- Twitter membuka kembali program verifikasi akun untuk publik setelah sempat sempat dihilangkan selama beberapa tahun. Dengan program ini, semua pengguna yang memenuhi syarat bisa mendaftar untuk mendapatkan centang biru.
Untuk bisa mendapatkan centang biru dari Twitter, pengguna harus memenuhi kriteria yang sudah diperbarui. Akun tersebut harus memenuhi salah satu kriteria dari enam kategori di bawah ini:
Pemerintahan
Perusahaan, merek dagang, dan organisasi
Organisasi berita dan jurnalis
Dunia hiburan
Olahraga dan gaming
Aktivis, penyelenggara acara, dan individu berpengaruh lainnya
Selain itu akun juga harus memiliki profil yang lengkap dengan memasukkan nama, foto profil, dan alamat email atau nomor telepon yang terverifikasi. Akun juga harus aktif dalam enam bulan terakhir dan memiliki catatan kepatuhan terhadap peraturan Twitter.
Lantas bagaimana cara mendaftar untuk mendapatkan centang biru Twitter? Proses ini bisa dilakukan lewat tab Pengaturan Akun di aplikasi Twitter.
Perusahaan berlogo burung ini mengatakan proses pendaftaran ini akan dibuka dalam beberapa minggu ke depan dan akan diluncurkan secara bertahap untuk semua pengguna.
Setelah itu, pilih salah satu kategori yang sesuai dengan akun. Untuk memverifikasi identitas pendaftar, Twitter akan menyediakan tiga metode yaitu dengan memasukkan link ke situs resmi yang menyebut akun Twitter pengguna, alamat email resmi, dan kartu identitas yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Setelah mengajukan permohonan verifikasi, pengguna akan mendapatkan tanggapan dari Twitter dalam bentuk email dalam hitungan hari hingga minggu, tergantung jumlah antrian permohonan. Twitter mengatakan proses evaluasi pendaftar akan sepenuhnya ditangani oleh manusia.
Jika pendaftaran verifikasi diterima, pengguna akan langsung menerima tanda centang biru di profil mereka. Jika ditolak, pengguna bisa mengajukan ulang permohonan dalam waktu 30 hari setelah keputusan Twitter diterima, seperti dikutip dari keterangan resmi Twitter yang diterima detikINET, Sabtu (22/5/2021).
Selain itu, Twitter juga memperlihatkan tampilan baru untuk profil pengguna, termasuk tab About. Tab ini akan memperlihatkan informasi tambahan tentang pemilik akun seperti lokasi, pekerjaan dan tanggal lahir.
Perusahaan besutan Jack Dorsey ini juga mengungkap label baru untuk akun otomatis alias bot. Label ini akan digulirkan pada bulan Juli mendatang.
https://indomovie28.net/movies/deseo/
Aneka Hoax Bertema 5G, Jangan Percaya!
Jaringan 5G komersial akan hadir di Indonesia dalam waktu dekat. Dua operator telekomunikasi, Telkomsel dan Indosat Ooredoo, dalam sepekan ini terus berlomba untuk menghadirkan layanan seluler generasi kelima ini.
Sayangnya, kehadiran 5G di banyak negara diikuti dengan hoax dan teori konspirasi. 5G dituding memiliki dampak negatif untuk kesehatan, mulai dari menyebabkan kanker sampai menyebarkan virus Corona.
Bahkan tidak jarang orang-orang yang sudah termakan hoax dan konspirasi ini sampai melakukan protes dan vandalisme tower 5G. Berikut ini deretan hoax seputar 5G yang sudah terbantahkan, seperti dirangkum detikINET dari berbagai sumber, Sabtu (22/5/2021).
1. 5G bisa sebabkan kanker
Sejak ponsel menjadi barang kebutuhan sehari-hari, salah satu kekhawatiran yang banyak disuarakan adalah risiko kanker yang lebih tinggi. Begitu juga dengan 5G yang menggunakan gelombang frekuensi lebih tinggi dibandingkan pendahulunya.
Pada tahun 2011, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan International Agency for Research on Cancer (IARC) menggolongkan radiasi frekuensi radio (RF) sebagai 'kemungkinan karsinogenik'.
Tapi, WHO dan IARC juga menempatkan aktivitas normal seperti memakan acar sayuran dan menggunakan bedak talcum ke dalam kategori yang sama. Bahkan minuman beralkohol dan daging olahan masuk dalam kategori yang lebih tinggi.
Radiasi inilah yang dituding sebagai penyebab kanker. Padahal tidak semua radiasi berbahaya bagi kesehatan karena ada radiasi non-ionising dan ionising.
Gelombang radio yang digunakan jaringan telekomunikasi termasuk radiasi non-ionising. Artinya radiasi ini tidak memiliki cukup energi untuk menghancurkan DNA dan menyebabkan kerusakan di sel.
Meski lembaga kesehatan dan peneliti terus mempelajari kaitan antara frekuensi 5G dan kanker, untuk saat ini banyak negara dan otoritas yang menyatakan jaringan ini aman untuk kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar