah khususnya untuk jerawat. Namun, faktanya tidak ada bukti tentang hal tersebut.

2. Sperma mencegah penuaan dini
Di dalam sperma mengandung spermina yang dipercaya baik untuk wajah. Sebuah studi yang diterbitkan Nature Cell Biology, dikutip dari Healthline, menyatakan bahwa menyuntikkan spermina langsung ke dalam sel dapat memperlambat proses penuaan. Tetapi tidak ada hasil yang nyata untuk membuktikan pernyataan tersebut.

3. Sperma dapat mencerahkan wajah
Dr Kirby mengatakan bahwa air mani sebenarnya dapat membahayakan jika dioleskan pada tubuh. Menggosok sperma pada kulit bisa menyebabkan kulit kering dan iritasi.

Justru mengoleskan sperma ke wajah dapat menularkan penyakit seperti infeksi menular seksual (IMS). Seperti yang dikatakan Dr Kirby pada Popoculture bahwa IMS (Infeksi Menular Seksual) dapat menular melalui bibir, lubang hidung, dan mata.
https://kamumovie28.com/murder-manual/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar