Hacker menjual database berisi nomor telepon milik ratusan juta pengguna Facebook menggunakan bot Telegram. Data tersebut dijual dengan harga USD 20 per nomor telepon.
Peneliti keamanan yang menemukan celah ini, Alon Gal, mengatakan hacker yang mengoperasikan bot tersebut mengklaim memiliki informasi dari 533 juta pengguna Facebook di 19 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Australia.
Data tersebut rupanya diambil lewat celah keamanan Facebook yang telah ditambal pada tahun 2019.
"Sangat mengkhawatirkan melihat database seukuran itu dijual di komunitas kejahatan siber, ini sangat membahayakan privasi kita dan tentunya akan digunakan untuk smishing (SMS phishing) dan aktivitas jahat lainnya," kata Gal, seperti dikutip dari Motherboard, Selasa (26/1/2021).
Hacker ini menggunakan bot Telegram untuk memudahkan orang yang ingin membeli data. Bot ini bisa menemukan nomor telepon pengguna Facebook jika 'calon pembeli' sudah memiliki ID penggunanya, dan jika calon pembeli sudah memiliki nomor telepon pengguna, bot tersebut bisa mencari ID Facebook-nya.
Awalnya informasi dari bot ini disamarkan, dan pengguna harus membeli kredit untuk melihat nomor telepon atau ID Facebook secara lengkap. Satu kredit dipatok dengan harga mulai USD 20, dan 1.000 kredit dijual dengan harga USD 5.000.
Berdasarkan screenshot yang diunggah Gal, bot ini setidaknya sudah beroperasi sejak 12 Januari 2021, tapi data Facebook yang dijual berasal dari tahun 2019. Meski sudah cukup lawas, penjualan data ini tetap menghadirkan risiko privasi dan keamanan siber karena kebanyakan orang tidak begitu sering mengganti nomor teleponnya.
Saat ini belum diketahui apakah Motherboard atau Gal sudah menghubungi Telegram untuk mencekal bot tersebut. Tapi jika bot Telegram-nya telah dihapus pun database tersebut tetap bisa diakses di internet.
https://tendabiru21.net/movies/jingle-jangle-a-christmas-journey/
Survei: Pelanggan Nilai Layanan Gojek Paling Aman, Higienis & Nyaman
Masa pandemi COVID-19 menuntut penyedia jasa transportasi untuk beradaptasi demi memberikan keamanan dan keselamatan bagi kesehatan penumpang. Hal itu juga dilakukan Gojek sebagai penyedia layanan ride hailing di Indonesia.
Selama pandemi, Gojek menjalankan berbagai inisiatif berkaitan dengan perlindungan penumpang maupun mitra driver. Salah satunya adalah inisiatif Jaga Kebersihan, Kesehatan, dan Keamanan (J3K), yang menjadi standar protokol kesehatan untuk layanan GoRide dan GoCar.
Dalam inisiatif J3K, selama tahun 2020 Gojek telah mengerahkan lebih dari 4 juta masker, 1,3 juta liter hand sanitizer, 394 ribu sekat pelindung, serta 220 ribu liter cairan desinfektan. Hal itu dilakukan untuk menjaga kesehatan, kebersihan, serta keamanan para pengguna dan mitra driver.
Inisiatif tersebut disambut baik oleh para mitra driver. Mereka secara rutin mengunjungi Posko Aman J3K yang tersebar di berbagai titik untuk mengecek suhu tubuh serta mendisinfeksi kendaraan. Berdasarkan data internal Gojek, rata-rata ada lebih dari 50 ribu kunjungan mitra driver setiap harinya ke Posko Aman J3K.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar