Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, menyebut 80 persen pasien Corona yang dirawat di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet belum divaksinasi COVID-19. Menurutnya, ini menjadi bukti bahwa vaksin Corona bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19.
"Kami dapat laporan dua minggu lalu di Wisma Atlet itu yang dirawat yang 80 persen itu belum divaksinasi, yang sudah divaksinasi itu 20 persen. Sebanyak 60 persennya masih dosis pertama, dan sisanya sudah dosis dua," kata dr Maxi dalam diskusi virtual, Rabu (23/6/2021).
"Jadi vaksinasi ini sudah membuktikan bahwa juga menurunkan angka kesakitan dan angka kematian," tambahnya.
Oleh karena itu, dr Maxi meminta seluruh kepala daerah untuk mempercepat vaksinasi COVID-19. Terlebih saat ini varian baru Corona telah menyebar ke berbagai wilayah Indonesia.
"Percepatan vaksinasi ini menjadi salah satu solusi kita menahan laju penyebaran COVID-19 khususnya varian-varian baru," ujarnya.
RSD Wisma Atlet sudah terisi 90 persen
Koordinator Humas RSD Wisma Atlet, Letkol TNI Laut M Arifin, mengatakan saat ini tingkat keterisian tempat tidur di tempatnya bertugas sudah mencapai 90 persen. Ia berharap banyak pasien Corona yang sembuh dari COVID-19, sehingga RSD Wisma Atlet tidak semakin penuh.
Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19 yang lebih besar lagi, Arifin menyebut pihaknya tengah mempersiapkan rumah susun (rusun) Nagrak di Cilincing, Jakarta Utara, sebagai tempat karantina pasien Corona.
"Untuk saat ini 90 persen terisi keterisiannya. Jadi tinggal 9,22 persen. Yang nanti mudah-mudahan hari ini banyak yang bisa dipulangkan pasiennya, sehingga bisa gantian untuk masuk yang baru," jelas Arifin.
"Tower di Nagrak juga segera bisa diaktifkan semua, sehingga bisa menampung pasien-pasien yang tidak bisa tertampung di RSD Wisma Atlet, khusus yang gejala ringan dan tanpa gejala," tuturnya.
https://trimay98.com/movies/diana-2/
Pesan Jokowi: Jangan Ada yang Menolak Vaksinasi COVID-19!
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pernyataan terkait kondisi wabah COVID-19 di Indonesia yang memburuk. Ia mengimbau agar warga yang sudah diberikan kesempatan segera menjalani vaksinasi COVID-19.
"Jika sudah ada kesempatan mendapatkan vaksin segera ambil, jangan ada yang menolak," tegas Jokowi dalam video yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (23/6/2021).
"Karena agama apapun tidak ada yang melarang vaksin demi keselamatan kita," lanjutnya.
Faktor agama memang disebut jadi salah satu alasan yang dipakai sebagian orang untuk menolak vaksin. Sebagai contoh ada yang menolak karena kandungan vaksin COVID-19 diduga haram.
Wakil Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT NU), Dr. Phil. Syafiq Hasyim, MA, meluruskan isu dan mengatakan vaksin bisa tetap dipakai karena kondisi darurat. Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahkan telah mengatakan vaksinasi COVID-19 sebagai kewajiban umat.
"Umat islam Indonesia tentunya wajib berpartisipasi dalam program vaksinasi COVID-19 yang dilaksanakan oleh pemerintah, untuk mewujudkan kekebalan kelompok dan terbebas dari wabah COVID-19," kata Ketua Bidang Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh beberapa waktu lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar