Indonesia dan Korea Selatan terus meningkatkan kerja sama di bidang perekonomian. Presiden Joko Widodo menjelaskan Indonesia akan membuat iklim investasi yang semakin menarik dalam lima tahun ke depan.
Jokowi menyebutkan penyederhanaan aturan dan penyederhanaan birokrasi di Indonesia akan terus dilakukan guna mendukung hal tersebut.
"Pada saat yang sama saya menekankan bahwa investasi di Indonesia harus menciptakan lapangan kerja. Saya juga menekankan investasi tidak hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar, namun juga menjadikan Indonesia sebagai hub produksi," kata Jokowi di Busan, Korea Selatan, Senin (25/11/2019).
Dia mengungkapkan pemerintah juga berencana untuk menyederhanakan aturan dengan memangkas sekitar 70 hingga 74 undang-undang secara sekaligus dalam waktu bersamaan melalui omnibus law. Dengan omnibus law ini, Presiden berharap semua peraturan yang menghambat penciptaan lapangan kerja dan menghambat investasi akan bisa disederhanakan.
"Dan juga pemangkasan birokrasi kita yang semakin simpel sehingga keputusan-keputusan yang diambil nanti juga akan semakin cepat. Yaitu nantinya akan dipangkas eselon IV dan eselon III di birokrasi kita," ungkapnya.
Pada saat yang sama, Presiden juga menjelaskan soal rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Nantinya, kota tersebut akan dirancang menjadi sebuah kota yang pintar, hijau, aman, inklusif, dan kuat.
"Indonesia terbuka untuk melakukan kerja sama dalam rangka pemindahan ibu kota ini, dan marilah sekali lagi saya mengajak untuk menguatkan kerja sama ekonomi kita, kerja sama perdagangan kita, kerja sama investasi kita, antara Indonesia dan Korea," imbuhnya.
Di akhir sambutannya, Presiden Jokowi meminta para pelaku usaha untuk tidak segan menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Presiden memberikan contoh soal pembebasan lahan Lotte di Cilegon yang telah diselesaikan oleh Kepala BKPM.
"Kalau ada masalah-masalah yang lain, tolong sampaikan kepada Pak Bahlil," tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam acara ini, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Selai itu ada Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. https://bit.ly/37IHbt5
Makin Mesra, RI-Korsel Selangkah Lagi Menuju Mitra Ekonomi Strategis
Indonesia dan Korea Selatan menandatangani Deklarasi Bersama Penyelesaian Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Indonesia-Korea Comprehensif Economic Partnership Agreement/IK-CEPA) pada hari ini, Senin, (25/11) di Hotel Westin Chosun Busan, Korea Selatan.
Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto dan Menteri Perdagangan Korea Selatan Yoo Myung-Hee serta disaksikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 30 Tahun Hubungan Kemitraan ASEAN-Korea Selatan (ASEAN-RoK Commemorative Summit).
Penandatanganan Deklarasi Bersama ini sekaligus menandai bahwa kedua negara kini selangkah lebih dekat menuju penandatanganan IK-CEPA. Sebelumnya, secara substansial, kedua tim perunding menyelesaikan perundingan IK-CEPA pada Oktober 2019.
"Penyelesaian IK-CEPA merupakan tonggak sejarah baru dalam hubungan ekonomi Indonesia-Korea Selatan. Lebih dari sekadar perjanjian perdagangan bebas (FTA), IK-CEPA merupakan sebuah kemitraan komprehensif kedua negara di bidang perdagangan barang, jasa, penanaman modal, ketentuan asal barang, serta kerja sama ekonomi," kata Agus di Busan, Korea Selatan, Senin (25/11/2019). https://bit.ly/2rpXlar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar