Ada satu telaga unik di Dieng. Namanya Telaga Cebong. Dinamakan seperti itu karena bentuk danau ini mirip kecebong sih.
Salah satu destinasi favorit para traveler saat ke Dataran Tinggi Dieng adalah Puncak Sikunir untuk melihat sunrise. Namun siapa sangka, tepat di bagian bawah bukit tersebut ada telaga yang tak kalah indah. Telaga Cebong namanya.
Meski tidak terlalu populer, Telaga Cebong sangat layak untuk dikunjungi. Untuk menuju ke sana akses jalurnya sama seperti ke Sikunir, yang terletak di desa tertinggi di Pulau Jawa, yaitu Desa Sembungan yang memiliki ketinggian 2.306 mdpl.
Telaga ini merupakan bekas kawah purba, dan memiliki luas sekitar 12 hektar. Dinamakan Telaga Cebong karena menurut warga sekitar di sana dahulu banyak terdapat kodok dan bentuk telaganya cukup mirip dengan cebong/berudu jika dilihat dari atas.
Saat musim liburan, Telaga Cebong dijadikan tempat alternatif untuk camping jika di bukit Sikunir telah penuh. Di tepi telaga ada beberapa tempat datar yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda.
Tapi hati-hati, jangan sampai merusak ladang warga dan jangan membawa motor hingga camp area. Fasilitas di area ini pun cukup bagus, ada tempat parkir, toilet, mushola, dan juga warung untuk mengisi perbekalan ataupun mengisi baterai ponsel.
Untuk merasakan sensasi dinginnya Dieng, datanglah pada saat musim kemarau sekitar bulan Juli - Oktober, karena pada saat puncak musim dingin, tanaman-tanaman di sekitarnya akan beku diselimuti es seperti di Eropa.
Selain digunakan untuk pariwisata, Telaga Cebong juga digunakan untuk mengairi ladang penduduk, maka dari itu wajib untuk menjaga kebersihannya.
Ketika matahari terbit, cahayanya membuat air telaga menjadi keemasan, begitu juga kabut yang menutupi sekelilingnya membuat suasana menjadi lebih syahdu. Jika d'traveler memotret dari pinggir telaga dengan sudut tertentu, pemandangannya sekilas akan mirip dengan Danau Ranu Kumbolo di Gunung Semeru.
Jadi, saat berkunjung ke Dieng, tak ada salahnya untuk sekadar mampir atau camping ke Telaga Cebong, dan jangan lupa untuk menikmati sajian khas Dieng seperti kentang goreng, carica, maupun minuman tradisional purwaceng.
Jurus Ampuh Ringgo Agus Rahman Menjaga Lingkungan
Ringgo Agus Rahman rupanya sadar betul dengan kelestarian lingkungan dan bahaya sampah plastik. Dia punya beberapa jurus ampuh untuk menjaga lingkungan. Apa saja?
Aktor Ringgo Agus Rahman selama ini dikenal sebagai traveler sekaligus penggiat cinta lingkungan. Dia juga doyan diving di berbagai destinasi di Indonesia. Sebagai diver, Ringgo cukup miris dengan banyaknya sampah plastik di lautan Indonesia.
Ringgo pun terkadang melihat sendiri ada orang yang dengan entengnya membuang sampah ke laut. Padahal efeknya sangat buruk terhadap lingkungan.
"Saya adalah penikmat laut Indonesia. Saya diver, istri saya diver. Kami sering ke Indonesia Timur buat diving. Soal sampah, itu miris sekali. Saya lihat sendiri orang buang bungkus makanan ke laut. Itu miris sih karena plastik itu kan susah terurai, butuh ribuan tahun supaya bisa terurai," kata Ringgo di Kantor H.I.S Travel, Gandaria City Mall Lantai 2 Jakarta.
Untuk itu Ringgo punya jurus-jurus yang bisa ditiru traveler agar bisa berkontribusi kepada lingkungan. Yang pertama, bisa dimulai dengan mengubah kebiasaan. Dari belanja memakai serba plastik, jadi membawa kantong belanja sendiri.
"Langkah paling kecil adalah membawa kantong belanja sendiri. Saya selalu sedia totebag setiap mau pergi kemana-mana. Kadang ada di mobil, saya juga simpan di tas. Kalau liburan saya bawa lebih dari 2 totebag. Kalau saya lagi nggak bawa berarti saya lagi nggak belanja. Selalu sediakan itu dimana-mana," sambung Ringgo.
Selain membawa kantong belanja sendiri, Ringgo juga sering membawa Tumbler minuman. Itu dia lakukan untuk mengurangi penggunaan botol plastik minuman kemasan yang nantinya akan berujung jadi sampah.
"Membawa tumbler. Itu bisa dibawa kemana saja. Di media sosial ada banyak pilihan, tinggal sesuaikan saja mau yang kayak gimana," imbuh Ringgo.
Terakhir, Ringgo juga selalu membawa sedotan sendiri yang bukan sedotan plastik. Atau jika ingin praktis, minum saja langsung dari gelasnya. Karena bagi Ringgo, laki-laki yang minum dari sedotan plastik itu tidak cool.
"Sedotan plastik itu saya sangat mengurangi sekali. Buat saya, laki-laki yang minum dari sedotan plastik itu tidak cool bro. Kalau mau bawa sedotan sendiri. Bahannya macam-macam kan. Ada yang dari stainless, ada yang dari bambu. Itu ditaruh di tas nggak nyusahin. Yang penting mengubah kebiasaan.Memang susah, tapi harus dimulai," tutup Ringgo.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar