DKI Jakarta kembali masuk dalam zona merah Corona. Ribuan orang dilaporkan terkonfirmasi positif COVID-19 setiap harinya di ibu kota.
Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet pun menjadi salah satu tujuan utama bagi warga Jakarta yang terpapar COVID-19. Apa saja persyaratannya jika ingin dirujuk untuk isolasi mandiri di RSD Wisma Atlet?
Menurut koordinator Humas RSD Wisma Atlet, Letkol TNI Laut M Arifin, warga Jakarta yang terkonfirmasi positif COVID-19 bisa langsung melapor ke puskesmas terdekat untuk meminta rujukan ke RSD Wisma Atlet.
"Untuk SOP sudah dibagikan ke puskesmas-puskesmas. Dari orang yang terkonfirmasi (positif COVID-19) melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat atau puskesmas, kemudian dari puskesmas akan menghubungi call center di sini (RSD Wisma Atlet)," kata Arifin dalam diskusi virtual, Rabu (23/6/2021).
"Untuk meminta persetujuan bisa diterima di sini atau tidak, karena kriteria yang masuk di sini juga ada kriterianya sesuai SOP," tambahnya.
Lebih lanjut, kata Arifin, hanya pasien dengan gejala ringan dan sedang saja yang diterima untuk dirujuk ke RSD Wisma Atlet. Pasien COVID-19 yang memiliki komorbid pun diizinkan.
"Sedangkan orang tanpa gejala atau asimptomatik untuk sementara ini diarahkan ke Rusun Nagrak di Cilincing," ujarnya.
Saat ini tingkat keterisian RSD Wisma Atlet sudah mencapai 90 persen. Arifin pun berharap banyak pasien COVID-19 yang akan sembuh dari infeksi virus Corona, sehingga RSD Wisma Atlet tidak semakin penuh.
"Untuk saat ini 90 persen terisi keterisiannya. Jadi tinggal 9,22 persen. Yang nanti mudah-mudahan hari ini banyak yang bisa dipulangkan pasiennya, sehingga bisa gantian untuk masuk yang baru," jelas Arifin.
https://cinemamovie28.com/movies/homecoming-a-film-by-beyonce/
WHO Soal Ledakan COVID-19 di Indonesia: Harus Belajar dari India!
Infeksi Corona di Indonesia kembali mencatatkan rekor kasus baru dengan 15.308 pasien per Rabu (23/6/2021). Sebagian besar provinsi di pulau Jawa juga mengalami peningkatan kasus dan kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan epidemiologi mingguan terkait situasi pandemi COVID-19 di Indonesia per 24 Juni 2021 mengatakan terjadi peningkatan kasus varian Delta yang sejalan dengan kenaikan jumlah pasien. Sistem kesehatan juga telah sangat terkena dampak di beberapa provinsi dengan lebih dari 90 persen tempat tidur terisi.
"Indonesia terus mengalami peningkatan tajam dalam jumlah COVID-19 kasus di banyak provinsi dan kabupaten dalam beberapa pekan terakhir," tulis WHO dalam laman resminya.
Dalam laporan tersebut, WHO juga melampirkan catatan agar Indonesia bisa belajar dari tsunami COVID-19 yang sempat melanda India. Seperti yang diketahui, India beberapa waktu lalu dilanda kondisi genting infeksi Corona dengan ratusan ribu kasus perharinya.
Namun mereka disebut bisa mengendalikan transmisi dengan membatasi pergerakan masyarakat melalui lockdown atau PHSM (public health social measure). Selain itu India juga secara cepat meningkatkan testing, tracing, dan treatment untuk melacak kasus sehingga bisa dengan cepat tertangani.
"Menggunakan PHSM, India dapat dengan cepat mengontrol penularan dari kasus insiden, dari lebih 290 per minggu per 100.000 penduduk pada awal Mei hingga kurang dari 30 pada 21 Juni. PHSM harus dilaksanakan dengan intensitas yang lebih besar untuk mengatasi varian delta," beber WHO.
WHO juga menyarankan agar pemerintah melakukan implementasi pembatasan mobilitas di seluruh negeri, bahkan dengan program vaksinasi yang sedang berlangsung.
"Mengingat beberapa VoC memiliki transmibilitas yang tinggi, penyesuaian PHSM yang tepat waktu sangat penting termasuk tindakan tegas seperti pembatasan atau penguncian (lockdown) secepat mungkin," ungkap WHO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar