Minggu, 26 Januari 2020

Hindari Tanah Abang, Belanja Baju Lebaran Bisa di 5 Tempat Ini

 Akibat kerusuhan, Pasar Tanah Abang pun ditutup sementara. Untuk kamu yang bingung mau belanja baju Lebaran dimana, coba datang ke tempat ini saja.

Pasar Tanah Abang merupakan salah satu pusat belanja favorit warga untuk belanja baju. Apalagi menjelang Lebaran, kawasan ini setiap harinya dipadati pengunjung.

Namun karena kerusuhan yang sedang terjadi, Pasar Tanah Abang ditutup sementara menjelang kondisi kondusif. Terus, dimana lagi ya bisa berbelanja baju untuk Lebaran?

Dirangkum detikcom, Rabu (22/5/2019) berikut beberapa tempat yang bisa kamu kunjungi untuk berbelanja baju Lebaran selain Pasar Tanah Abang.

1. Blok M Square

Kamu bisa juga wisata belanja ke Blok M Square untuk mencari baju Lebaran. Walau tidak sebesar dan seluas kawasan Pasar Tanah Abang, di sini ragam pilihan baju kekinian pun bisa kamu buru dengan harga bersahabat.

2. Pasar Baru

Pasar Baru juga dikenal sebagai tempat wisata belanja murah di Jakarta. Pasar ini merupakan pusat perbelanjaan tertua di Jakarta dan telah ada sejak tahun 1820.

Ragam kebutuhan fashion bisa kamu buru di sini, seperti baju, aksesoris, sepatu, tas dan perlengkapan lainnya. Harganya pun juga bervariasi. Pasar Baru berada di Sawah Besar, Jakarta Pusat.

3. Pasar Senen

Opsi belanja murah selanjutnya yang bisa kamu tuju adalah Pasar Senen. Pasar ini dikenal dengan produk jam, tas dan dompet murah dengan kualitas terbaik. Selain itu kamu yang pecinta baju second juga bisa berburu di sini. Harganya murah-murah!

4. Pasar Cipulir

Satu lagi nih pasar murah yang bisa kamu kunjungi untuk mencari baju murah, yaitu Pasar Cipulir, Kebayoran Lama. Di sini tidak hanya menjual grosir, namun juga eceran pakaian, baju, celana dan barang tekstil murah.


5. Pasar Jatinegara

Psar Jatinegara di Jakarta Timur bisa juga kamu kunjungi untuk berbelanja kebutuhan pernak-pernik Lebaran. Ragam hal bisa kamu beli seperti pakaian, sepatu, tas, aneka kue kering, aneka bumbu, makanan dan lainnya. Pasar tidak jauh dari terminal Kampung Melayu.


Jika kamu enggan berdesak-desakan dan panas, kunjungi saja pusat perbelanjaan seperti mal atau plaza terdekat. Biasanya menjelang Lebaran ragam diskon dapat kamu nikmati.

Hindari dulu kawasan Pasar Tanah Abang ya dan selalu update informasi dan tetap waspada.

Mendaki Batu Baginda, Granit Terbesar di Belitung

Selain tersebar di hampir seluruh pantai Belitung, batu-batu granit tersebut juga banyak ditemukan di darat. Salah satu yang terbesar adalah Batu Baginda.
Belitung dan batu-batu granit besarnya memang dua hal yang tak terpisahkan. Kehadiran granit-granit raksasa ini memang menjadi ciri khas yang membuatnya beda dari destinasi-destinasi wisata alam lain di Indonesia. Terlebih lagi ketika granit-granit yang berusia 247 juta tahun tersebut bersandingan pasir putih nan halus dan biru lautan yang menenangkan. Ia tak ada duanya.

Siang itu, setelah puas mengagumi indahnya granit di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung Barat, saya penasaran dengan batu granit besar yang letaknya tak jauh dari Pantai Penyabong. Warga sekitar menyebutnya Batu Baginda (Batu Baginde). Tepatnya, ia terletak di Desa Padang Kandis, Membalong. Untuk sampai ke sana, saya harus berkendara sekitar satu jam setengah dari Kota Tanjung Pandan.

Perjalanan menuju Batu Baginda menyenangkan. Jalan aspal mulus yang kulalui membelah desa-desa tak padat penduduk, hutan-hutan rimbun dan perkebunan kelapa sawit. Setelah lama berkendara, akhirnya dua buah batu besar menyerupai bukit yang bersebelahan tampak dari kejauhan. Itulah dia, batu granit terbesar yang ada di Pulau Belitung.

Kompleks Batu Baginda terdiri dari dua bongkahan granit raksasa yang dikenal dengan batu jantan dan batu betina. Tidak keduanya boleh didaki, hanya batu betinanya saja yang bisa dieksplorasi. Dipandu oleh Diki, anak pemilik salah satu warung makan di Pantai Penyabong, akhirnya saya mulai ekplorasi ini.

Butuh waktu sekitar lima belas menit saja untuk sampai di puncak granit. Treknya sendiri cukup mudah, hanya ketika mau sampai atas, kita harus meniti tangga agak curam yang sudah disediakan. Cukup menguras keringat. Namun, semua jerih payah itu terbayar oleh pemandangan menawan yang disuguhkan di puncaknya.

Hamparan hutan luas dibingkai oleh laut Belitung yang jernih begitu memanjakan mata. Belum lagi angin sepoi-sepoi yang tak pernah berhenti berhembus, mampu mengusir hawa sumuk sisa pendakian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar