Sabtu, 04 Januari 2020

7 Keajaiban Alam di Geopark Ciletuh (3)

4. Curug Sodong

Tidak berapa lama di sana, kami diajak ke Curug Sodong. Dengan mengendarai mobil, kami menuju ke sana yang melihat perjalanan seperti jalur desa yang sudah ramai, berbeda dengan sebelumnya yang sepi, hanya bertemu dengan hamparan padi. Ketika sampai area curug, sepertinya sedang proses pembangunan area sekitar curug.

Ada 3 curug, pertama, yang paling atas dan dua hamper berdekatan sehingga disebut juga curug kembar. Curug ini berada di Sungai Cikanteh yang termasuk kedalam wilayah Desa Ciwaru, situs geologi ini merupakan 3 buah airterjun yang tersusun dari paling rendah ke paling tinggi: Curug Sodong/Curug Kembar/Curug Penganten (ketinggian 35 meter), Curug Ngelay (ketinggian 7 meter), dan Curug Cikaret (ketinggian 50 meter).

Air terjun ini terbentuk akibat struktur geologi berupa sesar normal sehingga ada blok atau bagian yang turun. Batuan utama penyusunnya merupakan bagian dari formasi jampang nggota Cikarang (Sukamto, 1975) berupa batuan sedimen berupa breksi polimik, batupasir graywacke berbutir kasar sampai halus, yang menujukkan perlapisan yang tebal dan pada dasar sungai di jumpai bongkah-bongkah breksi polimik. Batuan Berumur Miosen Bawah-Tengah (23-10 juta tahun yang lalu).

5. Curug Cimarinjung

Setelah dari Curug Sodong, kami kembali berkendaraan. Dzhuhur sudah menjelang. Kami melanjutkan perjalanan ke Curug Cimarinjung. Curug ini berada di Sungai Cimarinjung yang termasuk kedalam wilayah Desa Ciwaru, situs geologi ini merupakan airterjun dengan ketinggian 50 meter yang terbentuk akibat struktur geologi berupa sesar normal sehingga ada blok atau bagian yang turun.

Batuan utama penyusunnya merupakan bagian dari Formasi Jampang Anggota Cikarang berupa batuan sedimen berupa breksi polimik, batupasir graywacke berbutir kasar sampai halus, yang menujukkan perlapisan yang tebal dan pada dasar sungai di jumpai bongkah-bongkah lava basal berstruktur bantal yang terbentuk 65 juta tahun yang lalu (Pra-Tersier).

Saya terpesona dengan curugnya. Ingin rasanya melompati atau bermain air di bawah curug lalu leyeh-leyeh di pelataran dekat curug, malah bayangan mah sambil ngaliwet alias makan liwet. Hanya saja saat itu airnya sedang deras, karena memang sedang memasuki musim hujan.

6. Puncak Darma

Puncak Darma berada di Desa Girimukti dalam kawasan Geopark Ciletuh. Lokasi ini merupakan salah satu situs geomorfologi yang merupakan tempat terbaik untuk mengamati bentuk amfiteater serta teluk Ciletuh yang terbuka ke arah laut lepas.

Perjalanan ke sana cukup menegangkan karena naik ke atas Puncak Darma dengan mengendari mobil land rover. Ketinggiannya cukup curam, hamper posisi miring, tapi untungnya yang bawa mobil professional. Namun, ketika kita berdebar-debar pada setengah perjalanan, kita bertemu dengan seorang ibu bersama anak berseragam sekolah pramuka membawa motor.

Hari itu, hari Sabtu, kalau di daerah Hari Sabtu masih sekolah. Setelah bertanya ke tim guide, ternyata di lereng Puncak Darma ada perkampungan. Kami pun sampai di puncak. Subhanallah, pemandangannya indah sekali. Ada lengkungan garis pantai dan hamparan pemandangan lembah lainnya.

Kita dapat melihat panorama (landscape) mega amphiteater Ciletuh sebagai bukti struktur geologi berupa sesar normal yang menghasilkan sebuah longsoran besar berbentuk tapal kuda. Batuan utama penyusunnya merupakan bagian dari Formasi Jampang Anggota Cikarang yang terbentuk pada kala Miosen Bawah Tengah berupa batuan sedimen berupa breksi polimik, batupasir graywacke berbutir kasar sampai halus, setempat dijumpai lava.

Bukan hanya itu, Puncak Darma juga menjadi tempat melihat hilal, penentuan awal bulan hijriyah, terutama bulan Ramadhan dan Syawal sebagai waktu-waktu penting dalam beribadah bagi umat Islam. Ada saung dan bekas bakaran, mungkin sebelumnya ada yang meliwet. Setelah berbincang, kami menyesal karena tidak meliwet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar