Pencarian fakta tentang asal-usul COVID-19 kian memanas dari hari ke hari. Kabar yang terbaru adalah seorang ilmuwan militer asal China dituding telah mengajukan hak paten vaksin Corona sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status COVID-19 sebagai pandemi.
Ilmuwan tersebut bernama Yusen Zhou, yang bekerja untuk Tentara Pembebasan Rakyat. Ia dituding telah mengajukan hak paten vaksin Corona atas nama partai China pada 24 Februari 2020 lalu. Sementara WHO sendiri baru menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.
"Ini adalah sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya, menimbulkan pertanyaan apakah pekerjaan (vaksin) ini mungkin telah dimulai jauh lebih awal," kata Profesor Nikolai Petrovsky dari Universitas Flinders yang dikutip dari The Sun, Selasa (8/6/2021).
Namun, naasnya Zhou yang memiliki hubungan erat dengan para ilmuwan di Wuhan Institute Virology (WIV) ini meninggal secara misterius pada Mei 2020. Artinya, ia meninggal setelah kurang dari 3 bulan mengajukan hak paten vaksin Corona.
Kasus meninggalnya Zhou pun menjadi teka-teki, karena sedikitnya pemberitaan tentang hal tersebut. Padahal, Zhou merupakan salah satu ilmuwan terkemuka di China.
Selain berhubungan dekat dengan para ilmuwan di WIV, diketahui Zhou juga memiliki ikatan kuat dengan Amerika Serikat (AS). Disebutkan, ia pernah melakukan penelitian pascadoktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.
Beberapa informasi tersebut pun kian mendukung data intelijen AS, yang mengatakan bahwa laboratorium Wuhan tengah melakukan aktivitas militer rahasia. Meski begitu, hingga saat ini belum ada bukti pasti tentang asal muasal virus Corona.
"Meskipun WIV menampilkan dirinya sebagai lembaga sipil, Amerika Serikat telah menetapkan bahwa WIV telah berkolaborasi dalam publikasi dan proyek rahasia dengan militer China," kata intelijen tersebut, menurut The New York Post.
Oleh karenanya, saat ini kasus kematian Zhou tengah ditelusuri lebih lanjut sejalan dengan perintah Presiden AS Joe Biden untuk mencari asal-usul COVID-19.
https://maymovie98.com/movies/paradise-4/
Update Corona 12 Juni: Tambah 7.465, Kasus Aktif 108.324
Jumlah kasus virus Corona COVID-19 bertambah 7.465 pada Sabtu (12/6/2021). Total kasus positif mencapai 1.901.490, sembuh 1.740.436, dan meninggal 52.730 jiwa.
Kasus aktif tercatat sebanyak 108.324, jumlah spesimen yang diperiksa 97.959, dan suspek sebanyak 106.894 orang.
Detail penambahan kasus COVID-19 adalah sebagai berikut:
Kasus positif bertambah 7.465 menjadi 1.901.490
Pasien sembuh bertambah 5.292 menjadi 1.740.436
Pasien meninggal bertambah 164 menjadi 52.730
Sebelumnya, pada Jumat (11/6/2021), tercatat total 1.894.025 kasus positif virus Corona COVID-19, sebanyak 1.735.144 pasien sembuh, dan 52.566 meninggal dunia.
Didominasi dari DKI, Ini Sebaran 7.465 Kasus Baru COVID-19 RI 12 Juni 2021
Indonesia mencatat penambahan 7.465 kasus baru COVID-19, Sabtu (12/6/2021). Total kasus positif saat ini sebanyak 1.901.490.
Provinsi DKI Jakarta mencatat penambahan kasus terbanyak dengan jumlah 2.455 kasus. Di bawahnya, terdapat Jawa Tengah dengan 915 kasus dan Jawa Barat dengan 876 kasus.
Berikut detail perkembangan virus Corona di RI per Sabtu (12/6/2021):
Kasus positif bertambah 7.465 menjadi 1.901.490
Pasien sembuh bertambah 5.292 menjadi 1.740.436
Pasien meninggal bertambah 164 menjadi 52.730.
Sebanyak 97.959 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek tercatat sebanyak 106.894.
Sebaran 7.465 kasus baru COVID-19 di Indonesia pada Sabtu (12/6/2021):
DKI Jakarta: 2.455 kasus
Jawa Tengah: 915 kasus
Jawa Barat: 876 kasus
DI Yogyakarta: 436 kasus
Riau: 388 kasus
Jawa Timur: 358 kasus
Kepulauan Riau: 282 kasus
Sumatera Barat: 232 kasus
Banten: 214 kasus
Sumatera Selatan: 184 kasus
Kalimantan Barat: 146 kasus
Jambi: 145 kasus
Kalimantan Tengah: 120 kasus
Aceh: 108 kasus
Sumatera Utara: 99 kasus
Lampung: 96 kasus
Kalimantan Timur: 78 kasus
Bangka Belitung: 57 kasus
Nusa Tenggara Timur: 50 kasus
Bengkulu: 43 kasus
Sulawesi Selatan: 36 kasus
Kalimantan Selatan: 23 kasus
Bali: 22 kasus
Nusa Tenggara Barat: 20 kasus
Papua: 20 kasus
Sulawesi Barat: 13 kasus
Papua Barat: 13 kasus
Maluku Utara: 10 kasus
Sulawesi Tengah: 8 kasus
Kalimantan Utara: 7 kasus
Sulawesi Tenggara: 6 kasus
Gorontalo: 4 kasus
Maluku: 1 kasus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar