Jumat, 22 Januari 2021

Amerika dan China Bersitegang Soal Penyelidikan Asal Corona

 Pada saat ini, tim WHO telah berada di China untuk menyelidiki asal muasal virus Corona. Baru beberapa hari berada di sana, sudah muncul ketegangan antara Amerika Serikat dan China.

Sebanyak 13 ilmuwan tiba di kota Wuhan pada 14 Januari setelah sempat mengalami penundaan visa. Seharusnya mereka tiba di 5 Januari. Tim saat ini dikarantina 14 hari di hotel dan sudah berkomunikasi dengan pejabat China, termasuk lembaga Chinese Centre for Disease Control.


Dikutip detikINET dari ABC, tiap hari mereka dites PCR dan juga diperlakukan dengan baik. Akan tetapi di sisi lain, AS dan China kembali bertengkar.


Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa ada alasan untuk yakin beberapa staff di Wuan Institute of Virology, telah punya gejala COVID-19 sejak musim gugur 2019. Walau belum terbukti, organisasi itu sering dituding sebagai asal muasal virus Corona.


Pemerintah AS juga meminta China memberi akses pada tim WHO terhadap sampel dari pasar hewan liar di Wuhan yang mungkin akan memecahkan misteri dari mana virus Corona COVID-19 berasal. Wawancara pada mantan pasien Corona dan pekerja di lab Wuhan juga harus dilakukan.


Menanggapi pernyataan AS, China langsung bereaksi. Menurut pejabat China, asal muasal virus Corona merupakan masalah ilmiah yang harus ditangani secara hati-hati dan tanpa tekanan politik.


"Studi terhadap asal virus ini adalah masalah sains. Hal ini memerlukan koordinasi dan kerja sama. Kita harus menghentikan tekanan politik apapun," cetus Sun Yang dari China National Health Commission.


Tim WHO sendiri mengakui melacak asal virus Corona COVID-19 adalah sangat sulit. "Saya pikir sangat sulit menemukan hewan yang jadi sumber wabah seperti ini. Hanya diperlukan suatu kejadian. Mencari kejadian tunggal itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami," kata David Heymann dari London School of Hygiene & Tropical Medicine

https://tendabiru21.net/movies/underdogs-3/


Tim Cook Hadiahkan Mac Pro 'Pertama' untuk Donald Trump


- CEO Apple Tim Cook ternyata pernah menghadiahkan Mac Pro 2019 pertama yang dibuat di pabrik Flex di Austin, Texas untuk mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Hal ini terungkap setelah laporan keuangan terakhir Trump yang baru saja dirilis.

Di tahun terakhir masa jabatannya, Trump menerima hadiah senilai lebih dari USD 40 ribu, termasuk Mac Pro versi paling murah dengan harga USD 5.999 dari Cook.


"Mac Pro Computer, yang pertama dibuat di Pabrik Flex di Austin, Texas," tulis deskripsi dalam laporan tersebut, seperti dikutip dari Apple Insider, Jumat (22/1/2021).Trump dan Cook memang pernah bersama-sama mengunjungi pabrik Flex di akhir tahun 2019 sebagai bagian dari kampanye Trump yang mengajak perusahaan AS untuk membuka pabrik di dalam negeri. Tapi Flex bukanlah pabrik milik Apple, melainkan milik kontraktor pihak ketiga bernama Flex Ltd.


Pabrik Flex juga telah digunakan untuk merakit Mac Pro sejak tahun 2013. Jadi sebenarnya Mac Pro yang dihadiahkan untuk Trump bukanlah perangkat pertama yang dirakit di pabrik itu.


Laporan tersebut tidak menuliskan tanggal pemberian hadiah, tapi kemungkinan Cook mengirimkan Mac Pro tersebut tidak lama setelah kunjungan Trump. Saat itu Trump juga ditemani oleh putrinya Ivanka Trump dan Menteri Keuangan Steve Mnuchin.


Dengan harga USD 5.999, Mac Pro yang dihadiakan Cook untuk Trump merupakan varian termurah. Mac Pro ini memakai CPU Intel Xeon 8 core, GPU Radeon Pro 580X, RAM 32 GB, dan SSD 256 GB.

https://tendabiru21.net/movies/underdogs-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar