Media sosial sedang dibuat heboh oleh influencer Andrea Gunawan yang viral karena punya kriteria suami dengan gaji minimal Rp 250 juta. Di samping kestabilan finansial memang diperlukan, ada poin-poin penting yang wajib dipikirkan dengan matang sebelum memutuskan menikah.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, SpOG menjelaskan, aspek materi tidak seharusnya menjadi pertimbangan utama sebelum memutuskan menikah. Pasalnya, kondisi finansial bisa berubah seiring berlangsungnya rumah tangga.
Keterikatan emosional, menurut dr Hasto tidak kalah penting. Dengan ikatan emosi yang kuat sebagai pondasi rumah tangga, hubungan suami-istri idealnya bisa bertahan meski harus menghadapi masalah finansial.
"Salah satu unsur utama ketentraman adalah saling mencintai dan penuh pengertian suami-istri. Cinta dan pengertian yang tulus justru jauh dari pamrih materi. Ingat, cinta itu butuh perjuangan yang sifatnya nonmaterial, tapi ketulusan saling memaklumi, " terangnya saat dihubungi detikcom, Selasa (16/2/2021).
Menurut dr Hasto, kesiapan materiil normal memang perlu jadi pertimbangan sebelum menikah. Pasalnya, kematangan finansial bisa memengaruhi terpenuhinya kebutuhan hidup. Namun, kekayaan materi bukanlah prioritas utama dalam pertimbangan sebelum menikah.
Lantas, apa saja yang perlu dipertimbangkan saat memilih pasangan hidup dan memutuskan untuk menikah? Berikut di antaranya menurut Kepala BKKBN:
Calon suami dan istri sama-sama memiliki komitmen, kepercayaan, dan keimanan yang baik kepada Tuhan sebagai payung ikatan cinta kasih dan sayang mereka.
Calon mempunyai "bobot seimbang" dengan tujuan, suami-istri akan lebih mudah membangun visi berkeluarga dibandingkan pasangan dengan latar belakang ekonomi yang jauh berbeda.
Kesehatan pasangan karena kondisi kesehatan ayah atau ibu bisa memengaruhi lahirnya keturunan yang normal. Banyak kasus anak mengidap penyakit keturunan. Walhasil, 'bakat' penyakit dari calon suami atau istri harus dikenali seperti asma, diabetes, atau alergi.
https://indomovie28.net/movies/pizza-dare-2/
Tes Makin Drop, Positivity Rate COVID-19 Indonesia Kian Jauh dari Standar WHO
Kasus infeksi COVID-19 di Indonesia masih terus bertambah setiap harinya. Pemerintah melaporkan penambahan 10.029 kasus baru COVID-19 pada hari Selasa (16/2/2021) sehingga total pasien terkonfirmasi saat ini adalah 1.233.959 pasien.
Jika dilihat dari jumlah kasus konfirmasi per hari ini, angkanya terlihat menurun. Hanya saja, pemeriksaan spesimen juga mengalami penurunan dibandingkan hari-hari biasanya.
Per Selasa (16/2/2021) jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 28.167 dan menghasilkan kasus positif 10.029 orang dan menjadikan angka positivity rate di Indonesia sebesar 35,60 persen.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angka ideal positivity rate COVID-19 maksimal 5 persen. Artinya, per hari ini, angka positivity rate Indonesia tujuh kali lipat lebih tinggi dari standar WHO.
Positivity rate adalah persentase jumlah kasus positif COVID-19 dengan membadungkan jumlah tes dengan orang yang positif. Positivity rate dihitung dari kasus positif COVID-19 dibagi jumlah orang yang diperiksa, kemudian dikali 100 persen.
Berikut data positivity rate di Indonesia sepekan terakhir:
16 Februari
Jumlah spesimen: 28.167
Konfirmasi positif: 10.029
Positivity rate: 35,60 persen
15 Februari
Jumlah spesimen: 26.379
Konfirmasi positif: 6.462
Positivity rate: 24,49 persen
14 Februari
Jumlah spesimen: 35.849
Konfirmasi positif: 6.765
Positivity rate: 18,87 persen
13 Februari
Jumlah spesimen: 37.816
Konfirmasi positif: 8.844
Positivity rate: 23,38 persen
12 Februari
Jumlah spesimen: 53.957
Konfirmasi positif: 9.869
Positivity rate: 18,29 persen
11 Februari
Jumlah spesimen: 71.511
Konfirmasi positif: 8.435
Positivity rate: 11,79 persen
10 Februari
Jumlah spesimen: 70.312
Konfirmasi positif: 8.776
Positivity rate: 12,48 persen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar