Libur Lebaran menanti. Kalau kunjungan wisnus (wisatawan Nusantara) naik saat libur lebaran, wisman (wisatawan mancanegara) justru turun setengahnya.
Hari ini Kemenpar melaksanakan jumpa pers Pesona Mudik 2019 di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, Selasa (21/5/2019). Dalam sambutannya Arief Yahya, Menteri Pariwisata Indonesia menyampaikan beberapa terkait libur lebaran.
"Pergerakan wisnus turun 50 persen saat ramadhan. Tapi saat lebaran naik jadi 150 persen," ujar Menpar.
Menurut Menpar penurunan saat Ramadhan adalah hal yang biasa. Karena saat lebaran akan terjadi peningkatan yang menutupi bulan Ramadhan.
Namun hal ini tidak berlaku dengan wisman. Menurut data wisman mengalami penurunan sebanyak 50 persen tanpa pengganti.
"Berbeda dengan wisnus, wisman drop 50 persen tanpa ada peningkatan di libur lebaran. Contohnya wisman Malaysia," tutur Arief Yahya.
Oleh karena itu Kemenpar memberikan paket wisata di low season. Paket wisata tersebut diharapkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan saat low season.
"Kita buat program low season namanya hot deal. Ini untuk mengkompensansi saat Ramadhan dan lebaran," jelas Arief Yahya.
Menpar juga menambahkan bahwa pergerakan uang di libur lebaran naik lebih pesat dari biasanya.
"Kalau biasanya wisatawan spend sekitar Rp 800.000 - 1.000.000 per hari, libur lebaran naik 10 kali lipat," ujar Menpar.
Kemenpar Kasih Ilmu 4 Pilar Pariwsata ke Mahasiswa Unpad
Para mahasiswa Universitas Padjajaran, Bandung, mendapatkan pembekalan mengenai 4 pilar pariwisata sebelum terjun ke dunia pariwisata. Bekal tersebut berupa destinasi, pemasaran, industri dan kelembagaan.
Pengetahuan tersebut didapat dalam Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes To Campus. Acara ini dilangsungkan di Graha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat, Senin (20/5). Materi 4 pilar pariwisata dipaparkan oleh Kepala Bidang Ekowisata Kementerian Pariwisata Gunawan Wimbawa.
"Kalian pasti tahu mengenai 4 Pilar Kebangsaan? Kita di pariwisata juga punya. Namanya 4 Pilar Pariwisata. Ada Pemasaran, Destinasi, Industri, dan Kelembagaan. Tidak semua kita jabarkan karena waktu yang terbatas. Tapi kalian akan saya beri gambaran mengenai dasar dari pilar itu," kata Gunawan dalam keterangan tertulis, Selasa (21/5/2019).
Dijelaskannya, destinasi dalam pariwisata melingkupi unsur 3A, yakni atraksi, amenitas, aksesibilitas.
"Contoh mudahnya, jika wisatawan datang ke Tangkuban Parahu, apa atraksi yang mereka dapat? Tentunya kawah gunung. Terus jika mereka mau mencari makan dan beristirahat, atau menginap, kemana mereka harus pergi. Itu kaitannya dengan amenitas. Yang tidak kalah penting, bagaimana cara mereka ke destinasi. Atau aksesnya. Semakin kuat unsur 3A di destinasi, semakin banyak wisatawan yang hadir," paparnya.
Mengenai Pemasaran, kata dia, strategi yang dipakai Kementerian Pariwisata adalah BAS. Alias branding, advertising, dan selling. Untuk industri sekitar sektor pariwisata yang melibatkan sejumlah lembaga seperti PHRI, Asita, dan lainnya. Gunawan menilai pariwisata sebagai sektor yang unik.
"Contohnya apa? Harga tiket yang naik sekarang pariwisata terkena dampaknya. Tapi bukan wewenang kita. Itu ada di Kemenhub. Terus jika jalan ke destinasi rusak, pariwisata pasti terkena dampaknya. Tapi, bukan kita yang harus perbaiki. Ada Kementerian PUPR. Ya seperti itulah. Keunikan pariwisata ada di situ," katanya.
Sedangkan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani menambahkan, pariwisata menyentuh semua pihak.
"Pariwisata itu banyak kaitannya. Bisa menyentuh segala pihak. Itulah yang membuat pariwisata membutuhkan semangat Indonesia Incorporated. Semangat untuk membangun bersama-sama," paparnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengutarakan hal yang tidak jauh berbeda. Dijelaskannya, pariwisata sangat dinamis. Dan memiliki nilai yang luar biasa.
"Pariwisata bisa menggerakkan sektor perekonomian. Mulai dari ekonomi kerakyatan hingga ekonomi bangsa. Hal ini yang membuat pariwisata menjadi core economy bangsa. Dan akan menjadi penyumbang devisa nomor satu. Untuk itu, kita membutuhkan SDM-SDM berkualitas untuk menjaga agar pariwisata tetap terdepan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar