Meski belum ada detail jumlah vaksin Corona yang disediakan untuk program mandiri, Kementerian Kesehatan memastikan jenis vaksin Corona untuk program mandiri berbeda dengan yang digunakan pada vaksinasi program pemerintah.
Juru bicara dr Siti Nadia Tarmizi menyebut program vaksinasi mandiri nantinya akan membantu pemerintah dalam mempercepat vaksinasi. Ia mengklaim, vaksinasi program pemerintah yang berjalan pun tak akan terganggu dengan adanya program mandiri.
"Di dalam vaksin gotong royong (mandiri) vaksinnya harus berbeda dari alokasi yang memang sudah ditentukan oleh pemerintah, jadi on top 18,5 juta. Dan jelas vaksinnya harus vaksin yang merek dan jenisnya berbeda dari yang digunakan pada program pemerintah," kata juru bicara vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi dalam webinar online Kamis (18/2/2021).
Menurut Nadia, vaksinasi program mandiri juga membantu penanganan COVID-19 yang kerap memicu klaster-klaster besar, seperti di perkantoran. Mereka yang menjalani program mandiri merupakan perusahaan padat karya.
"Jadi ini tentunya sangat membantu dalam penyelesaian sebuah klaster apalagi kita tahu kalau perusahaan dan buruh padat karya ini kan transmisinya sangat gampang terjadi," sebut Nadia.
"Bahkan bisa ribuan yang positif dan tentunya kadang-kadang penanganannya akan sangat sulit," lanjutnya.
Sementara itu, Nadia menyebut dari 12 ribu fasilitas nonkesehatan seperti klinik, hanya ada 4 ribu yang tercatat digunakan untuk tempat vaksinasi COVID-19 program pemerintah.
"Vaksin gotong royong tidak boleh menggunakan RS, puskesmas, klinik yang sudah ditunjuk sebagai faskes vaksinasi pemerintah," sebut Nadia.
Adapun total jumlah vaksinasi program mandiri menurut Nadia, diestimasikan tak lebih dari 2 juta. Meski begitu, angka ini masih perkiraan.
"Saya rasa jumlahnya juga tidak akan sebesar target pemerintah 181,5 juta. Swasta itu paling coveragenya mungkin tidak akan lebih dua juta saya rasa," pungkasnya.
https://kamumovie28.com/movies/the-big-grasshopper/
Waspada! 4 Penyakit Ini Sering Menyerang di Musim Hujan
Akhir-akhir ini curah hujan cukup tinggi. Kondisi cuaca yang lembab dan dingin kerap membuat tubuh menjadi mudah sakit. Oleh karena itu, selain menyiapkan payung dan jas hujan, pastikan tubuh tetap fit juga menjadi hal yang penting dilakukan. Kamu perlu tahu berikut empat penyakit yang sering menyerang tubuh saat musim hujan.
1. DBD
Genangan air yang terjebak di kaleng bekas dan plastik bekas saat musim hujan menjadi tempat favorit nyamuk untuk berkembang biak. Hal inilah yang menyebabkan penyakit DBD menjadi penyakit yang sering datang saat musim hujan. Untuk mencegahnya, jagalah lingkungan dengan 3M agar tetap bersih dan bebas sampah sehingga tak ada lagi air yang tergenang.
2. Diare
Diare juga menjadi penyakit yang sering muncul saat musim hujan. Sebab, air hujan dapat menyapu materi feses dan kotoran yang tertumpuk di dalam tanah sehingga membuat sumber air di sekitarnya menjadi tercemar.
3. Leptospirosis
Leptospirosis yaitu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini biasanya disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri tersebut, termasuk tikus. Penyebaran leptospirosis biasanya disebabkan karena genangan banjir yang membawa kencing tikus serta beberapa jenis hewan lain seperti sapi, anjing atau babi.
4. Flu dan Batuk
Flu dan batuk rasanya menjadi paket lengkap penyakit yang pasti ada di musim hujan. Flu dan batuk biasanya disebabkan oleh virus dan menyerang pada orang yang daya tahan tubuhnya kurang bagus akibat cuaca yang lembab dan sering berubah-ubah saat musim hujan.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga daya tahan tubuh di musim hujan, terlebih di masa pandemi seperti sekarang. Untuk menjaga daya tahan tubuh, kamu bisa makan makanan bergizi seimbang, diiringi dengan olahraga teratur agar tubuh tetap bugar.
Kamu juga bisa mengonsumsi tambahan suplemen vitamin C untuk meningkatkan sistem kekebalan untuk melindungi diri dari paparan virus.
https://kamumovie28.com/movies/the-grasshopper-and-the-ants/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar