Sebuah tanda 'SOS' dilaporkan ditemukan pada Google Maps di Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Temuan ini mendadak viral di media sosial dan berseliweran di platform video singkat seperti TikTok.
Meski Google sudah menghapus ikon 'SOS' tersebut, banyak yang masih berspekulasi soal dari mana asal mula tanda tersebut. detikINET pun melakukan konfimasi langsung kepada Google yang dijawab melalui pesan singkat.
Dijelaskan oleh Google, berbagai jenis data yang ditemukan di Google Maps berasal dari berbagai sumber. Mereka bisa berasal dari penyedia pihak ketiga, sumber publik, dan ada juga kontribusi pengguna Google.
Secara keseluruhan, ini memberikan pengalaman peta yang sangat komprehensif dan relevan. Kesalahan yang terjadi, menurut Google bisa berasal dari salah satu dari tiga sumber tersebut.
"Tetapi kami menyadari bahwa mungkin sesekali ada ketidakakuratan yang dapat muncul dari salah satu sumber tersebut. Jika orang melihat ada sesuatu di Google Maps yang kurang tepat, mereka dapat dengan mudah melaporkannya kepada kami melalui desktop atau perangkat seluler," ucap pernyataan resmi Google kepada detikINET, Rabu (20/1/2021).
Lebih lanjut, Google menyampaikan bahwa jika masyarakat melihat ada sesuatu di yang kurang tepat, mereka dapat dengan mudah melaporkannya kepada tim Google di desktop atau perangkat seluler. Selengkapnya untuk melaporkan error data atau konten di Google Maps, pengguna bisa mengklik link di bawah ini:
Ketika dicek detikINET, tanda SOS ini sudah hilang dari Google Maps. Sebelumnya, Camat Kepulauan Seribu Selatan, Angga Saputra, mengatakan pihaknya sedang menelusuri keberadaan kabar tersebut.
"Hari ini lagi ditelusuri ke sana. Kita telusuri dulu, saya (dapat) capture-an doang kan," ujar Angga saat dihubungi detikcom, Rabu (20/1).
https://nonton08.com/movies/wild/
Seperti Jokowi, Menkominfo Divaksin COVID-19 Sinovac
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate telah disuntik vaksin COVID-19 yang dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.
Menggunakan kemeja biru yang dipadu dengan celana berwarna cream, tenaga kesehatan (nakes) di RSPAD Gatot Soebroto menyuntikan vaksin Corona buatan Sinovac ke dalam tubuh Menkominfo.
Kepada detikINET, Rabu (20/1/2021) Johnny mengatakan proses penyuntikan tersebut berjalan dengan lancar dan tidak terdapat Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
"Aman-aman saja," ucapnya.
Vaksinasi COVID-19 yang dikembangkan Sinovac itu juga yang dipakai Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.
"Biasa saja tidak ada efek berarti. Satu jam setelah vaksinasi, saya langsung mengadakan rapat koordinasi dengan Menparekraf dan tim di kantor Kominfo. Sampai hari ini kondisi kesehatan setelah vaksinasi berjalan normal," kata Johnny menceritakan terkait efek setelah disuntik vaksin Corona.
Vaksinasi COVID-19 di Indonesia dilakukan dalam empat tahapan. Tahap pertama sudah dilakukan sejak 15 Januari 2021 dengan sasaran tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang, serta mahasiswa yang sedang menjalani profesi kedokteran yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan vaksinasi tahap kedua juga dilakukan mulai Januari sampai April 2021. Namun sasaran pada tahap kedua ini petugas pelayan publik, yaitu TNI, Polri, aparat hukum dan petugas pelayanan publik lainnya, meliputi petugas di bandara, pelabuhan, stasiun, terminal.
Selain aparat penegak hukum, petugas perbankan milik negara menjadi sasaran vaksinasi tahap kedua. Pada tahap kedua ini, vaksinasi juga menyasar ke masyarakat dengan usia lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar