Beberapa kandidat vaksin COVID-19 kini mulai digunakan secara luas. Dari program vaksinasi yang sudah berjalan, dilaporkan ada orang yang mengalami reaksi alergi serius.
Sebanyak enam orang di Amerika Serikat (AS) dan dua orang di Inggris yang mendapat suntikan vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNtech beberapa waktu lalu disebut mengalami reaksi alergi. Hal yang sama juga dilaporkan terjadi pada satu orang di AS yang menerima suntikan vaksin COVID-19 buatan Moderna.
Diketahui sebagian besar orang yang mengalami efek samping memiliki riwayat alergi. Oleh karena itu Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) mengeluarkan pernyataan agar vaksin tidak diberikan pada orang dengan alergi.
Sampai saat ini belum diketahui pasti senyawa apa yang jadi pemicu reaksi alergi pada penerima vaksin. Direktur Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), Dr Peter Marks, menyangka kemungkinan ini karena senyawa bernama polyethylene glycol (PEG).
PEG dicurigai karena bahan lain yang ada di dalam vaksin, seperti lipid, gula, dan garam, bukan hal yang diketahui bisa menyebabkan reaksi alergi. Sementara PEG yang juga umum digunakan dalam obat-obatan, meski jarang terjadi, bisa memicu reaksi alergi pada beberapa orang.
"Bisa jadi ini penyebabnya," kata Dr Peter seperti dikutip dari Live Science, Senin (28/12/2020).
National Institutes of Health (NIH) kini sedang menjalankan studi untuk menginvestigasi penyebab reaksi alergi pada vaksin COVID-19. Rencananya akan dibutuhkan orang dengan riwayat alergi sebagai partisipan.
https://trimay98.com/movies/come-undone/
3 Fakta Penularan COVID-19 di Hotel Mewah Singapura, Diduga Lewat Handuk-Sprei
Belakangan, heboh penularan kasus COVID-19 di hotel mewah Mandarin Orchard Singapura. Ada 13 kasus Corona yang dikonfirmasi Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) berasal dari sumber penularan yang sama.
Dikutip dari Channel News Asia, pada Sabtu (26/12/2020) ada penambahan kasus Corona impor baru termasuk seorang pria yang sebelumnya menginap di Mandarin Orchard. Pria ini diduga berkaitan dengan 13 kasus COVID-19 yang lebih dulu dilaporkan.
Berdasarkan keterangan Kemenkes Singapura, 13 kasus Corona yang sebelumnya ditemukan memiliki 'kesamaan genetik yang tinggi' meskipun berasal dari 10 negara berbeda. Berikut fakta-fakta terkait penularan kasus COVID-19 di hotel mewah tersebut, dirangkum detikcom dari beragam sumber.
1. Penularan diduga dari handuk-sprei
Associate professor Hsu Li Yang dari Saw Swee Hock School of Public Health, seorang ahli penyakit menular, menjelaskan bisa saja penularan COVID-19 bisa terjadi lewat staf hotel atau barang-barang yang ada di hotel mewah tersebut.
"Jika mereka (13 kasus Corona) tersebut tidak bertemu satu sama lain selama mereka menginap, maka bisa jadi staf hotel atau barang-barang yang ada di hotel yang memicu penularan," katanya.
"Apakah penyebarannya bisa melalui handuk dan sprei akan tergantung pada bagaimana ini didistribusikan setelah dibersihkan," lanjutnya.
2. Kasus COVID-19 berasal dari 10 negara
Dr Asok Kurup, Ketua Dokter Penyakit Menular dari Akademi Kedokteran mengaku penularan Corona bisa saja terjadi dari beberapa benda, atau hotel dan ventilasi. Namun, ia menegaskan faktor penularan COVID-19 melalui kontak dekat hingga saat ini masih menjadi cara umum penularan.
"Ke-13 kasus tersebut, yang berasal dari 10 negara berbeda, tertular virus Corona dengan 'kesamaan genetik tinggi', yang menyiratkan bahwa infeksi tersebut mungkin berasal dari satu sumber dan bisa saja terjadi di hotel," jelas Kementerian Kesehatan Singapura (MOH).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar