Rabu, 27 November 2019

Jokowi Usul Kerja Sama Investasi dan Riset Bareng Korsel-ASEAN

Sudah hampir 30 tahun Indonesia dan ASEAN-Korea Selatan bermitra untuk kemakmuran rakyat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki rancangan kerja sama untuk 30 tahun mendatang.

Dia menjelaskan prediksi ekonomi dunia di tahun 2050 tersebut dibuat berdasarkan riset terhadap 32 negara dengan PDB terbesar. Ke-32 negara tersebut mewakili kurang lebih 85% PDB dunia.

"Menarik untuk dicermati bahwa laporan tersebut memperkirakan akan terjadi pergeseran yang signifikan dari peran emerging economies yang akan melampaui negara maju," kata Jokowi dalam acara ASEAN-Republic of Korea (ROK) Summit di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO) Selasa, (26/11/2019).

Dalam pandangan Jokowi beberapa hal penting yang harus dilakukan ke depan antara lain pelaksanaan reformasi struktural, investasi yang efektif dan berkelanjutan, diversifikasi ekonomi, dan mempersempit jurang perbedaan (inequalities).

Oleh karena itu untuk 30 tahun ke depan, Jokowi mengusulkan prioritas kerja sama ASEAN-ROK difokuskan pada beberapa bidang yaitu perdagangan, investasi, pendidikan riset dan teknologi, ekonomi kreatif, dan pengembangan energi terbarukan.

"Saya juga ingin mengusulkan ASEAN dan Korea membuat target dan rencana aksi bagi kemitraan ASEAN-RoK 30 tahun mendatang di bidang-bidang prioritas ini," tutur Presiden Jokowi.

Selain itu, ekosistem dan instrumen pendukung kerja sama ASEAN-ROK ke depan juga harus diperkuat. Untuk itu Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia menyambut baik rencana pendirian ASEAN-ROK Science and Technology Centre di Jakarta pada 2020.

"Untuk mengembangkan ekonomi kreatif sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru ASEAN dan Korea, Indonesia mengusulkan pembentukan ASEAN-RoK Creative Economy Center," ujar Jokowi.

Butuh Konektivitas

Jokowi menjelaskan konektivitas seperti infrastruktur merupakan hal yang sangat penting untuk memperkuat kerja sama. Oleh karena itu, Indonesia mengundang Korea Selatan untuk berpartisipasi dalam Indo-Pacific Connectivity and Infrastructure Forum di Jakarta tahun depan.

"Saya yakin hasil dari Indo-Pacific Connectivity and Infrastructure Forum ini akan memperkuat kemitraan kita di bidang hard connectivity," kata Jokowi.

Selain hard connectivity, juga dibutuhkan soft connectivity, terutama yang terkait dengan konektivitas antar manusia. Misalnya memperkuat, hubungan antar masyarakat itu sendiri, hubungan antar pelajar atau mahasiswa, dan kolaborasi para pengusaha.

"Mari kita terus bekerja sama baik di bidang hard connectivity maupun soft connectivity," ucap Jokowi.

Tarik Minat Investasi Asing, Jokowi Janji Pangkas Birokrasi

Indonesia dan Korea Selatan terus meningkatkan kerja sama di bidang perekonomian. Presiden Joko Widodo menjelaskan Indonesia akan membuat iklim investasi yang semakin menarik dalam lima tahun ke depan.

Jokowi menyebutkan penyederhanaan aturan dan penyederhanaan birokrasi di Indonesia akan terus dilakukan guna mendukung hal tersebut. https://bit.ly/2OQQj6F

"Pada saat yang sama saya menekankan bahwa investasi di Indonesia harus menciptakan lapangan kerja. Saya juga menekankan investasi tidak hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar, namun juga menjadikan Indonesia sebagai hub produksi," kata Jokowi di Busan, Korea Selatan, Senin (25/11/2019).

Dia mengungkapkan pemerintah juga berencana untuk menyederhanakan aturan dengan memangkas sekitar 70 hingga 74 undang-undang secara sekaligus dalam waktu bersamaan melalui omnibus law. Dengan omnibus law ini, Presiden berharap semua peraturan yang menghambat penciptaan lapangan kerja dan menghambat investasi akan bisa disederhanakan.

"Dan juga pemangkasan birokrasi kita yang semakin simpel sehingga keputusan-keputusan yang diambil nanti juga akan semakin cepat. Yaitu nantinya akan dipangkas eselon IV dan eselon III di birokrasi kita," ungkapnya.

Pada saat yang sama, Presiden juga menjelaskan soal rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Nantinya, kota tersebut akan dirancang menjadi sebuah kota yang pintar, hijau, aman, inklusif, dan kuat.

"Indonesia terbuka untuk melakukan kerja sama dalam rangka pemindahan ibu kota ini, dan marilah sekali lagi saya mengajak untuk menguatkan kerja sama ekonomi kita, kerja sama perdagangan kita, kerja sama investasi kita, antara Indonesia dan Korea," imbuhnya.

Di akhir sambutannya, Presiden Jokowi meminta para pelaku usaha untuk tidak segan menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Presiden memberikan contoh soal pembebasan lahan Lotte di Cilegon yang telah diselesaikan oleh Kepala BKPM.

"Kalau ada masalah-masalah yang lain, tolong sampaikan kepada Pak Bahlil," tandasnya. https://bit.ly/2QTucyX

Tidak ada komentar:

Posting Komentar