Kamis, 24 Desember 2020

Ramai Tagar #tangkapanakpaklurah, Gibran: Ya Tangkap Aja...

 Tagar #tangkapanakpaklurah menggema setelah nama putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka terseret dalam dugaan korupsi dana bansos Kementerian Sosial. Gibran menjawab kemunculan tagar itu.

Gibran menjawab isu tersebut usai melakukan blusukan di kawasan Banyuagung, Kecamatan Banjarsari. Calon Wali Kota Solo itu mengaku siap ditangkap jika terbukti bersalah.


"Ya tangkap aja kalau salah. Tangkap aja kalau ada buktinya. Tidak pernah ikut-ikut. Tidak pernah ada yang namanya merekomendasikan, memerintah atau apapun itu," ujar Gibran, Senin (21/12/2020).


Terkait hubungan dengan mantan Mensos Juliari Batubara, Gibran mengaku mengenal. Namun Gibran mengaku tak pernah bertemu langsung.


"Kenal sih kenal, tapi belum pernah ketemu sekalipun. Belum pernah, dan tidak pernah yang namanya saya ikut campur dalam masalah bansos ini. Apalagi rekomendasi goodie bag," ujar dia.


Gibran juga mempersilakan untuk mengecek KPK dan PT Sritex terkait kabar tersebut. Putra sulung Presiden Joko Widodo itu juga mempertanyakan sumber informasi yang menyudutkan dirinya.


"Silakan nanti cek saja ke KPK, cek saja ke Sritex. Kalau ada buktinya sini, silakan dibuktikan. Nggak ada yang seperti itu. Itu berita-berita yang tidak benar, tidak ada buktinya. Sumbernya saya nggak tahu dari mana. Tapi saya nggak pernah ikut-ikutan seperti itu," ujar dia.

https://tendabiru21.net/movies/the-mask-2/


Bantah 'Main' Dana Bansos, Gibran: Kalau Pengin Proyek Ya yang Lebih Gede


- Gibran Rakabuming Raka membantah merekomendasikan pembuatan tas bansos ke PT Sritex dari dana Bansos. Dia bahkan mengatakan kalau memang mau proyek, banyak proyek yang lebih besar.

"Itu nggak bener itu. Saya itu tidak pernah merekomendasikan, memerintah atau ikut campur dalam urusan bansos ini. Apalagi merekomendasikan goodie bag, nggak pernah seperti itu," kata Gibran usai blusukan di kawasan Banjarsari, Senin (21/12/2020).


"Kalau mau korupsi kok kenapa korupsinya baru sekarang, korupsinya nggak dulu-dulu. Nggak saya nggak pernah seperti itu. Kalau pengin proyek ya proyek yang lebih gede, PLN, Pertamina, jalan tol itu nilainya triliunan. Saya nggak pernah seperti itu. Apalagi ikut campur seperti itu," ujar dia.


Diberitakan sebelumnya, beredar kabar putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengatur pembuatan tas bansos. Gibran diisukan memberikan rekomendasi kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk untuk membuat tas bansos.


Jagat media sosial pun bergema atas isu tersebut. Di Twitter bahkan sempat trending hashtag bertuliskan #tangkapanakpaklurah.


Ketika dimintai konfirmasi mengenai hal itu pihak Sritex juga membantahnya.

"Tidak benar," kata Head of Corporate Communication Sritex Joy Citradewi kepada detikcom melalui pesan singkat, Senin (21/12).


Joy menegaskan bahwa perusahaan yang bermarkas di Solo itu justru yang ditawari oleh pihak Kemensos untuk memproduksi tas bansos.


"Marketing kami di-approach oleh pihak Kemensos," tegasnya.


Sritex Tepis Isu Liar Skandal Bansos


Jagat dunia maya tengah dihebohkan kabar tentang keterkaitan Gibran Rakabuming Raka dalam persoalan bansos. Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu dikabarkan memberikan rekomendasi sebuah perusahaan untuk membuat tas bansos.

Perusahaan yang dimaksud adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Ketika dikonfirmasi mengenai hal itu perusahaan pun membantahnya.


"Tidak benar," kata Head of Corporate Communication Sritex Joy Citradewi kepada detikcom melalui pesan singkat, Senin (21/12/2020).


Joy menegaskan bahwa perusahaan yang bermarkas di Solo itu justru yang ditawari oleh pihak Kemensos untuk memproduksi tas bansos, bukan direkomendasikan Gibran.


"Marketing kami di-approach oleh pihak Kemensos," tegasnya.


Seperti diketahui, KPK menjerat Juliari Batubara sebagai tersangka dalam kasus korupsi bansos Corona. Dia dijerat bersama empat orang lainnya, yaitu Matheus Joko Santoso, Adi Wahyono, Ardian IM, dan Harry Sidabuke.


Dua nama awal merupakan pejabat pembuat komitmen atau PPK di Kemensos. Sedangkan dua nama selanjutnya adalah pihak swasta sebagai vendor dari pengadaan bansos.


KPK menduga Juliari menerima jatah Rp 10 ribu dari setiap paket sembako senilai Rp 300 ribu per paket. Total setidaknya KPK menduga Juliari Batubara sudah menerima Rp 8,2 miliar dan Rp 8,8 miliar.

https://tendabiru21.net/movies/the-mask/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar