Upaya vaksinasi untuk memutus rantai penularan COVID-19 telah dimulai di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Vaksin COVID-19 saat ini sedang diberikan kepada pekerja garis depan seperti dokter, perawat, dilanjutkan dengan lansia, petugas pelayanan publik, kemudian masyarakat umum.
Dengan dimulainya vaksinasi, orang memiliki banyak pertanyaan dan kekhawatiran tentang mendapatkan vaksin.
Sama seperti kebanyakan vaksin, vaksin virus Corona disuntikkan di lengan atas. Sebagian besar vaksin yang telah disetujui hingga saat ini adalah vaksin dua dosis, di mana dosis kedua diberikan sekitar 14 hari setelah suntikan yang pertama.
Vaksin cenderung memiliki efek samping tertentu yang mungkin sedikit tidak menyenangkan untuk ditangani. Efek samping paling umum dialami orang, dan juga sering terlihat dengan vaksin COVID-19 adalah nyeri otot dan nyeri di tempat suntikan.
Beberapa orang mengalami rasa sakit sehingga mereka tidak dapat menggerakkan tangan selama berjam-jam atau berhari-hari. Inilah salah satu alasan mengapa orang-orang ingin tahu tentang pemilihan lengan untuk mendapatkan vaksin.
Sebenarnya, Anda dapat memilih sendiri lengan tempat suntikan. Tidak ada pilihan benar atau salah dalam memilih lengan.
Tetapi karena rasa sakit tetap ada selama satu atau dua hari setelah vaksinasi, yang terbaik adalah memilih lengan yang tidak dominan, yang merupakan lengan kiri bagi kebanyakan orang. Jika Anda kidal, Anda bisa mendapatkan vaksin di lengan kanan.
"Jika Anda khawatir tentang hal itu dan tangan Anda yang lebih dominan, ya tidak ada salahnya meletakkannya di lengan yang lain, untuk berjaga-jaga," kata Presiden Asosiasi Medis Arizona, Dr Ross Goldberg, dikutip dari ABC15.
Sebaliknya, ada beberapa orang yang merasa nyeri di lengan berkurang dengan gerakan sehingga mereka memilih lengan dominan untuk mendapatkan vaksin dan meredakan nyeri dengan cepat.
Gerakan lengan yang terus menerus dapat meningkatkan aliran darah di area yang terkena dan membantu meredakan nyeri dan nyeri setelah vaksinasi.
https://kamumovie28.com/movies/temptation-of-mother-in-law/
Pemakai Kacamata Disebut 3 Kali Lebih Terlindungi dari COVID-19, Ini Sebabnya
Sebuah penelitian menyebut, orang yang menggunakan kacamata membuat seseorang tiga kali lebih kecil risikonya tertular virus Corona COVID-19.
Dikutip dari laman The Sun, peneliti menemukan orang yang memakai kacamata lebih jarang menggosok dan menyentuh mata.
Menurut laporan yang diterbitkan di India, orang bisa menyentuh wajah mereka 23 kali dalam satu jam dan matanya 3 kali dalam satu jam.
"Penularan terjadi dengan menyentuh wajah, hidung, mulut dan mata. Menyentuh hidung dan mulut berkurang secara signifikan saat memakai masker. Tapi, pemakaian masker tidak melindungi dan mencegah seseorang menyentuh mata," jelas peneliti utama Amit Kumat Saxena.
Amit Kumar juga menjelaskan bahwa menyentuh dan menggosok mata menggunakan tangan yang terkontaminasi akan meningkatkan risiko infeksi virus Corona COVID-19.
Karena itu, risiko terinfeksi virus Corona melalui mata 3 kali lebih kecil pada orang yang memakai kacamata.
"Risiko yang lebih kecil ini karena mereka jarang menyentuh mata ketika memakai kacamata. Pemakaian kacamata juga telah dibuktikan mampu mengurangi kebiasaan menyentuh mata secara signifikan," jelasnya.
Faktor lain yang memicu penularan virus Corona COVID-19 termasuk jenis kelamin. Para ahli telah mengatakan bahwa virus corona menimbulkan ancaman khusus pada pria.
Selain itu, orang dewasa yang lebih tua atau usia 60 tahun ke atas juga cenderung sakit parah akibat virus Corona. Para ilmuwan menemukan bahwa mereka yang meninggal karena virus Corona COVID-19 rata-rata berusia 65,8 tahun.
Bahkan orang dengan obesitas atau kelebihan berat badan juga termasuk kategori orang yang berisiko tinggi terinfeksi dan menderita parah akibat virus Corona COVID-19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar