Rabu, 25 Maret 2020

Curhat Petugas Imigrasi, Layani WNA di Tengah Corona

 Walau telah membatasi layanan paspor, kantor imigrasi tetap beroperasi dengan sistem shift. Hanya, komentar berbeda disampaikan oleh staffnya.
Sebagai lembaga layanan pemerintah di bawah Direktorat Jendral (Ditjen) Imigrasi, staf kantor imigrasi tetap bertugas di tengah pandemi corona. Walau sudah tak melayani permohonan layanan paspor terhitung hari ini, mereka masih berjuang di garda terdepan untuk melayani para WNA yang tertahan di Indonesia.

Seperti diketahui, tak sedikit negara di dunia yang telah menerapkan sistem lockdown dan mengisolasi diri untuk melawan penyebaran virus corona. Tak terkecuali Indonesia, yang telah menutup jalur bagi wisman China, Italia, Iran dan Korsel di bawah arahan Menlu Retno Marsudi Kamis lalu (5/3).

Akibatnya, tak sedikit wisman atau WNA yang nasibnya luntang-lantung di Indonesia. Para WNA yang masa tinggalnya di Indonesia sudah habis pun wajib memperpanjang perihal izin tinggal sementara di kantor imigrasi.

Pada detikcom, Selasa (24/3/2020) salah satu petugas kanim Jakarta Selatan yang tidak mau disebutkan identitasnya mengeluarkan komentarnya terkait situasi terkini yang ia dan teman-temannya rasakan.

Di tengah kondisi pandemi corona seperti sekarang, ia dan sekitar 100 staff lainnya yang bekerja dalam sistem shift masih mendapati para WNI hingga WNA yang berkerumun di kantor.

"Memang WNA yang datang rata-rata itu mengurus Izin Tinggal Keadaan Terpaksa karena tidak bisa kembali ke negaranya. Dan juga kebanyakan perpanjang izin tinggalnya. Tapi seharusnya bisa diatur lebih aman buat semua pihak, supaya tidak rame-rame numplek di kantor begini," ujarnya.

Saat ini, Kanim Jakarta Selatan memang telah mempraktikkan thermo gun hingga menghadirkan hand sanitizer untuk prosedur awal serta social distancing. Hanya saja, kerumunan massa yang cukup banyak seakan membuat prosedur pengamanan itu sia-sia.

Mendapati kondisi di lapangan yang dirasa jauh dari aman, ia dan para staf lain mengaku cukup khawatir. Tak hanya di Kanim Jakarta Selatan, kabarnya kondisi serupa juga terjadi di imigrasi strategis lain seperti di Bali.

"Pagi ini Imigrasi Ngurah Rai juga mengalami hal yang sama. Antrean panjang WNA di sepanjang jalan mau ke Imigrasi Ngurah Rai," pungkasnya.

Mendapati situasi di lapangan, pihak pembuat kebijakan di Ditjen Imigrasi tentu perlu melakukan evaluasi ulang terkait layanan paspor untuk para WNA di lingkungan kantor imigrasi. Setidaknya harus ada protokoler dan pengamanan mumpuni agar para staf dapat bekerja dengan rasa aman di tengah pandemi corona.

Begini Suasana Taman Balekambang Sebelum Tutup karena Corona

Pemkot Solo menutup Taman Balekambang gara-gara merebaknya virus Corona. Begini suasana taman ini sebelum ditutup.

Taman yang berlokasi di Jalan Balekambang No 1, Manahan, Banjarsari, kota Surakarta ini menjadi salah satu wisata keluarga yang murah meriah. Tak ada biaya masuk ke taman, hanya untuk beberapa wahana yang ada di dalam yang pengunjung harus bayar. Misalnya menikmati perahu berkeliling, masuk ke taman kelinci maupun taman reptil.

Taman ini memiliki beberapa fasilitas antara lain open stage, gedung kesenian, taman air Partini, hutan kota Partinah, danau, bale apung, musholla, taman reptil, lokasi outbond, batu asmara, kebun pembibitan dan masih banyak lagi.

Ada sejarah di balik taman Balekambang yaitu awalnya taman ini bernama Partini Tuin dan Partinah Bosch dibangun oelh KGPAA mangkunegoro VII pada 26 Oktober 1921 sebagai tanda cinta kepada kedua putri beliau. Itulah sebabnya di awal taman ini dibagi menjadi 2 area.

Area pertama diberi nama Partini Tuin yang berarti taman air Partini. Partini adalah nama putri tertua KGPAA Mangkunegoro VII. Area kedua diberinama Partinah Bosch yang berarti hutan kota Partinah. Kedua taman inilah yang kemudian dikenal sebagai Taman Balekambang.

Memasuki taman ini, pengunjung akan menemukan suasana hijau dan segar yang berasal dari pepohonan dan rerumputan yang tumbuh subur di sekitar taman. Banyak warga beraktivitas di sini, baik bersama keluarga maupun komunitas. Yang menarik, di taman ini adalah adanya rusa yang berkeliaran bebas.

Rusa-rusa nampak jinak sehingga banyak pengunjung yang memberi makan. Ada penjual sayuran yang bisa dibeli oleh pengunjung untuk memberi makan rusa tersebut. Selain rusa, juga terdapat kera di dekat taman air. Keberadaan kera ini juga tak sebanyak rusa.

Menikmati taman ini biasanya dilakukan warga sekitar saat sore hari. Di tempat ini juga terdapat penjual makanan dan minuman sehingga pengunjung yang haus atau lapar bisa duduk sambil beristirahat. Pada saat-saat tertentu di gedung kesenian maupun panggung terbuka diadakan pementasan seni, tentu menarik ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar