Sebanyak 21 tenaga kesehatan di RS RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, Blitar, positif virus Corona, diduga tertular dari komunitas gowes. Ini jadi pengingat bahwa olahraga yang seharusnya menyehatkan bisa menghadirkan petaka jika disiplin tidak dijaga di tengah pandemi virus Corona COVID-19.
Dokter yang jugad pegiat olahraga bersepeda, dr Risayogi Sitorus, menyayangkan masih banyak pesepeda yang abai pada protokol kesehatan saat berkegiatan. Menurutnya, perilaku abai protokol kesehatan terutama terjadi saat para pegowes berkerumun dan melakukan aktivitas lain usai bersepeda.
"Dipamerkan di sosmed (social media), orang lihat dan ikut-ikutan. Makin ramai, pelanggaran terjadi, berkumpul menjadi lebih lima orang," tutur dr Risayogi saat dihubungi detikcom Rabu (22/7/2020).
"Akhirnya makin kencang, formasi bersepeda lebih rapat. Intensitas makin tinggi, akhirnya lepas masker. Intensitas tinggi, rapat, lebih dari 5 orang, dan ramai," lanjutnya.
Kumpul-kumpul sehabis gowes, menurut dr Risayogi sangat berisiko dalam situasi saat ini. Ia berpesan agar para pesepeda segera pulang usai berolahraga, sebab risiko penularan virus Corona menjadi tinggi saat berkumpul.
"Setelah selesai ya pulang. Kalaupun mau kumpul, jangan ditempat indoor karena kalo indoor, udara muternya di situ doang, jadi resikonya juga kena. Kalau di udara terbuka, tetap ada risiko tapi bisa mengurangi transmisi dari penularan. Selesai olahraga bareng, pulang," tegasnya.
Banyak pegowes bandel
Menurut dr Risayogi, kebanyakan pegowes bukan tidak mengetahui protokol kesehatan. Mereka umumnya tahu, tetapi hanya mendengarnya sebagai imbauan dan tidak selalu dipatuhi atau diterapkan dengan sungguh-sungguh.
"Akibatnya banyak yang nggak ikutin protokol, ironisnya komunitas internal yang merupakan orang-orang RSUD yang dalam lingkungan beresiko tinggi jadi menyebarkan di antara mereka juga. Sayangnya, tidak memberikan contoh padahal merupakan tenaga kesehatan," pungkasnya.
Kelalaian seperti ini dikisahkan juga oleh Ulfa, salah seorang pegowes dari komunitas gowes yang diduga menjadi sumber penularan terhadap 21 tenaga kesehatan RSUD Ngudi Waluyo, Blitar. Ulfa yang merupakan staf bagian apotek RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, menduga penularan terjadi saat makan bersama di rumah teman usai berolahraga.
"Sampai di rumah teman itu kami makan bersama. Otomatis semua masker dilepas untuk menikmati hidangan tuan rumah. Mungkin saat itulah penularan airborne terjadi karena di dalam ruangan walaupun kami usahakan tetap menjaga jarak aman," tutur Ulfa.
Gowes memang banyak manfaatnya bagi kesehatan, tetapi kumpul-kumpul tanpa mematuhi protokol kesehatan dalam situasi seperti ini bisa bikin semuanya 'ambyar' seketika.
Pria Botak Diklaim Lebih Rentan Kena Corona
Saat terinfeksi virus Corona COVID-19, pria dengan masalah kebotakan berisiko mengalami dampak lebih fatal. Para ilmuwan mengamati adanya keterkaitan yang 'unik' dengan faktor hormonal.
"Kami benar-benar berpikir bahwa kebotakan adalah prodiktor sempurna untuk keparahan," kata Prof Carlos Wambier dari Brown University, dikutip dari Nypost.
Keterkaitan antara kebotakan dengan virus Corona terungkap saat para ilmuwan membandingkan tingkat keparahan penyakit pada pria dan wanita. Mereka meyakini, hormon androgen pada pria meningkatkan kemampuan virus dalam menyerang sel.
Hormon yang sama juga bertanggung jawab pada masalah kebotakan pada pria. Tak disangka, memang ada kaitan kuat antara kebotakan dengan infeksi virus Corona.
Sebuah fakta menarik memperkuat keterkaitan tersebut. Dalam sebuah riset, hampir 80 persen pasien virus Corona yang masuk rumah sakit di Madrid, Spanyol, adalah pria botak.
Bagaimanapun, fakta ini membawa harapan positif terkait kemungkinan terapi hormon untuk meringankan gejala. Salah satu obat untuk mengatasi kanker prostat, yang dipakai juga untuk mengatasi kebotakan, mungkin bisa mengatasi COVID-19.
https://indomovie28.net/black-clover-episode-57-subtitle-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar