Senin, 27 Januari 2020

Tahu Tidak, Inilah Gua Purba di Bandung Barat

Kabupaten Bandung Barat memiliki gua purba yang legendaris. Ayo, apa coba? Benar, jawabannya adalah Gua Pawon.

Gua Pawon di Kabupaten Bandung Barat (KBB) lekat dengan hikayat Sangkuriang. Konon, Dayang Sumbi, perempuan dalam cerita itu, sempat tinggal dalam gua yang berada di kawasan Kars Citatah itu.

Entah sahih atau tidak cerita dalam hikayat itu, pastinya Gua Pawon merupakan salah satu destinasi wisata Geopark yang eksotis. Gua ini merupakan bukti otentik eksistensi Danau Bandung Purba.

Undakan tangga batu dan suara cicitan kelelawar akan menyambut Anda ketika berada di muka Gua Pawon. Seketika romantisme zaman prasejarah langsung menyelimuti benak Anda ketika berada di sini.

Bagaimana tidak, pilar batu paduan stalaktit dan stalagmit sepanjang belasan meter seolah menyangga atap gua. Tak terbayang berapa lama proses tersebut terjadi, sebab pertambahan panjang stalaktit hanya 0,2 mm per tahun.

Setelah menaiki tangga, Anda akan melewati sebuah lorong yang sempit. Anda harus merunduk untuk bisa masuk ke dalamnya. Keluar dari lorong, Anda akan melihat Ruang Hiji atau area sarang dari koloni kelelawar.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Gua Pawon yaitu saat pagi atau menjelang petang. Pasalnya, di seberang Ruang Hiji terdapat teras yang menyajikan panorama karst Citatah yang indah, sayang, namun rusak oleh penambangan.

Bau menyengat dari guano atau kotoran kelelawar akan menyergap hidung Anda di Ruang Hiji ini. Kendati begitu, cahaya matahari yang masuk dari celah di atap gua membuat titik ini layak untuk Anda abadikan lewat kamera.

Gua Pawon berbeda dengan gua lainnya yang memiliki lorong yang panjang dan gelap. Sekilas, gua yang terbentuk dari lereng pegunungan kapur ini lebih mirip ceruk di dinding bukit.

Di dalamnya terdapat beberapa lubang atau kamar-kamar yang membuat peneliti semakin yakin, bahwa manusia prasejarah pernah menghuni tempat tersebut pada puluhan ribu tahun yang lalu.

Bahkan ada satu kamar yang dijuluki Ruang Arkeologi atau Gua Kopi, di tempat ini peneliti menemukan sejumlah kerangka manusia purba era Pleistosen Akhir, berikut artefak, fosil vertebrata, moluska dan bebatuan.

"Keren seperti dalam Flintstone, puas lah tiketnya juga murah," kata Wisnu (27), warga Cimahi, saat ditemui detikcom di Gua Pawon.

Sayangnya, di balik kekayaan sejarah dan alam yang indah, ada tangan jahil yang berbuat vandal dengan mencorat-coret bebatuan gamping di sana.

Secara administratif gua ini berada di Kampung Rancamoyan, Gunungmasigit, Cipatat, KBB. Untuk bisa masuk ke tempat ini, Anda sebaiknya menyiapkan kocek sebesar Rp 10.000 untuk tiket masuk, belum termasuk biaya parkir. Di sana terdapat warung kopi dan musala.

Dari pusat kota, Anda bisa naik bus jurusan Alun-alun Bandung - Ciburuy, kemudian melanjutkan dengan angkot Padalarang - Rajamandala. Lalu berjalan kaki melewati perkampungan warga selama 15 menit sebelum tiba di Gua Pawon.

Tantangan Pramugari: Perut Kembung dan Kentut-kentut

Setiap pekerjaan pasti mempunyai tantangan. Termasuk bagi pramugari, ada risiko perut kembung dan kentut-kentut karena terus berada dalam penerbangan.

Kamu yang pernah naik pesawat, pasti pernah merasakan perut menjadi kembung dan buncit seketika bukan? Rasanya perut begitu penuh dan sesak, serta mau buang angin terus.

Kalau kita yang sebagai penumpang pesawat saja pernah merasakan seperti itu, apalagi pramugari yang pekerjaannya setiap hari di dalam penerbangan. Perut kembung dan kentut-kentut menjadi tantangan yang kadang dinilai 'menyiksa' pramugari.

"Perut kembung di pesawat disebabkan karena tekanan udara di sekitar tubuh berkurang, maka gas di usus akan menggembang sekitar 30 persen," kata seorang ahli gizi, Lily Soutter seperti ditulis media asal Inggris, Express saat dilihat detikcom, Rabu (15/5/2019).

Meski perut menjadi kembung saat penerbangan, pramugari tetap harus bekerja maksimal melayani penumpang. Mandy Smith, penulis buku Cabin Fever yang juga dulu bekerja sebagai pramugari mengungkapkan beberapa trik mengatasi hal tersebut.

"Lepaskan saja (buang angin) di lorong kabin, jangan ditahan," katanya.

Oleh sebab itu, pramugari harus siap siaga dengan parfum supaya bisa membuatnya tetap wangi dan menjaga situasi kondusif. Tentu jangan sampai, bau kentut mengganggu penumpang.

Untuk pencegahan perut kembung, disarankan untuk mengonsumsi obat pencahar sebelum melakukan penerbangan. Obat pencahar dapat membuang bakteri di dalam usus.

Pramugari juga harus menjaga asupan makanan sebelum terbang. Hindari memakan brokoli, asparagus, jamur dan susu supaya tidak kebanyakan gas di dalam perut. Pramugari pun dianjurkan tidak minum kopi sebelum penerbangan dan menggantinya dengan teh peppermint.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar