- Facebook belum kapok membuat perangkat mobile dan disebut tengah menggarap sebuah smartwatch berbasis Android yang kabarnya bakal dirilis pada 2022.
Perangkat tersebut disebut bakal berbasis Android, namun belum diketahui apakah akan menjalankan Wear OS saat nanti dirilis. Pasalnya Facebook juga tengah membangun sistem operasi untuk perangkat tersebut.
Smartwatch Facebook itu bakal punya fitur messaging, health, dan fitness, dan bakal digabungkan dengan sistem virtual reality di Oculus serta perangkat video chat Portal, untuk memperluas ekosistem perangkat mobile Facebook.
Facebook pun tengah menggarap kacamata pintar bersama Ray-Ban, dan juga tengah menggarap penelitian augmented reality bernama Project Aria, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Minggu (14/2/2021).
Facebook memang masih berambisi menggarap bisnis perangkat kerasnya. Mereka punya lebih dari 6000 pegawai di divisi ini, menggarap bermacam perangkat seperti augmented dan virtual reality sebagai bagian dari divisi Oculus dan Portal.
Mereka juga punya bermacam eksperimen yang ada di bawah naungan divisi Facebook Reality Labs. Namun baru kali ini Facebook menunjukkan ketertarikannya pada sektor health dan fitness.
Pada 2019 lalu Facebook juga mengakuisisi CTRL-Labs, yang spesialisasinya menggarap mekanisme input wireless. Mereka punya teknologi yang bisa mengirimkan sinyal elektrik dari otak ke perangkat komputasi.
Artinya, kebutuhan akan perangkat layar sentuh atau bahkan tombol fisik nantinya tak diperlukan lagi untuk mengontrol sebuah perangkat. Intellectual property (IP) dari CTRL-Labs diharapkan bisa dipakai di bermacam perangkat wearable yang nantinya dibuat Facebook.
Facebook sebenarnya sudah pernah menggarap perangkat mobile, yaitu Facebook Phone yang digarap bersama HTC. Namun ponsel bernama HTC First itu gagal dan tak laku.
HTC First menjalankan OS Android namun dengan antarmuka Facebook Home. Namun antarmuka ini dikeluhkan karena menyedot baterai secara berlebihan. Ditambah lagi, antarmuka itu juga menylitkan pengguna saat akan memakai aplikasi dan layanan Android lainnya.
https://tendabiru21.net/movies/revenge-3/
Awas Hacker dan Malware di Balik Aplikasi Kencan
Aplikasi kencan mungkin bisa menjadi solusi untuk mencari teman atau pasangan. Namun, Anda harus tetap waspada akan ancaman hacker dan malware di balik aplikasi semacam ini.
Salah satu aspek berbahaya dari aplikasi semacam ini adalah ancaman data pribadi penggunanya, alias privasi data pengguna. Hal ini pernah terjadi pada awal 2020, di mana ada 70 ribu foto perempuan pengguna Tinder disebar di forum kejahatan siber.
Kejadian semacam ini tentulah merugikan pengguna, baik dalam hal pelanggaran privasi maupun ancaman kejahatan yang bisa datang setelahnya. Saat itu, ada hampir 16 ribu foto pengguna Tinder beredar di sebuah situs pertukaran malware.
"Data seperti ini biasanya menarik para penipu, digunakan sebagai koleksi akun palsu untuk meyakinkan korban di platform lain," ujar Aaron DeVera, peneliti di Cybersecurity White Ops.
"Stalker biasanya pakai cara yang lebih tertarget, dalam upaya untuk menambah koleksi data yang digunakan secara individu," sambungnya.
Devera mengatakan kepada Gizmodo seperti dilihat, Minggu (14/2/2021) bahwa foto-foto tersebut itu dikaitkan dengan file teks yang berisi sekitar 16.000 ID pengguna Tinder. Untuk sementara, mengubah kata sandi akun dapat menjadi langkah awal untuk melindungi privasi pengguna Tinder.
Pintu gerbang malware
Aplikasi semacam Tinder bisa jadi pintu masuk malware yang bisa mengancam keamanan negara. Ya, ini adalah hal yang mungkin terjadi, atau tepatnya sudah pernah terjadi sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar