Senin, 27 Januari 2020

Belajar Toleransi dari Masjid Putih di Israel

Setiap agama mengajarkan tentang kebaikan dan toleransi kepada sesama. Rasanya tak ada yang lebih mesra dari toleransi yang diberikan oleh The White Mosque.

The White Mosque atau Masjid Putih adalah salah satu rumah ibadah di Nazaret, Israel. Tak seperti namanya, bangunan masjid ini justru berwarna kuning muda, seperti diintip detikcom, Selasa (14/5/2019) dari situs resminya.

Nama White Mosque memang sengaja diberikan sebagai simbol dari rumah ibadah. Pesan kemurnian, transparansi dan kesederhanaan diharapkan akan memancar dari nama tersebut.

Menjadi masjid paling kuno di Nazaret, White Mosque menjadi pusat budaya dan agama yang penting. Masjid bergaya arsitektur ottoman ini sangat mudah ditemukan karena berada di area pasar Center of Nazareth Old Market.

Berada dalam komunitas Kristen, tak membuat umat Muslim di Nazaret jadi berbeda. Masyarakat Kristen dan Muslim di Nazaret punya tradisi toleransi yang bisa dibilang mesra.

Saat ada hari raya umat Kristen, White Mosque akan mengirimkan delegasi untuk hadir dan mewakili masjid dalam acara keagamaan Kristen. Imam juga akan menyebutkan hari libur tersebut saat salat Jumat.

Menurut catatan sejarah, bagian pertama dari masjid ini dibangun pada tahun 1785. Saat itu Gubernur Acre, Pasha al-Jazzar memerintahkan Sheikh Abdullah Alfahum Eel Ninni untuk melakukan pembangunan masjid.

Bukan cuma pembangunan masjid, Eel Ninni juga diminta untuk mengelola semua hal yang berkaitan dengan penduduk Nazaret. Karena jasanya, Sheikh Abdullah Alfahoum Eel Ninni dimakamkan di masjid ini.

Sampai sekarang The White Mosque dikelola oleh keluarga Alfahum. Ini menjadi bukti bahwa keturunan Alfahum menjadi keluarga paling dihormati di Nazaret.

Siapa pun boleh masuk ke masjid ini dengan syarat berpakaian sopan dan mengobrol dengan suara pelan. Tak ada biaya yang dikenakan untuk wisatawan yang mau berkunjung.

The White Mosque boleh dikunjungi tiap hari. Tapi disarankan untuk tidak berkunjung pada waktu salat tiba. Karena takut mengganggu jalannya ibadah.

Kabupaten Bogor Ikuti Jejak Bali untuk Merdeka dari Sampah Plastik

Terkait pengelolaan sampah plastik, nama Bali mungkin adalah yang paling terdengar. Namun, perlahan Kabupaten Bogor mulai mengikuti agar merdeka sampah plastik.

Awal tahun 2019 ini Pemerintah Bali menerapkan larangan penggunaan kantong plastik, styrofoam dan sedotan plastik yang dicantumkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 97 tahun 2018 itu untuk menekan sampah plastik.

Bali pun bukan satu-satunya yang mulai sadar akan bahaya dari sampah plastik bagi lingkungan. Dijelaskan oleh Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Novrizal Tahar pada detikcom di Pasar Modern Fresh Market Kota Wisata Cibubur, Bogor, Selasa pagi (14/5/2019), sejumlah daerah lain juga mulai peduli.

"Sudah ada banyak. Yang pertama kali Banjarmasin sejak 2016 malah, sudah berjalan hampir 3 tahun lebih dan mereka sudah masuk ke retail dan pasar tradisional. Bogor juga, 41 ton per bulan bisa mengurangi per harinya," ujar Novrizal.

Dijelaskan Novrizal, kepedulian pihak Pemprov hingga Pemkot sangat dibutuhkan untuk sosialisasi sampah plastik. Terlebih, pihak pemerintah daerah dapat 'memaksa' lewat regulasi yang wajib diikuti.

"Karena didiorong oleh regulasi pemerintah daerahnya (Bali), di provinsi kan sudah menetapkan pembatasan penggunaan kantong plastik kresek sekali pakai, sedotan plastik sama styrofoam sudah ada peraturannya juga. Saya lihat masyarakatnya dapat beradaptasi dengan cepat," ujar Novrizal.

Dukungan senada akan sosialisasi sampah plastik juga diutarakan Nur Haryanti selaku Kasi Pengurangan Sampah Dinas LH Kabupaten Bogor di lokasi yang sama. Pihak Pemkab Bogor bahkan sudah punya regulasi soal itu yang akan berlaku pada 17 Agustus tahun ini.

"Peraturan Bupati Bogor Nomor 13 tahun 2019 tentang pengurangan penggunaan plastik dan Styrofoam berlakunya tanggal 17 Agustus 2019. Kenapa 17? Karena hari kemerdekaan. Momennya pas, kita akan MDS alias merdeka dari sampah," ujar Nur.

Agar lebih familiar, pihak Pemkab Bogor punya punya slogan Antik yang merupakan singkatan dari 'Asri Tanpa Plastik' mari kita jaga alam, alam jaga kita. Lebih lanjut, pihak Pemkab Bogor tidak anti plastik asal dikendalikan dan bijak cara penggunaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar