Setiap hari Bandara Mutiara Sis Al Jufri dipenuhi masyarakat yang hendak mengungsi ke luar Palu. Namun, di bandara hanya bisa mengangkut penumpang dari Palu ke Makasar sebanyak 2.000 orang pengungsi. Kondisinya saat ini pun sudah sangat penuh.
Pemerintah pun bergerak cepat mencari alternatif untuk mengangkut masyarakat yang hendak mengungsi. Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi berencana memfasilitasi masyarakat untuk menggunakan jalur laut dari pintu Pelabuhan Pantoloan ke Makasar.
"Saya sarankan untuk memberikan suatu angkutan bus dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri menuju Pantoloan. Karena kapal kalau di Al Jufri itu ada 2.000 orang itu harus diangkut dalam satu hari. kalau di Pantoloan (2.000 orang) dalam satu kapal bisa diangkut," kata dia di Gedung Karsa, Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018).
Budi Karya menjelaskan, rencana mengenai pengangkutan masyarakat ke Makassar melalui Pelabuhan Pantoloan ini sedang ia koordinasikan dengan Komando Resort Militer (Korem).
"Ini adalah satu ide dari kami, kami akan koordinasikan dengan Korem Palu. Karena komando itu ada di bawah Korem, ini adalah satu usaha yang signifikan. Pantoloan sudah merupakan pelabuhan yang bisa memuat penumpang yang lebih besar," ujar dia.
Berdasarkan data yang dihimpun detikFinance di Palu beberapa hari lalu, akses dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu menuju Pelabuhan Pantoloan cukup sulit. Beberapa akses utama tertutup karena kontainer, mobil sampai pohon terseret arus laut saat tsunami menyapu tanah Palu dan gempa bumi berkekuatan 7,7 skala richer mengguncang kawasan Sulawesi Tengah.
Perlu perjalanan lebih dari satu jam untuk bisa sampai ke Pelabuhan Pantoloan. Meski Budi Karya mengatakan pelabuhan secara fungsi masih bisa digunakan. Namun, terminal Pantoloan pada pantauan Sabtu, 29 September lalu masih rusak parah. Bangunan gedung di pelabuhan retak-retak. lantai semen dan ubin di Pelabuhan Pantoloan juga masih tertutup pasir pantai.
Meski begitu, bangunan utama yaitu dermaga masih tampak aman, tidak ada kerusakan parah selain keretakan di bagian crane yang rubuh. https://bit.ly/2pSzcbW
Pelabuhan Pantoloan Beroperasi Lagi, Fokus untuk Logistik Bencana
Hari ini Pelabuhan Pantoloan telah kembali beroperasi pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami yang terjadi di kota Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya terjadi pada Jumat sore (28/9) kemarin.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan mengarahkan kapal-kapal logistik untuk bantuan dari berbagai daerah lewat Pelabuhan Pantoloan, Palu.
Nantinya, barang kebutuhan masyarakat ini akan didistribusikan ke pusat kota Palu, Donggala dan beberapa daerah yang terkena dampak bencana gempa lainnya di Sulawesi.
Ia menjelaskan, Pelabuhan Pantoloan dari segi struktur dermaga masih dikategorikan aman karena hanya terdapat beberapa retakan.
Meski fasilitas crane untuk mengangkut boks logistik dan kontainer rusak, namun pelabuhan ini masih memadai untuk bisa digunakan.
"Memang pelabuhan-pelabuhan yang efektif yang saya langsung lakukan pengecekan adalah Pantoloan. Sudah dipersiapkan dengan baik oleh Pelindo 4 dan ASDP," kata dia dalam pressconference di Gedung Karsa, Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018).
Ketika ditanya oleh wartawan mengenai adanya informasi bahwa Pelni baru bisa membuka pelabuhan pada tanggal 4 Oktober 2018.
Budi Karya menjawab ia hanya akan fokus pada dua pelabuhan yang sudah ia pantau kondisinya bisa difungsikan segera, yaitu Pelabuhan Pantoloan dan Pelabuhan Belang-belang, Mamuju, Sulawesi Barat.
"Pelabuhan terdekat yang bisa diefektifkan Pelabuhan Pantoloan dan Pelabuhan Pelabuhan Belang-belang," kata dia.
Meski begitu Budi Karya menjelaskan meski pelabuhan tersebut bisa digunakan Perjalanan dari Pelabuhan Belang-belang ke Palu membutuhkan waktu perjalanan darat sekitar 7 jam. Sementara waktu perjalanan angkutan dari Pelabuhan Pantoloan membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk sampai ke pusat kota Palu.
"Tapi memang Mamuju ke Palu itu 7 jam tapi menurut saya sekarang ini relatif masih ada ruang di Pantoloan. Perjalanan kapal kapal itu saya sarankan ke Pantoloan karena itu relatif lebih banyak ruang dan bahkan ada satu planing yang lebih pasti. Kita bisa fungsikan pelabuhan itu sebagai fungsi pelabuhan pengangkutan penumpang dan logistik," jelas dia.
Budi menjelaskan siang ini pihaknya akan mendata kapal mana saja yang membawa barag kebutuhan yang akan ke Palu. Setelah didata kapal-kapal tersebut akan diarahkan ke Pelabuhan Pantoloan.
"Siang ini kita akan infentarisir mana saja kapal yang lagi bergerak ke arah palu," papar dia. https://bit.ly/2QTJP9v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar