Usai menikah dan melahirkan, wanita sering kali dihadapi dengan berat badan yang terus meningkat. Salah satu yang menjadi tanda seorang ibu kelebihan berat badan adalah kesulitan tidur. Hal ini disebabkan karena berat badan berlebih mengakibatkan sulit bernapas.
Seorang wanita berusia 44 tahun bernama Ayi Yuliani ternyata merupakan salah satu wanita yang mengalami hal tersebut. Ia kerap merasa sesak dan sulit bernapas saat beraktivitas, seperti saat berjalan, berbicara, dan saat akan tidur.
Oleh sebab itu, Ayi memutuskan untuk mulai melakukan program diet guna menurunkan berat badannya.
"Awalnya mulai ngerasa udah nggak nyaman banget, gampang capek. Jangankan dibuat jalan, untuk ngomong aja udah ngos-ngosan. Kadang suka ngerasa nyesek padahal pulang kerja badan udah capek. Tapi pas mau istirahat tidur malah susah tidur karena sesak," kata Ayi, dikutip dari HaiBunda.
Jika ia mulai merasa sesak, Ayi sering kali meminta sang suami untuk memijit serta memukul pelan punggungnya agar terasa lebih lega. Tak hanya merasa sesak, Ayi turut menyadari bahwa pakaian yang ia kenakan mulai terasa tidak ada yang cocok.
"Kalo lagi ngaca kok kayaknya apa yang dipakai nggak ada yang pantas sama aku. Dan kalau salat terutama tahiyat akhir itu susah banget," katanya.
Lebih lanjut, Ayi bercerita bahwa dirinya pernah melakukan diet setelah kelahiran anak keduanya. Diet yang ia terapkan adalah dengan tidak mengonsumsi nasi dan hanya memakan rebus-rebusan. Namun, Ayi justru jatuh sakit dan sempat mengalami transfusi darah.
Menyadari bahwa cara dietnya salah, Ayi kemudian mulai melihat tips diet dari kanal YouTube milik Shanty Danty. Ia kemudian mulai mengubah pola hidupnya serta mengatur jam makan, porsi, dan jenis makanan yang akan dikonsumsi.
Dalam waktu 3 bulan, wanita yang bekerja sebagai HR Admin Operation ini akhirnya sukses memangkas berat badannya hingga belasan kilogram.
"Turun sekitar 17 hingga 18 kg. Malah terakhir nimbang saat berhenti diet sempat turun 19 kg. Awal 76 kg, mungkin bisa lebih karena aku musuhan banget sama timbangan." ungkapnya.
Meski kini tak lagi menjalani program diet ketat, Ayi mengatakan bahwa dirinya masih sesekali menerapkan pola diet yang sebelumnya ia lakukan. Selain itu, ia juga masih tetap berjalan santai minimal 45 menit setiap harinya.
"Setelah rest diet selama 4 hari hingga satu minggu, terkadang aku sesekali masih melakukan diet agar badan tetap enak," tutur Ayi.
Menurut Ayi, saat menjalani diet, dibutuhkan niat yang kuat serta konsisten dan jangan terpaku pada keinginan untuk kurus, melainkan untuk kesehatan.
"Diet itu yang penting bikin badan lebih sehat. Kalau jadi kurus ya itu bonus," katanya.
Lalu, menu makanan seperti apa, sih, yang dikonsumsi oleh Ayi?
https://cinemamovie28.com/movies/assassins-creed/
Asupan Vitamin untuk COVID-19 Gejala Ringan, Sedang, dan Berat
Selain obat, pasien juga butuh mengonsumsi vitamin untuk COVID-19 gejala ringan, sedang, dan berat. Pasien Corona dianjurkan mengonsumsi vitamin untuk mempercepat pemulihan mereka.
Vitamin berfungsi untuk untuk meningkatkan kekebalan tubuh yang sangat dibutuhkan dalam melawan infeksi virus corona. Selain itu, vitamin juga mengandung antioksidan yang dapat menyembuhkan dan mencegah peradangan.
Berikut daftar vitamin untuk COVID-19 gejala ringan, sedang, dan berat, dikutip dari Pedoman Tata Laksana COVID-19 Edisi 3.
1. Pasien COVID-19 Tanpa Gejala
Vitamin C, dengan pilihan:
Tablet vitamin C non acidic 500mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
Multivitamin yang mengandung Vitamin C 1-2 tablet/24 jam (selama 30 hari)
Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C, B, E, Zink.
Vitamin D
Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
Obat 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunya 5000 IU.
2. Pasien COVID-19 Gejala Ringan
Pemberian vitamin untuk COVID-19 gejala ringan adalah Vitamin C, dengan pilihan:
Tablet vitamin C non acidic 500mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
Multivitamin yang mengandung Vitamin C 1-2 tablet/24 jam (selama 30 hari)
Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C, B, E, Zink.
Vitamin D
Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
Obat 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunya 5000 IU.
3. Pasien COVID-19 Gejala Sedang dan berat
Pemberian vitamin diberikan melalui suntikan intravena selama perawatan di rumah sakit.
Sementara pasien COVID-19 gejala berat sudah membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Pemberian vitamin dilakukan dengan suntikan intravena sesuai anjuran dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar