Senin, 27 Januari 2020

Catat! Daftar Harga Tiket Bus Mudik Lebaran 2019 ke Jawa Tengah

Musim mudik liburan tinggal menghitung minggu, bagi para calon pemudik pasti sudah memiliki rencana. Ini harga tiket bus mudik ke Jawa Tengah.

Bagi yang ingin mudik pakai bus umum, sekarang sudah dimudahkan dengan fasilitas infrastruktur tol yang sudah tersambung mulai dari Jakarta hingga ke Jawa Tengah, dan bahkan Jawa Timur.

Dengan infrastruktur tol yang sudah baik, maka jarak tempuh bus ke kota atau kabupaten di Jawa Tengah bus bisa terpangkas banyak, sehingga moda transportasi ini jadi salah satu pilihan pemudik.

"Masyarakat merasa jam tempuh lebih cepat, dan sudah lebih nyaman karena bus tidak ugal-ugalan lagi seperti saat lewat Pantura," tulis Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (14/5/2019).

Untuk para detikers dan calon pemudik yang ingin menggunakan jenis angkutan bus, berikut daftar harga tiket bus dengan trayek dari Jakarta ke sejumlah kota/kabupaten Jawa Tengah seperti Kudus, Solo, Blora, Wonogiri, dan Klaten.

PO Garuda Mas
Kelas Ekesekutif (Seri DD), Jurusan Jakarta - Cepu

19 - 21 Mei : Rp 400.000
22 - 23 Mei : Rp 440.000
24 - 25 Mei : Rp 480.000
26 Mei - 4 Juni : Rp 520.000

Kelas AC Ekonomi (Seri BA), Jurusan Jakarta - Blora

26 Mei - 4 Juni : Rp 300.000

Kelas AC Ekonomi (Seri SA), Jurusan Jakarta - Sragen

26 Mei - 4 Juni : Rp 300.000

PO Haryanto

Jurusan Jakarta - Kudus

17 - 19 Mei : Rp 220.000
20 - 23 Mei : Rp 250.000
24 - 26 Mei : Rp 320.000
27 - 28 Mei : Rp 420.000
29 Mei - 4 Juni : Rp 490.000


PO Putera Mulya

Kelas VIP, Jurusan Jakarta - Solo - Wonogiri

17 - 19 Mei : Rp 195.000
20 - 23 Mei : Rp 225.000
24 - 25 Mei : Rp 300.000
26 - 28 Mei : Rp 400.000
29 Mei - 4 Juni : Rp 485.000
5 - 9 Juni : Rp 350.000
10 - 30 Juni : Rp 195.000

Kelas VIP, Jurusan Jakarta - Jogja - Klaten

17 - 19 Mei : Rp 195.000
20 - 23 Mei : Rp 200.000
24 - 28 Mei : Rp 250.000
29 Mei - 4 Juni : Rp 375.000
5 - 9 Juni : Rp 250.000 

Tahu Tidak, Inilah Gua Purba di Bandung Barat

Kabupaten Bandung Barat memiliki gua purba yang legendaris. Ayo, apa coba? Benar, jawabannya adalah Gua Pawon.

Gua Pawon di Kabupaten Bandung Barat (KBB) lekat dengan hikayat Sangkuriang. Konon, Dayang Sumbi, perempuan dalam cerita itu, sempat tinggal dalam gua yang berada di kawasan Kars Citatah itu.

Entah sahih atau tidak cerita dalam hikayat itu, pastinya Gua Pawon merupakan salah satu destinasi wisata Geopark yang eksotis. Gua ini merupakan bukti otentik eksistensi Danau Bandung Purba.

Undakan tangga batu dan suara cicitan kelelawar akan menyambut Anda ketika berada di muka Gua Pawon. Seketika romantisme zaman prasejarah langsung menyelimuti benak Anda ketika berada di sini.

Bagaimana tidak, pilar batu paduan stalaktit dan stalagmit sepanjang belasan meter seolah menyangga atap gua. Tak terbayang berapa lama proses tersebut terjadi, sebab pertambahan panjang stalaktit hanya 0,2 mm per tahun.

Setelah menaiki tangga, Anda akan melewati sebuah lorong yang sempit. Anda harus merunduk untuk bisa masuk ke dalamnya. Keluar dari lorong, Anda akan melihat Ruang Hiji atau area sarang dari koloni kelelawar.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Gua Pawon yaitu saat pagi atau menjelang petang. Pasalnya, di seberang Ruang Hiji terdapat teras yang menyajikan panorama karst Citatah yang indah, sayang, namun rusak oleh penambangan.

Bau menyengat dari guano atau kotoran kelelawar akan menyergap hidung Anda di Ruang Hiji ini. Kendati begitu, cahaya matahari yang masuk dari celah di atap gua membuat titik ini layak untuk Anda abadikan lewat kamera.

Gua Pawon berbeda dengan gua lainnya yang memiliki lorong yang panjang dan gelap. Sekilas, gua yang terbentuk dari lereng pegunungan kapur ini lebih mirip ceruk di dinding bukit.

Di dalamnya terdapat beberapa lubang atau kamar-kamar yang membuat peneliti semakin yakin, bahwa manusia prasejarah pernah menghuni tempat tersebut pada puluhan ribu tahun yang lalu.

Bahkan ada satu kamar yang dijuluki Ruang Arkeologi atau Gua Kopi, di tempat ini peneliti menemukan sejumlah kerangka manusia purba era Pleistosen Akhir, berikut artefak, fosil vertebrata, moluska dan bebatuan.

"Keren seperti dalam Flintstone, puas lah tiketnya juga murah," kata Wisnu (27), warga Cimahi, saat ditemui detikcom di Gua Pawon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar