Salah satu penyebab dari lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia adalah kelalaian masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Misalnya seperti tidak memakai masker hingga berkumpul di tempat-tempat ramai.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan virus Corona bisa menyebar di tempat dengan banyak orang berkumpul, berbicara keras, berteriak, hingga bernyanyi. Jika tidak menggunakan masker dengan benar, partikel droplet yang keluar dari sistem pernapasan akan menyebar dengan mudah.
Untuk itu, WHO menyarankan menghindari tempat-tempat keramaian atau kerumunan demi mencegah terjadinya penularan virus. WHO juga menyebutkan tempat-tempat yang memiliki risiko penularan tinggi COVID-19 seperti berikut:
Restoran
Tempat beribadah
Tempat bekerja
Klub malam
Tempat gym dan kelas kebugaran
Tempat latihan paduan suara
Selain lewat udara, WHO juga menyebutkan bahwa virus Corona bisa menyebar melalui permukaan barang yang terkontaminasi. Oleh karena itu, perlu memaksimalkan upaya pencegahan COVID-19, yaitu mematuhi protokol yaitu mencuci tangan, memakai masker, rajin mencuci tangan, selalu menjaga jarak fisik, dan menghindari tempat-tempat yang ramai.
Dalam laman resminya, WHO menegaskan bahwa COVID-19 bukanlah penyakit yang main-main. Langkah-langkah pencegahan yang ada saat ini harus tetap dilakukan untuk mencegah adanya risiko penularan COVID-19.
"Jika COVID-19 ada di lingkungan Anda, lakukan tindakan pencegahan mulai dari jaga jarak, pakai masker, usahakan ruang berventilasi baik, hindari keramaian, rajin cuci tangan, dan tutup mulut dengan siku atau tisu saat batuk," tulis WHO dalam laman resminya.
https://cinemamovie28.com/movies/woman-from-the-torrid-land/
Kasus COVID-19 India Berhasil Turun 8 Kali Lipat, Ini yang Perlu Dicontoh
- India beberapa bulan lalu mengalami gelombang 'tsunami' COVID-19 yang parah. Puncaknya terjadi pada 6 Mei lalu dengan kasus harian COVID-19 di India mencapai 414.188 berdasarkan data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University Center for Systems Science and Engineering.
Meski sempat mengalami kondisi genting, India kini dilaporkan sudah mulai berhasil mengendalikan lonjakan kasus COVID-19. Data per 22 Juni menunjukkan hanya ada 50.848 kasus baru COVID-19 di India.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama, mengatakan kesuksesan India menurunkan kasus COVID-19 sampai delapan kali lipatnya bisa dicontoh Indonesia.
"Jadi turun delapan kali lipat dalam waktu sebulan saja. Mungkin baik kita lihat apa yang India lakukan, yang pada dasarnya merupakan kaidah umum mengendalikan peningkatan kasus yang tinggi," kata Prof Tjandra dalam keterangan yang diterima detikcom pada Kamis (24/6/2021).
Hal pertama yang dilakukan India menurut Prof Tjandra adalah mengetatkan pembatasan sosial. Ada daerah yang menerapkan pembatasan parsial, tapi ada juga yang lockdown seperti di ibukota New Delhi.
Berikutnya dilakukan pelacakan kasus yang agresif. India diketahui meningkatkan kapasitas tes COVID-19 dari yang tadinya sekitar 800.000 per hari menjadi lebih dari dua juta per hari pada bulan Mei 2021.
"Hal ketiga yang juga amat ditingkatkan di India adalah vaksinasi. Begitu kasus meningkat, maka India juga melakukan vaksinasi secara amat besar-besaran dan jumlahnya meningkat amat tajam hampir 15 kali lipat dalam empat bulan," ungkap Prof Tjandra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar