Beberapa pakar sebelumnya menyebut COVID-19 akan berakhir empat hingga lima tahun ke depan berkaitan dengan cakupan vaksinasi. Namun, direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa menyebut Corona bisa saja usai di awal 2022.
"Skenario terburuk pandemi telah berakhir," sebut Hans Kluge saat berbincang dengan lembaga penyiaran DR, Denmark.
Dikutip dari Anadolu Agency, Kluge meyakini, meskipun mutasi COVID-19 terus dilaporkan di sejumlah negara, tampaknya tak berpengaruh pada vaksin Corona yang tengah dikembangkan.
Menurutnya, di tahun 2021, negara-negara sudah lebih mudah mengatasi pandemi COVID-19, tak seperti awal tahun saat informasi soal COVID-19 masih serba terbatas lantaran COVID-19 adalah penyakit baru.
"COVID-19 masih akan mewabah pada tahun 2021, tetapi akan lebih mudah dikelola daripada tahun 2020," jelas Hans.
Di sisi lain, Kluge menilai pembatasan-pembatasan COVID-19 sudah bisa dicabut di awal 2022. Hal ini dikarenakan meski varian baru Corona sudah menyebar ke banyak negara, Corona dinilai tak akan mungkin di luar kendali hanya karena mutasi.
Terkecuali, bagi mereka yang fasilitas kesehatannya sudah 'tertekan' karena COVID-19, negara tersebut perlu terus mewaspadai mutasi Corona yang ditemukan.
"Mutasi tidak akan membuat virus di luar kendali tetapi mencatat bahwa negara-negara yang sistem perawatan kesehatannya sudah di bawah tekanan dapat berada di bawah tekanan yang lebih besar, sehingga perlu untuk menanggapi mutasi dengan sangat serius," bebernya.
Kluge menambahkan, WHO kini terus memantau efektivitas vaksin Corona untuk melawan COVID-19 terkait mutasi Corona yang diyakini lebih menular.
https://kamumovie28.com/movies/the-man-from-u-n-c-l-e/
GeNose Pendeteksi COVID-19 Bisa Bantu Pulihkan Mobilitas Masyarakat
Alat screening COVID-19 buatan anak bangsa, GeNose C19, diharapkan bisa membantu memulihkan sektor pariwisata yang dihantam pandemi, dan mobilitas masyarakat pada umumnya.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyebutkan, pariwisata jadi salah satu sektor yang paling terpukul karena adanya pandemi COVID-19.
"Pariwisata punya dampak pengganda luar biasa karena punya keterkaitan dengan banyak sektor. Boleh dibilang hampir semua aspek perekonomian akan terpengaruh," kata Bambang saat peluncuran GeNose C19 di Hotel Raffles, Jakarta yang disiarkan secara virtual, Jumat (19/2/2021).
Karenanya, Bambang berharap penggunaan GeNose C19 di lingkungan Kemenparekraf dan kemudian semakin meluas, dapat mendorong kebangkitan kembali sektor pariwisata.
"Kita ingin sektor pariwisata menggunakan GeNose untuk menghidupkan lagi sektor pariwisata. Saya selalu mengatakan, tujuan GeNose adalah mencegah ada orang yang positif (COVID-19) di antara kita. Harapannya agar tidak terlalu khawatir karena sudah terseleksi sehingga pelan-pelan mulai timbul kepercayaan sehingga pariwisata kita bergerak lagi," ujarnya.
Dijelaskan Bambang, metode GeNose C19 masuk dalam kategori screening atau penyaringan COVID-19. Ia menegaskan, metode ini tidak mengganti swab test PCR yang memiliki fungsi mendiagnosis seseorang terjangkit COVID-19.
Bambang juga mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan karena bagaimanapun, proses vaksinasi untuk mencapai kekebalan kawanan (herd immunity) masih perlu proses. Dalam situasi ini, GeNose paling tidak dapat membantu mendukung kegiatan yang harus dilakukan secara fisik agar lebih lancar dan mengurangi kekhawatiran.
"Semoga lebih banyak pihak, dari luar negeri juga bisa melihat bagaimana GeNose ini bisa bermanfaat. Betapa powerful-nya potensi GeNose ini dalam memulihkan tak hanya pariwisata, tetapi juga mobilitas masyarakat secara umum. Harapannya GeNose bisa membantu memulai upaya pemulihan mobilitas dan ekonomi," ujar Bambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar