Vaksinasi virus Corona (COVID-19) kepada masyarakat Indonesia targetnya dimulai awal 2021. Ekonom senior Faisal Basri pun menyoroti pemerintah yang lebih mengutamakan kelompok penduduk produktif untuk divaksinasi.
"Indonesia ini agak beda karena mengutamakan vaksinasi buat penduduk produktif, bukan penduduk yang paling rentan, bukan," kata dia dalam webinar Indef, Rabu (23/12/2020).
Pemerintah memang telah memetakan orang-orang yang diprioritaskan mendapatkan vaksinasi. Pertama adalah mereka yang berada di garis depan, yaitu para petugas medis, kemudian petugas non-medis termasuk TNI dan Polri.
Kemudian yang kedua adalah kelompok berisiko tinggi atau high risk, yaitu kelompok pekerja, termasuk di dalamnya para pedagang pasar, pelayan toko, atau pramuniaga, dan juga mereka yang bekerja di sektor-sektor perusahaan industri.
Faisal Basri menilai kelompok kedua itu diprioritaskan karena pemerintah ingin perekonomian dapat berjalan kembali, dengan kata lain pemerintah lebih mengutamakan ekonomi.
"Yang produktif supaya ekonomi tetap jalan gitu. Jadi tetap saja ekonomi," sebutnya.
Dirinya pun berharap menteri kesehatan (menkes) baru, Budi Gunadi Sadikin menyadari bahwa yang utama adalah kesehatan.
"Saya bertemu dengan Budi Gunadi itu dia menyadari sekali sebagai Ketua Satgas PEN bahwa 'apa pun yang kami lakukan' dia katakan 'itu akan sulit mencapai hasil yang baik sepanjang pandeminya tidak dikendalikan dengan baik'. Jadi bertolak dari sini saya kok punya optimisme ya, asa untuk menteri kesehatan yang baru," ungkapnya.
Dia menambahkan, menurutnya Budi Gunadi Sadikin orang yang berpikir dan mau melibatkan para ahli di bidang kesehatan yang berkaitan dengan pandemi COVID-19.
https://cinemamovie28.com/movies/flight-555/
Faisal Basri Sentil Luhut yang Minta Anies Bikin Mal Tutup Lebih Cepat
Ekonom senior Faisal Basri menyentil Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Sebab, Luhut memerintahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai kebijakan dalam menghadapi pandemi virus Corona (COVID-19) di DKI.
Dia mempertanyakan apa urusan Luhut memerintahkan Anies, misalnya untuk mempercepat penutupan mal atau pusat perbelanjaan.
"Kalau sekarang panglima perangnya siapa? Luhut, Luhut yang memerintahkan Anies Baswedan untuk mempercepat penutupan mal jam 7 (malam). Apa urusannya dengan Luhut?," kata dia dalam webinar Indef, Rabu (23/12/2020).
Selain Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). Kembali ke Faisal, menurutnya Luhut bukan problem solver (pemecah masalah) melainkan pembuat masalah baru.
Tapi lama-lama, menurutnya masyarakat akan lebih memandang Luhut ketimbang Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Luhut lebih terlihat menonjol.
Tentu saja, opini semacam itu menurut Faisal harus dihindari, khususnya berkaitan dengan kasus pandemi COVID-19 ini.
"Rakyat itu 'wah lama-lama presidennya ah presidennya memble, lebih hebat Luhut' orang percaya gitu, 'sudah jangan dengar omongan presiden, dengar aja omongan Luhut, lebih mujarab' gitu. Itu yang harus dihindari untuk kasus pandemi ini," papar Faisal Basri.
Dia juga menilai Presiden harus memberi backup kepada menteri kesehatan yang baru, Budi Gunadi Sadikin agar tidak Luhut melulu yang bertindak.
"Pak Budi harus firm gitu dan di-backup oleh Pak Presiden. Kalau nggak, Luhut lagi Luhut lagi, 4L," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar