Ekspresi Catherine Wilson saat menjadi tamu dalam sebuah acara talkshow menjadi sorotan warganet. Dalam video yang beredar di sosial media, aktris yang kerap disapa Keket tersebut diduga 'nge-fly' karena tampak tersenyum-senyum sendiri.
"Di depan kamera, kok ya "kenceng" banget mukanya," tulis salah satu akun Twitter @**e*ue.
Di dalam video itu terlihat Catherine tidak bisa diam dan selalu bergerak, meskipun tengah duduk di sofa. Ia juga tampak tak bisa duduk dengan tenang dan kepalanya kerap menoleh ke kanan dan ke kiri.
Catherine sendiri tengah bermasalah dengan kasus narkoba. Sedangkan manajernya, Reindhy, menjelaskan bahwa pada saat itu kliennya sedang tidak enak badan.
Dikutip dari Addiction Center, methampethamine atau sabu bekerja di susunan saraf pusat. Obat ini memicu pelepasan dopamin yang memberikan efek rasa senang. Pemakainya juga akan merasa energik dan percaya diri.
Efek yang langsung terasa oleh tubuh adalah rasa nikmat dan sensasi 'tenang' dan melayang-layang. Beberapa orang yang mengonsumsinya mengaku bisa merasakan sangat berenergi.
Efek nikmat ini akan berlangsung selama empat hingga 12 jam sampai kemudian muncul reaksi balik dengan efek berlawanan. Reaksi balik bisa berlangsung selama 24 jam. Pada saat itu pengguna akan merasakan konsentrasi berkurang drastis, depresi, sakit kepala, dan kelelahan.
Baru Tiga Bulan Sembuh, Dokter Ini Kembali Terinfeksi Corona
Seorang dokter kembali dinyatakan positif terinfeksi virus Corona COVID-19 setelah sembuh. Awalnya, dokter asal Israel ini dilaporkan tertular virus Corona pada bulan April 2020 dan sembuh pada Mei lalu.
Namun tiga bulan setelah dinyatakan sembuh, ia kembali melakukan kontak dekat dengan para petugas COVID-19. Setelah diperiksa, ia dinyatakan kembali positif terinfeksi Corona. Dokter yang bekerja di Sheba Medical Center, Kota Ramat Gan ini menjadi orang kedua di daerah tersebut yang dinyatakan positif kedua kalinya setelah sembuh.
Hasil dari tes kedua ini sangat tidak diduga karena pasien yang telah sembuh dari COVID-19 diasumsikan telah membentuk antibodi, yang membuat mereka kebal dari virus tersebut.
"Apa yang kami lihat sangat menakutkan," kata Profesor Gabriel Izbicki dari Shaare Zedek Medical Center, di Yerusalem, dikutip dari The Sun, Kamis (23/7/2020).
"Lebih dari separuh pasien Corona yang sudah berminggu-minggu dinyatakan negatif, masih menunjukkan adanya gejala. Sedangkan masih ada sedikit penelitian terkait efek jangka menengah dari virus Corona ini," imbuhnya.
Pada kasus lain, beberapa staf kesehatan di bangsal pasien COVID-19 di Wolfson Medical Center, Holon, Israel, yang terinfeksi virus ternyata tidak memiliki antibodi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa beberapa pasien COVID-19 mungkin tidak memiliki antibodi.
"Sangat mengkhawatirkan, mengapa mereka bisa tidak memiliki antibodi virus," ujar kepala kedokteran penyakit dalam di Wolfson Medical Center, Margarita Mashavi.
Positif terinfeksi COVID-19 untuk kedua kalinya masih menjadi fenomena yang belum sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan. Mereka masih tidak yakin apakah seseorang bisa terinfeksi virus dua kali.
Mereka hanya mengetahui bahwa orang yang pernah terinfeksi seharusnya memiliki antibodi. Namun, sampai saat ini masih belum ada bukti jelas tentang adanya infeksi ulang COVID-19.
Para ahli penyakit menular di berbagai negara berpendapat bahwa hasil positif yang kedua ini adalah hasil palsu. Ini disebabkan karena kelemahan saat proses pengujian sampel. Tes tersebut hanya mengambil sisa-sisa virus yang masih tertinggal di dalam tubuh, tanpa mendeteksi apakah orang tersebut masih terinfeksi.
https://kamumovie28.com/gintama-shirogane-no-tamashii-hen-episode-16/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar