Sudah hadir lebih dari 5 tahun, BPJS Kesehatan sudah melayani masyarakat yang telah merasakan beberapa manfaatnya. Salah satunya Paryanti (48) warga Magelang yang merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Ia pun membagikan kisahnya kala memanfaatkan JKN-KIS untuk melindungi kesehatannya. Waktu itu malam hari badannya sangat panas, kemudian oleh keluarganya diantar ke Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit di Kota Magelang, dan langsung ditangani oleh tim medis.
"Waktu itu sekitar pukul 21.00 WIB, saya merasakan panas badan dan mual-mual, tanpa pikir panjang saat itu juga saya langsung dibawa keluarga untuk periksa di rumah sakit dan langsung ditangani di UGD, dan saat itu disarankan untuk rawat inap," ungkap Paryanti dalam keterangan tertulis, Rabu (30/12/2020).
Di rumah sakit, ibu tiga anak ini dirawat selama tiga hari dua malam. Ia pun tidak menemui hambatan selama menjalani pemeriksaan dan perawatan, dari masuk sampai pulang. Bahkan administrasinya juga menurutnya sangat mudah.
"Saat di UGD sempat ditanya apakah saya punya JKN-KIS atau tidak, dan semua petugas rumah sakit langsung melayani seperti biasa tanpa membedakan dengan pasien umum lainnya," tambahnya
Paryanti yang juga masuk ke dalam segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah Kabupaten Magelang merasa bersyukur karena pemerintah memperhatikan kesejahteraan masyarakat lewat JKN-KIS.
"Tidak dinyana keluarga saya diberikan jaminan kesehatan oleh pemerintah, sehingga kami tidak perlu repot-repot lagi harus membayar iuran setiap bulan,"tuturnya.
Ia berharap ke depannya pemerintah dapat mempertahankan program ini, karena jaminan kesehatan sangat dibutuhkan seluruh lapisan masyarakat. Ia juga berpesan agar masyarakat yang mampu selalu menyetor iurannya secara rutin setiap bulan.
"Harapan saya, meskipun kita sudah memiliki JKN-KIS tetapi harus tetap sehat, disimpan saja kartunya untuk berjaga-jaga," pungkasnya.
https://indomovie28.net/movies/cannibal-ferox/
4 Vaksin Corona Ini akan Dipakai di Indonesia, Intip Lagi Efektivitasnya
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah telah mengamankan sekitar 660 juta dosis vaksin Corona COVID-19 yang didapatkan dari kerjasama bilateral dan multilateral.
"Kita akan segera menandatangani kontrak dengan AstraZeneca untuk 100 juta dosis vaksin dan segera menandatangani kontrak dengan Pfizer dengan 50 juta adalah firm dan 50 juta opsional," katanya dalam Keterangan Pers Menteri Kesehatan di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020).
Selain mendatangkan vaksin Corona buatan AstraZeneca dan Pfizer, pemerintah juga telah menandatangani kontrak dengan Sinovac sebesar 125 juta dosis dan Novavax untuk 130 juta dosis vaksin.
Keempat vaksin Corona ini tentu memiliki efektivitas yang berbeda-beda dalam mencegah COVID-19. Seberapa besar tingkat efektivitasnya? Berikut dirangkum oleh detikcom.
1. Sinovac
Sinovac belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait efikasi vaksin buatannya terhadap COVID-19. Pasalnya, hasil uji klinis fase 3 vaksin Corona tersebut belum juga rampung.
Di Indonesia sendiri, uji klinis fase 3 vaksin Corona Sinovac baru akan selesai pada Mei 2021. Sementara Brasil dan Turki sudah mengumumkan hasil uji klinis vaksin tersebut di negaranya.
Disebutkan, hasil uji klinis fase 3 vaksin Corona Sinovac di Brasil menunjukkan efektivitas di atas 50 persen. Sedangkan, di Turki hasil efektivitasnya mencapai 91 persen.
Menurut Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio, perbedaan hasil efektivitas vaksin di kedua negara ini disebabkan oleh faktor populasi.
"Itu kan belum hasil uji final ya. Memang situasinya juga berbeda antara Brasil dan Turki. Populasinya, lingkungannya, jadi berbeda sih mungkin saja," katanya saat dihubungi detikcom, Jumat (25/12/2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar