Sabtu, 25 Juli 2020

Bukan di Wajah, Pria di London Jalan-jalan Pakai Masker untuk Tutupi Mr P

Seorang pria berjalan di jalanan Oxford, London, tanpa busana dan hanya mengenakan masker wajah untuk menutupi area intimnya. Ketika ia berjalan menyusuri jalan perbelanjaan utama yang populer, ia memakai masker wajah di penisnya, dibentuk seperti dalaman sejenis g-string.
Aksi yang dilakukan pria pada Jumat (24/7/2020) ini membuat beberapa pejalan di pusat perbelanjaan tersebut tercengang. Beberapa di antara mereka merasa geli dan kaget.

Dikutip dari Reuters, masih belum jelas apa yang mendasari pria tersebut melakukan tindakan seperti itu. Penggunaan masker di Inggris sendiri sudah wajib digunakan termasuk di semua toko, bank, dan ruang publik tertutup lainnya.

Staf McDonalds setempat juga telah menolak pengunjung yang datang tanpa mengenakan masker. Namun, banyak di antara mereka yang masih mengabaikan aturan memakai masker.

Polisi telah mendesak toko-toko untuk menolak pengunjung siapa pun masuk ke toko mereka tanpa menggunakan masker. Hal ini untuk mencegah gelombang kedua virus Corona yang dinilai lebih berbahaya.

"Saya akan mendesak gerai ritel untuk memainkan peran mereka dalam membuat aturan yang jelas, jika Anda tidak mengenakan penutup wajah maka Anda tidak boleh datang," kata John Apter, ketua Federasi Kepolisian Inggris dan Wales, dikutip dari Daily Star.

"Ini baru bagi kita semua, ini tentang menjaga keamanan satu sama lain. Mohon bersikap baik," tegasnya.

PSBB Dilonggarkan, Ini yang Dikhawatirkan Ilmuwan Biologi Molekuler

 PSBB (pembatasan sosial berskala besar) di beberapa wilayah mulai dilonggarkan, yang artinya masyarakat mulai beradaptasi dengan era new normal. Sebagian aktivitas sehari-hari mulai berjalan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Menurut Prof Herawati Sudoyo, Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, pelonggaran PSBB banyak diartikan bahwa keadaan sudah kembali normal atau pulih. Tak sedikit warga yang mengabaikan protokol kesehatan di era new normal ini.

"PSBB dihentikan, justru menjadi kekhawatiran kami sebagai ilmuwan. Masyarakat akan menganggap keadaan sudah normal, sehingga enggan menaati protokol kesehatan," ujar Prof Hera dalam diskusi via Zoom, Jumat (24/07/2020).

Pengakuan organisasi kesehatan dunia WHO soal adanya bukti virus Corona bisa menular secara airborne juga menjadi kekhawatiran tersendiri. Bukan dilonggarkan, antisipasi dengan saling jaga jarak aman seharusnya malah semakin diperketat dalam situasi ini.

"Saya khawatir akan ada ledakan lagi dari virus ini karena sudah terbentuk berbagai cluster baru. Kalau di negara lain, yang tidak mengikuti protokol kesehatan akan dikenakan sanksi," kata Prof Hera.

Terpopuler Sepekan: Hoax! Thermo Gun Tidak Merusak Otak, Ini Kata Para Pakar

 Belakangan, beredar informasi soal thermo gun dapat merusak otak. Hoax yang tersebar menyebut sinar laser dari thermo gun atau alat pengukur suhu berbentuk pistol, radiasinya bisa memicu kerusakan otak.
Para pakar Departemen Fisika Kedokteran Medical Technology IMERI, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menegaskan bahwa thermo gun yang digunakan untuk skrining suhu tubuh seseorang tidak berbahaya. Alat tersebut bekerja dengan pancaran inframerah, bukan dengan memancarkan radiasi apalagi laser.

Beberapa waktu lalu, dr Achmad Yurianto, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) juga menegaskan informasi thermo gun merusak otak adalah menyesatkan. "Statement soal merusak otak adalah statement yang salah. ini akan membahayakan semua orang dan justru kontraproduktif untuk mencegah agar penularan tidak terjadi," kata dr Yuri dalam siaran pers BNPB, Senin (20/7/2020).

Beberapa orang mungkin belum mengetahui bagaimana cara kerja thermo gun, sehingga tidak heran jika banyak yang termakan informasi keliru tersebut. Sebenarnya bagaimana sih cara kerja thermo gun?
https://kamumovie28.com/bed-rella-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar