Senin, 18 November 2019

Beragam Mitos dan Fakta Seputar Kaki Gajah

Mendengar penyakit kaki gajah, apa yang terlintas di pikiranmu? Kaki gajah atau dalam dunia medis disebut filariasis, penyakit ini merupakan penyakit menular yang ditularkan oleh cacing filaria lewat gigitan nyamuk.

Penularannya bukan dari manusia ke manusia. Nyamuk yang di dalamnya terdapat larva cacing filaria akan ditularkan ke manusia melalui gigitan, dan cacing bisa menembus kulit serta bergerak menuju sistem saluran getah bening.

Cacing tersebut akan berkembang biak sehingga muncul cacing microfilia yang berukuran sangat kecil. Microfilia akan masuk ke dalam pembuluh darah dan tersebar ke beberapa bagian-bagian tubuh.

Di kalangan masyarakat, banyak beredar mitos seputar kaki gajah yang masih dipercaya. Apa saja sih mitosnya? Dan bagaimana pula faktanya? Yuk kita kupas tuntas di sini.

1.
Mitos: Kaki gajah hanya bengkak di bagian kaki
Fakta: Pembengkakan kaki gajah bisa terjadi selain di kaki, seperti di tangan, skrotum pria, dan payudara wanita. Ini tergantung pada cacing apa yang ada di tubuh seseorang. Ada tiga jenis cacing filaria, W. bancrofti, B. malayi, dan B. timori. B. malayi dan B. timori hanya menimbulkan pembengkakan di bagian lutut dan siku ke bawah, sedangkan W. bancrofti bisa menyebabkan pembengkakan di bagian tubuh lainnya.

2.
Mitos: Penyakit orang yang sering bekerja di sawah
Fakta: Kaki gajah bukan penyakit orang yang sering bekerja di sawah, namun penularan penyakit ini melewati gigitan nyamuk yang di dalamnya terdapat cacing filaria. Kaki gajah juga tidak menular dari manusia ke manusia.

3.
Mitos: Kaki gajah bisa disembuhkan
Fakta: Kaki gajah yang bisa disembuhkan adalah pada stadium satu dan dua jika diberikan obat secara teratur. Namun, pada stadium di atasnya, kaki gajah akan menimbulkan cacat menetap.

4.
Mitos: Kaki gajah tidak bisa dicegah
Fakta: Kaki gajah bisa dicegah dengan mengonsumsi obat DEC dan Albendazol, obat Albendazol ini adalah obat cacing. Kedua obat tersebut akan diberikan setiap satu tahun sekali di bulan Oktober selama jangka waktu lima tahun di daerah endemi. Ditambah dengan sering menggunakan lotion/spray anti nyamuk dan kelambu juga bisa merupakan cara mencegah gigitan nyamuk.

5.
Mitos: Kaki gajah adalah penyakit turunan dan kutukan
Fakta: Kaki gajah bukan penyakit turunan. Cacing filaria tidak bisa menembus plasenta. Ibu yang mengidap kaki gajah, anaknya akan lahir normal. Karena ini disebabkan oleh cacing yang dibawa oleh nyamuk, jadi jelas, kaki gajah juga bukan penyakit kutukan.  https://bit.ly/2CRsdmr

Bukan Cuma Sebabkan DBD, Gigitan Nyamuk Juga Tularkan Kaki Gajah

 Jangan sekali-kali meremehkan gigitan nyamuk, apapun jenisnya. Gigitan nyamuk bukan hanya bisa mengakibatkan penyakit demam berdarah atau malaria, tetapi juga bisa menyebabkan penyakit kaki gajah.

Kok bisa? Kaki gajah atau dalam dunia medis disebut filariasis adalah penyakit menular. Penularannya bukan dari manusia ke manusia, melainkan ditularkan oleh cacing filaria yang sangat kecil yang ada di dalam nyamuk.

"Nyamuk yang ada larvanya, larva stadium 3 tembus kulitmu. Larva itu bergerak menuju sistem saluran getah bening. Sampai kelenjar getah bening dia akan di situ sampai jadi cacing dewasa," jelas dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen P2P Kemenkes dalam acara temu media dalam rangka 'Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA)' di gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Selasa (25/9/2018).

"Dari yang gede menghasilkan yang kecil-kecil micro filaria. Yang kecil masuk ke darah. Terus nanti bisa masuk ke nyamuk," lanjutnya.

Nyamuk yang bisa menularkan cacing filaria tersebut ada berbagai jenis. dr Jane menyebutkan ada sekitar 23 spesies nyamuk, termasuk nyamuk A. aegypti dan Anopheles.

Sedangkan ada tiga jenis cacing yang dapat mengakibatkan kaki gajah, yaitu W. bancrofti, B. malayi, dan B. timori. Yang bisa menyebabkan filariasis kronis yaitu W. bancrofti karena bisa menyebabkan pembengkakan di seluruh bagian tubuh.

"Kalau malayi yang kena tungkai bawah saja, nah kalau brancofti ini bisa kemana-mana, bahkan ke skrotum dan payudara," tegas dr Jane.

Maka dari itu, dr Jane menyarankan untuk menggunakan lotion/sprat anti nyamuk setiap hari dan bahkan tidak ada salahnya menggunakan kelambu saat tidur. https://bit.ly/2CRosxp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar