Berjualan lewat platform media sosial TikTok bisa jadi alternatif promosi selain Instagram cs. Konten-konten video di TikTok pun sekarang sudah tak jarang digunakan sebagai promosi barang dagangan.
Influencer dan pakar media sosial Michael Sugiharto mengatakan, untuk barang dagangannya laris-manis, maka harus diketahui banyak orang atau populer. Sehingga, peluang dibeli pun lebih besar. Nah, Michael yang juga founder dari Teknobie dan Digimaru membeberkan, ada 3 tips agar barang dagangan bisa populer di TikTok.
1. Mengikuti Tren
Cara pertama ialah mengikuti tren di TikTok. Maksudnya, bukan produknya yang mengikuti tren, akan tetapi video dari produk yang mau dijual harus mengikuti tren.
"Misalnya challenge, dance, atau lagu yang lagi tren. Nah Anda harus mengikuti itu. Kalau Anda cepat di awal, dan bisa pakai lagu itu terus, atau dance itu terus, Anda bisa populer. Jadi riding the wave," jelas Michael dalam tayangan d'Mentor edisi Main TikTok Dapat Uang, Selasa (22/12/2020).
Ia mengatakan, lagu adalah salah satu jenis tren yang sangat berpengaruh di TikTok. "Di TikTok penggunaan lagu itu benar-benar berdampak. Jadi makanya pilih lagu harus dilihat. Biar cepat di-absorb sama orang, ya pilih lagu yang nge-top," tutur dia.
2. Konsisten Membuat Unggahan
Sama seperti media sosial lainnya, pedagang di TikTok juga harus konsisten membuat konten di TikTok. Artinya, harus rutin mengunggah video setiap harinya.
"Anda perlu konsisten. Nah cuma yang hebat, kalau Instagram itu orang unggah sehari sampai 3 kali. Bahkan terakhir ada yang ngomong satu hari 10 kali. Nah, TikTok juga sama. Sekarang ini, saya sarankan unggah 1 hari sekali. Tapi saya lihat ada pengguna TikTok yang rajin, 1 hari bisa 6 kali," imbuh Michael.
3. Gunakan Hashtag yang Tepat
Sama seperti media sosial lainnya, penggunaan tagar atau hashtag bisa membantu unggahan seorang pengguna bisa dilihat banyak orang. Namun, pengguna TikTok harus selektif memilih hashtag, karena jumlah karakter dalam keterangan video di TikTok sangatlah terbatas.
"Dia maksimal 150 karakter, itu yang jelek. Jadi Anda harus betul;-betul memilih mau hashtag yang mana," tutup Michael.
https://cinemamovie28.com/movies/my-tutor-friend/
Indonesia Beda! Vaksin buat yang Produktif Bukan Penduduk Rentan
Vaksinasi virus Corona (COVID-19) kepada masyarakat Indonesia targetnya dimulai awal 2021. Ekonom senior Faisal Basri pun menyoroti pemerintah yang lebih mengutamakan kelompok penduduk produktif untuk divaksinasi.
"Indonesia ini agak beda karena mengutamakan vaksinasi buat penduduk produktif, bukan penduduk yang paling rentan, bukan," kata dia dalam webinar Indef, Rabu (23/12/2020).
Pemerintah memang telah memetakan orang-orang yang diprioritaskan mendapatkan vaksinasi. Pertama adalah mereka yang berada di garis depan, yaitu para petugas medis, kemudian petugas non-medis termasuk TNI dan Polri.
Kemudian yang kedua adalah kelompok berisiko tinggi atau high risk, yaitu kelompok pekerja, termasuk di dalamnya para pedagang pasar, pelayan toko, atau pramuniaga, dan juga mereka yang bekerja di sektor-sektor perusahaan industri.
Faisal Basri menilai kelompok kedua itu diprioritaskan karena pemerintah ingin perekonomian dapat berjalan kembali, dengan kata lain pemerintah lebih mengutamakan ekonomi.
"Yang produktif supaya ekonomi tetap jalan gitu. Jadi tetap saja ekonomi," sebutnya.
Dirinya pun berharap menteri kesehatan (menkes) baru, Budi Gunadi Sadikin menyadari bahwa yang utama adalah kesehatan.
"Saya bertemu dengan Budi Gunadi itu dia menyadari sekali sebagai Ketua Satgas PEN bahwa 'apa pun yang kami lakukan' dia katakan 'itu akan sulit mencapai hasil yang baik sepanjang pandeminya tidak dikendalikan dengan baik'. Jadi bertolak dari sini saya kok punya optimisme ya, asa untuk menteri kesehatan yang baru," ungkapnya.
Dia menambahkan, menurutnya Budi Gunadi Sadikin orang yang berpikir dan mau melibatkan para ahli di bidang kesehatan yang berkaitan dengan pandemi COVID-19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar