Selasa, 23 Februari 2021

Pemakai Kacamata Disebut 3 Kali Lebih Terlindungi dari COVID-19, Ini Sebabnya

 Sebuah penelitian menyebut, orang yang menggunakan kacamata membuat seseorang tiga kali lebih kecil risikonya tertular virus Corona COVID-19.

Dikutip dari laman The Sun, peneliti menemukan orang yang memakai kacamata lebih jarang menggosok dan menyentuh mata.


Menurut laporan yang diterbitkan di India, orang bisa menyentuh wajah mereka 23 kali dalam satu jam dan matanya 3 kali dalam satu jam.


"Penularan terjadi dengan menyentuh wajah, hidung, mulut dan mata. Menyentuh hidung dan mulut berkurang secara signifikan saat memakai masker. Tapi, pemakaian masker tidak melindungi dan mencegah seseorang menyentuh mata," jelas peneliti utama Amit Kumat Saxena.


Amit Kumar juga menjelaskan bahwa menyentuh dan menggosok mata menggunakan tangan yang terkontaminasi akan meningkatkan risiko infeksi virus Corona COVID-19.


Karena itu, risiko terinfeksi virus Corona melalui mata 3 kali lebih kecil pada orang yang memakai kacamata.


"Risiko yang lebih kecil ini karena mereka jarang menyentuh mata ketika memakai kacamata. Pemakaian kacamata juga telah dibuktikan mampu mengurangi kebiasaan menyentuh mata secara signifikan," jelasnya.


Faktor lain yang memicu penularan virus Corona COVID-19 termasuk jenis kelamin. Para ahli telah mengatakan bahwa virus corona menimbulkan ancaman khusus pada pria.


Selain itu, orang dewasa yang lebih tua atau usia 60 tahun ke atas juga cenderung sakit parah akibat virus Corona. Para ilmuwan menemukan bahwa mereka yang meninggal karena virus Corona COVID-19 rata-rata berusia 65,8 tahun.


Bahkan orang dengan obesitas atau kelebihan berat badan juga termasuk kategori orang yang berisiko tinggi terinfeksi dan menderita parah akibat virus Corona COVID-19.

https://kamumovie28.com/movies/the-finest-hours/


Satu Dosis Vaksin Pfizer Efektif Cegah Penularan COVID-19 Hingga 72 Persen


Penelitian terbaru dari Inggris menemukan bahwa jenis vaksin COVID-19 Pfizer keluaran BioNtech memiliki potensi tinggi untuk melindungi tubuh dari penularan virus dengan potensi hingga 72 persen. Kini, Inggris tengah fokus untuk memperluas vaksinasi dosis 1.

Penelitian ini dilakukan oleh Public Health England (PHE) kepada pekerja kesehatan berusia di bawah 65 tahun. Pekerja yang telah menerima vaksin kemudian diminta untuk melakukan tes PCR setiap 2 minggu sekali dan cek kesehatan untuk melihat risiko asimptomatik.


"Secara keseluruhan, kami menemukan efek yang sangat kuat untuk mengurangi risiko apa pun, tanpa gejala (asimptomatik) dan dengan gejala (simptomatik)," terang strategic response director di PHE, Dr Susan Hopkins, dilansir CNN, Selasa (23/2/2021).


Sedangkan untuk orang-orang yang menerima dosis kedua vaksin, disebut memiliki potensi terlindungi dari infeksi hingga 85 persen.


Lewat penelitiannya, PHE turut mengemukakan bahwa satu dosis vaksin Pfizer pada lansia memiliki tingkat efektivitas 57 persen setelah penyuntikan dosis pertama. Namun setelah suntikan dosis kedua dengan sela waktu 4 minggu dari penyuntikan pertama, efektivitas meningkat menjadi 80 persen.


Sebelumnya, sejumlah penelitian menunjukan bahwa fungsi vaksin adalah mengurangi risiko kematian pada orang yang terinfeksi virus COVID-19. Atau setidaknya, mengurangi risiko harus dirawat di rumah sakit.


"Pertanda baiknya adalah secara keseluruhan, kita mulai melihat penurunan rawat inap dan kematian karena vaksinasi," ujar kepala imunisasi di PHE, Dr Mary Ramsay.


Namun dengan temuan barunya, PHE memprediksi vaksin Pfizer bisa melindungi orang dari risiko penyakit yang lebih parah hingga 57 persen setelah suntikan dosis pertama.


Dengan begitu, Inggris kini memfokuskan pemberian vaksin dosis 1 untuk sebanyak mungkin orang, dengan prioritas orang-orang berisiko tertular tinggi.

https://kamumovie28.com/movies/the-haunting-of-alice-d/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar