Senin, 30 Maret 2020

Ketika Menara Eiffel Tebarkan Dukungan kepada Pekerja Medis

 Menara Eiffel tak tinggal diam saat wabah virus corona menghantam dunia. Objek wisata favorit di Paris itu memberikan dukungan khusus kepada pekerja medis dan mengampanyekan di rumah saja.
Pesan itu diwujudkan lewat lampu di menara dengan tulisan "Merci" atau terima kasih. Selain itu, seperti dikutip AP, Eiffel menunjukkan deretan huruf dengan "Stay at Home" atau di rumah saja pada Jumat (27/3/2020).

Tampilan itu dimulai pukul 20.00 waktu setempat yang bertepatan dengan momen pemberian tepuk tangan dan dukungan kepada dokter dan perawat. Apresiasi itu diberikan warga dari balkon dan jendela tempat tinggal mereka, karena Prancis sedang menerapkan kebijakan lockdown.

Prancis menjadi salah satu negara dengan warga yang meninggal dunia karena positif terinfeksi virus Corona cukup tinggi, kelima di dunia. Worldmeters mencatat pasien meninggal dunia mencapai 2.314 orang dari 37.575 kasus.

Situasi itu membuat dokter dan perawat menjadi garda terdepan untuk merawat pasien.

Walikota Paris, Anne Hidalgo, mengatakan pertunjukan lampu di Menara Eiffel itu akan berlangsung setiap malam.

Bagi kebanyakan orang, coronavirus awalnya menyebabkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk, kemudian bisa sembuh atau bertambah parah dalam dua hingga tiga minggu.

Menelusuri Momen 17-an di Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus merupakan peristiwa mahapenting bagi bangsa Indonesia. Jejaknya bisa kita jumpai di museum ini.

Sebelum proklamasi itu dibacakan di Jl.Pegangsaan, perumusan naskahnya dilakukan oleh banyak tokoh Indonesia. Perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah seorang tokoh Jepang bernama Laksamana Muda Tadashi Maeda. Rumah itulah yang saat ini bernama Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok) di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.

Bangunan bergaya art deco eropa ini tampak terjaga dengan baik. Meski berdiri sejka tahun 1920-an cat dinding putih bersih dengan pintu dan bingkai jendela berwarna kuning, selalu diperbaharui sebelum perayaan kemerdekaan tanpa menghilangkan keasliannya.

Museum ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dari rumah ini memiliki ruangan-ruangan yang memiliki sejarah penting. Sementara itu, lantai atas berisi benda-benda koleksi museum seperti buku, pita rekaman dan dokumentasi perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia.

Ketika memasuki bangunan ini tampak disebelah kiri merupakan ruang pertemuan. Ruangan ini merupakan tempat diterimanya Ir.Soekarno, Drs.Moh Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo diterima Laksamana Muda Maeda. Ketiga tokoh ini tiba pukul 22.00 sekembali dari Rengasdengklok.

Di sebelahnya terdapat ruangan yang lebih luas yaitu ruangan perumusan. Di sinilah konsep naskah proklamasi dirumuskan oleh ketiga tokoh penting tersebut. Patung ketiganya pun terlihat sedang mendiskusikan isi naskah. Di salah satu dinding nampak gambar naskah yang masih dalam bentuk tulisan tangan dari Ir.Soekarno.

Beranjak keruangan besar lainnya, ruangan pengesahan. Ruangan ini merupakan ruang dimana naskah proklamasi disetujui oleh hadirin yang terdiri dari 40-50 orang. Dapat dilihat gambar naskah yang sudah diketik dan atas nama bangsa Indonesia ditandatangani Ir.Siekarno serta Moh.Hatta. Kita juga bisa melihat foto dari 50 orang yang hadir dalam ruangan tersebut.

Sebelum menelusuri tangga ke lantai atas, kita biaa menemui sebuah ruangan kecil dibawah tangga. Ruangan ini menjadi saksi naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dan didampingi oleh BM Diah. Kejadian tersebut diabadikan dalam bentuk patung keduanya.

Di lantai atas masih dengan dinding bercat putih dan pintu serta bingkai jendela berwarna kuning. Dindingnya penuh dengan gambar-gambar yang menunjukkan perjuangan bangsa Indonesia. Pertemuan para tokoh penting di dalam dan luar negeri, pertemuan Bung Karno dan Jendral Sudirman, sejarah agresi militer Belanda dan peristiwa penting lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar