Jumat, 13 Maret 2020

Berwisata di Kampung Domba Cibuntu, Kuningan

Desa wisata Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jabar, memiliki potensi wisata yang luar biasa. Salah satunya dengan memberikan pengalaman traveler berdekatan dengan domba.
Bagi penduduk Desa Cibuntu, yang pernah dinobatkan sebagai desa wisata terbaik ASEAN pada 2016 di bidang homestay dan terletak di lereng Gunung Ciremai itu, peternakan domba bukan sekadar peternakan. Mereka menjadikan peternakan domba sebagai destinasi wisata.

Keberadaan kampung domba di Cibuntu berawal dari permasalahan kesehatan. Awalnya, pihak desa mengeluarkan kebijakan yang melarang masyarakatnya untuk membangun kandang domba di lingkungan pemukiman.

"Kampung domba ini dibentuk sekitar 2012. Alasan awalnya sih karena kesehatan, jadi biar tidak mengganggu kesehatan masyarakat. Jadi dipindahkan dan dijadikan satu," kata Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Desa Cibuntu Adang Sukanda saat berbincang dengan detikcom di kampung domba Cibuntu, Rabu (11/3/2020).

Kamoung Cibuntu menjadikan peternakan domba sebagai potensi wisata.Kampung Cibuntu menjadikan peternakan domba sebagai potensi wisata. (Sudirman Wamad/detikcom)
Adang menyebutkan sekitar 70 kandang domba yang masih aktif. Kampung domba dikelola oleh kelompok peternak Si Lutung Indah. "Kalau jumlah dombanya sudah ada ribuan. Saya saja ada 20 domba," kata Adang.

Selain menjabat sebagai Ketua Kompepar, Adang juga ditunjuk menjadi pengelola kampung domba. Adang mengaku untuk membangun kampung domba butuh perjuangan. Dia harus meyakinkan pemilik domba.

"Ya soal keamanan dan lainnya. Alhamdulillah masyarakat atau pemilik domba kompak. Kita ada piket keamanan juga. Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada kejadian (pencurian)," kata Adang.

Adang tak menampik kampung domba kerap dikunjungi oleh instansi swasta atau pemerintah sebagai percontohan. Kampung domba dikembangkan sebagai salah satu wisata edukasi bagi pelajar.

"Tahun ini rencananya ada penataan untuk kandang-kandang domba. Wisatanya satu paket dengan tour desa, jadi wisatawan bisa melihat pengelolaan kampung domba, termasuk pengelolaan pupuk organik," kata Adang.

Insentif Pariwisata yang Dijanjikan di Saat Wabah Corona, Kok Belum Cair?

 Pariwisata kian lesu akibat pandemi virus Corona, tapi sampai saat ini perkara insentif belum juga jelas kepastiannya. Macet di mana?

Pemerintah mengumumkan adanya stimulus untuk sektor pariwisata. Di antaranya, Rp 3,3 triliun akan diberikan kepada pemerintah daerah 10 destinasi prioritas untuk mengganti hilangnya pajak hotel dan restoran yang diputuskan akan berlaku 0 persen.
Tapi, hingga saat ini, belum ada kejelasan kepada pemilik usaha hotel dan restoran. Kabarnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) masih membutuhkan waktu untuk berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tentang wacana pemberian insentif untuk menyelamatkan sektor pariwisata itu.

"Posisi hari ini kami dalam koordinasi dengan Kemenkeu, yang dilakukan tahap awal adalah koordinasi dengan daerah, 36 kabupaten dan kota yang menerima manfaat ini yang diidentifikasi sebagai destinasi wisata terdampak," kata Deputi Bidang Industri dan Investasi Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fadjar Hutomo, dalam jumpa pers di kompleks TVRI, Kamis (12/3/2020).

Selain itu, Fadjar mengatakan bakal berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dengan potensial loss yang akan diterima daerah akibat virus Corona itu. Dia akan berkaca pada performa tahun lalu.

Fadjar juga mengatakan setidaknya sebulan lagi intensif bakal cair. Kemenkeu tengah menggodok mekanisme pemberian insentif.

"Semoga April dijalankan secara temporer, ada masa berlaku yakni enam bulan," ujar Fadjar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar