Jumat, 03 Januari 2020

Serunya Keliling Kebun Bintang Malam Hari di Banjarnegara

Melihat satwa dari dekat mungkin sudah biasa di kebun binatang. Bagaimana jika melihatnya di malam hari sambil berpetualang dan berinteraksi dengan satwa?

Bagi traveler yang penasaran dan tertantang dengan sensasi ini, bisa datang ke Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas (TRMS) Banjarnegara. Dengan menggunakan headlamp, pengunjung akan diajak mengelilingi area kebun binatang untuk melihat satwa di malam hari.

Sepi dan tenang, suasana itulah yang terasa di kebun binatang pada malam hari. Beberapa satwa memang sudah terlihat tidur, seperti orangutan yang sudah asyik tidur menggelantung di tempat yang sudah disediakan. Namun jenis primata lainnya masih terlihat aktif di malam hari.

"Ada burung merak dan unta yang ternyata masih beraktivitas di malam hari," kata Mohtar, salah seorang pengunjung Kebun Binatang Serulingmas.

Sensasi lainnya yakni saat mengunjungi satwa dengan julukan raja hutan, harimau. Pengunjung ditantang nyalinya untuk menyuapi harimau dengan menggunakan capit makanan.

Pengunjung diajak untuk masuk di ruangan khusus agar bisa melihat harimau dari jarak dekat. Namun, suara raungan harimau dari jarak dekat ini membuat beberapa pengunjung sempat memundurkan langkahnya, lantaran takut.

"Tetapi lama-kelamaan menjadi berani. Karena didampingi guide dari pengelola Serulingmas juga," tutur Mohtar.

Namun demikian, pengelola kebun binatang ini mengingatkan agar pengunjung mematikan headlamp saat berinterakasi dengan harimau. Tujuannya, agar tidak mengagetkan salah satu binatang buas tersebut.

"Khusus saat berinterakasi dengan harimau headlamp dimatikan dan masuknya bertahap," kata Direktur TRMS Serulingmas Banjarnegara Lulut Yekti Adhi, Kamis (8/8/2019).

Lulut mengatakan, selain melihat satwa di malam hari, pengunjung juga diajak untuk melihat bioskop 3 dimensi tentang satwa. Sebelum dilanjutkan dengan makan malam.

"Jadi sebagai penutup itu pengunjung Serulingmas makan malam. Dan sebelum mulai kami juga menyediakan welcome drink," ujarnya.

Sayangnya, petualangan malam Serulingmas ini baru dibuka untuk rombongan minimalnya adalah 20 wisatawan. Selain itu, wisatawan juga diminta untum memesan minimal 4 hari sebelumnya.

"Untuk sementara ini, kami baru menyediakan paket rombongan, dan untuk memesan minimal 4 hari sebelumnya. Karena kami harus menyediakan makan malam dan welcome drink," jelasnya.

Untuk harganya, Lulut menyebutkan satu wisatawan dikenai biaya Rp 100 ribu. Harga tersebut termasuk, menonton bioskop 3 dimensi, welcome drink, makam malam dan keliling ke kandang-kandang satwa.

"Dengan adanya petualangan malam serulingmas ini, kami berharap ada peningkatan kunjungan 10 sampai 20 persen. Selama ini tingkat kunjungan sekitar 10 ribu wisatawan per bulan," paparnya.

Menakar Masa Depan Terminal Pulogebang

Pulogebang adalah terminal rasa bandara di Jaktim. Kondisinya kini masih apa adanya. Potensinya belum dibuka maksimal untuk lebih hebat lagi di masa depan.

Disebut mirip dengan terminal bandara, ada banyak PR yang masih perlu diselesaikan oleh Terminal Pulogebang di Jakarta Timur. Mulai dari para agen PO Bus yang membuat penumpang risih hingga mengisi terminal dengan vendor penjual, beberapa masukan umum yang dirasa perlu.

Terkait hal di atas, pihak pengelola Terminal Pulogebang pun sudah buka suara. Ditemui detikcom di lokasi, Kamis (1/8/2019) Krisna Febriatma selaku staf Dishub DKI Jakarta juga menyampaikan keinginannya agar Terminal Pulogebang terus berbenah.

Salah satu yang masih diwacanakan adalah soal tiket online. Diungkapkan Krisna, saat ini baru sekitar 50% PO Bus yang telah beralih ke sistem online. Padahal, sistem online bisa memudahkan traveler dan membuat PO Bus lebih efisien.

"Kalau di kita online belum semua, baru sekitar setengahnya 50%. Kita juga tetap mengajak mensosialisasikan supaya PO yang tingkatnya middle ke bawah juga didorong," ujar Krisna.

Penerapan sistem tiket online pun dianggap bisa menghilangkan praktek calo atau para agen PO Bus yang kerap menawarkan tiket di luar loket. Hanya saja hal itu perlu disosialisasikan pada semua pihak.

"Paradigma pola pikir karyawan PO beda, meraka takut penumpang hilang karena online. Tiket online tidak menghilangkan orang-orang ini. Mereka hanya handling passenger (agen PO Bus). Mungkin perlu edukasi yang pasti agar mereka paham," ujar Krisna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar