Senin, 27 Januari 2020

Sudah ke 144 Negara, Ini Destinasi yang Tak Disukai Pendiri Lonely Planet

Di kalangan traveler dunia, nama Tony Wheeler dikenal sebagai pendiri buku perjalanan populer Lonely Planet. Namun, ada satu destinasi yang tak disukainya.

Dikenal lewat buku panduan Lonely Planet bertajuk Across Asia on the Cheap yang pertama kali dicetak tahun 1973, pasangan Tony Wheeler beserta istrinya Maureen Wheeler bisa dibilang sebagai tokoh yang pertama kali mengenalkan istilah traveling dan keliling dunia.

Semenjak buku pertamanya tersebut, tak terhitung berapa banyak buku panduan perjalanan yang diterbitkan oleh perusahaan Lonely Planet buatan pasangan tersebut.

Tak hanya menulis buku panduan perjalanan, Tony diketahui telah melanglang buana ke 44 negara dunia yang diakui oleh Persekutuan Bangsa-Bangsa atau PBB. Ya, Tony telah mengunjungi semua negara di dunia. Termasuk juga yang tak tercatat secara resmi.

Di usia senjanya, Tony pun masih gemar membagikan cerita perjalanannya dalam berbagai wadah. Salah satu yang terbaru adalah di Sydney Writer's Festival yang diselenggarakan dari 29 April hingga 5 Mei 2019.

Sambil promosi buku terbarunya yang berjudul On The Road, Tony juga berbagi cerita seputar destinasi yang tak disukai olehnya. Dikumpulkan detikcom, Selasa (14/5/2019), ternyata Maldives adalah satu destinasi yang tak disukainya sepeti dikutip dari News Australia.

"Maldives luar biasa populer. Jika kamu terbang di antara Australia dan Dubai, kamu pasti ingin berkunjung ke sana, tapi saya belum pernah ke sana sampai tahun ini," ujar Tony.

Dikatakan oleh Tony, ia baru berkesempatan mengunjungi Maldives tahun 2019 ini. Namun, ia merasa kalau satu kunjungan itu sudah lebih dari cukup.

"Saya akhirnya sampai sana (Maldives) dan saya tak ingin pergi lagi ke sana," ujar Tony.

Dikenal populer sebagai destinasi romantis untuk bulan madu, nyatanya Tony malah tak menyukai Maldives. Pendapatnya pun kontra dengan mayoritas orang Aussie yang diketahui suka liburan ke sana.

Dijelaskan oleh Tony, ia telah melihat banyak pantai yang jauh lebih bagus. Hanya saja, ia jauh lebih suka diving di Great Barrier Reef Australia ketimbang di Maldives.

Masjid Cantik Sri Lanka Yang Mirip Kue Lapis

Sri Lanka adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha dan Hindu. Tapi dipusat kotanya, Kolombo, ada masjid tua yang cantik mirip kue lapis.

Jamiul Alfar Mosque adalah masjid tua yang menjadi saksi perjalanan islam di Sri Lanka. Masjid yang berada di area sentra bisnis Kota Kolombo Pettah ini sangat ikonik, seperti yang diintip detikcom, Selasa (14/5/2019) dari berbagai sumber.

Masjid ini menjadi ikonik karena pilihan warna yang ada di seluruh bangunan. Kalau biasanya masjid punya satu warna yang jadi dasar, Masjid Jamiul Alfar justru punya 2 warna timpang tindih.

Warna yang dipilih adalah merah dan putih. Kedua warna tersebut dibuat layaknya kue lapis. Hasilnya, masjid ini terlihat sangat menarik dan instagrammable.

Pemilihan warna ini tidak memiliki alasan khusus. Dibuat dengan dominasi warna merah, Jamiul Alfar juga dikenal dengan nama Red Masjid (Masjid Merah).

Berdirinya masjid ini bermula dari para saudagar muslim asal India. Mereka melakukan perjalanan bisnis dan singgah di Kolombo. Karena sering bolak balik, mereka berpikir untuk mendirikan sebuah rumah ibadah.

Atas inisiatif para pedagang ini, dibangunlah sebuah masjid. Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1908 dan selesai tahun 1909. Bangunan masjid dirancang oleh HL Saibo Lebbe dengan kapasitas sekitar 1.500 orang.

Keberadaan masjid ini menjadi pendorong bagi para pedagang untuk menetap. Saat ini para keturunan pedagang muslim India menjadi bagian dari penduduk Sri Lanka.

Dari segi arsitektur, Jamiul Alfar Mosque memiliki 14 menara masjid. Ada 2 menara yang berukuran sedang, sisanya memiliki ukuran yang lebih kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar