Pada Minggu (27/12/2020), sebagian peneliti yakin bahwa vaksin AstraZeneca efektif untuk melawan varian baru Corona Inggris yang telah menyebar ke beberapa negara di dunia.
CEO AstraZeneca Pascal Soriot juga mengklaim vaksin COVID-19 yang tengah dikembangkannya itu bisa efektif terhadap varian baru Corona yang terdeteksi di Inggris. Ia mengatakan tim penelitinya telah menemukan 'formula unggulan' yang membuat vaksin tersebut efektif seperti vaksin-vaksin lainnya.
Namun, sejumlah pihak masih mengkhawatirkan vaksin AstraZeneca ini mungkin tidak lebih efektif dibandingkan vaksin buatan Pfizer-BioNTech, yang sudah lebih dulu didistribusikan ke beberapa negara.
Hasil parsial menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca ini hanya efektif 70 persen dalam mencegah seseorang terinfeksi COVID-19. Ini lebih rendah jika dibandingkan dengan vaksin Pfizer yang efektivitasnya mencapai 95 persen.
"Kami pikir kami telah menemukan formula unggulan untuk mencapai efektivitas setelah dua dosis (vaksin) diberikan, sesuai dengan (vaksin) yang lainnya," kata Soriot yang dikutip dari Channel News Asia, Senin (28/12/2020).
"Saya tidak bisa memberitahu Anda lebih banyak lagi, karena kami akan merilisnya nanti," lanjutnya.
Saat ditanya mengenai tingkat efektivitasnya terhadap varian baru Corona Inggris, Soriot mengatakan vaksin yang dikembangkannya tetap efektif meski belum bisa dipastikan.
"Sejauh ini, kami pikir vaksin ini tetap efektif, meski kami belum bisa memastikannya. Kami perlu mengujinya lebih lanjut," ujar Soriot.
https://trimay98.com/movies/summer-04/
Senyawa Ini Disebut Bisa Jadi Pemicu Alergi, Efek Samping Vaksin COVID-19
Beberapa kandidat vaksin COVID-19 kini mulai digunakan secara luas. Dari program vaksinasi yang sudah berjalan, dilaporkan ada orang yang mengalami reaksi alergi serius.
Sebanyak enam orang di Amerika Serikat (AS) dan dua orang di Inggris yang mendapat suntikan vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNtech beberapa waktu lalu disebut mengalami reaksi alergi. Hal yang sama juga dilaporkan terjadi pada satu orang di AS yang menerima suntikan vaksin COVID-19 buatan Moderna.
Diketahui sebagian besar orang yang mengalami efek samping memiliki riwayat alergi. Oleh karena itu Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) mengeluarkan pernyataan agar vaksin tidak diberikan pada orang dengan alergi.
Sampai saat ini belum diketahui pasti senyawa apa yang jadi pemicu reaksi alergi pada penerima vaksin. Direktur Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), Dr Peter Marks, menyangka kemungkinan ini karena senyawa bernama polyethylene glycol (PEG).
PEG dicurigai karena bahan lain yang ada di dalam vaksin, seperti lipid, gula, dan garam, bukan hal yang diketahui bisa menyebabkan reaksi alergi. Sementara PEG yang juga umum digunakan dalam obat-obatan, meski jarang terjadi, bisa memicu reaksi alergi pada beberapa orang.
"Bisa jadi ini penyebabnya," kata Dr Peter seperti dikutip dari Live Science, Senin (28/12/2020).
National Institutes of Health (NIH) kini sedang menjalankan studi untuk menginvestigasi penyebab reaksi alergi pada vaksin COVID-19. Rencananya akan dibutuhkan orang dengan riwayat alergi sebagai partisipan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar